Ganti Background Blog Ini!





Get Widget




Senin, 02 April 2012

rangkuman Pengantar Pendidikan

RANGKUMAN

Pengantar pendidikan
 


 
  Di susun oleh :
                          Nama  : asrawati asri
                          Nim      : 10540 6527 11
                                        No. Urut 14

Kelas : I.D

Dosen Pembimbing : Drs.H.m. arsyad, M.PD.I

JURUSAN PGSD S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2011/2012


BAB 1
APAKAH PENDIDIKAN: PENGERTIAN
MAHA LUAS, SEMPIT, DAN LUAS
TERBATAS

A.    DEFINISI MAHA LUAS
1.      Pendidikan adalah hidup, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
2.      Karakteristik khusus
a.       Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan.
b.      Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup.
c.       Bentuk kegiatan. Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja sampai dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pangalaman balajar dalam hidup.
d.      Tujuan. Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar. Tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan. Tujuan pendidikan adalah tidak terbatas. Tujuan pendidikan adalah sama dengan tujuan hidup.
3.      Pendukung. Kaum Humanis Romantik.
a.       Kaum humanis romantic (seperti : john holt, William glasser, jonathan kozol, dan sebagainya), dan kaum pragmatic ( seperti : john dewey, William heard Kilpatrick, dan sebagainya) cenderung mendefinisikan pendidikan dalam arti maha luas, dan mengecam praktek pendidikan di sekolah yang diselenggarakan dalam zamannya, karena di sekolah berlangsung dehumanisasi, yaitu proses pengikisan martabat kemanusiaan. sekolah terasing dari kehidupan nyata. Hubungan guru dan murid adalah otoriter, sehingga kurang berlangsung perkembangan individu secara optimal.
b.      Kecaman yang radikal datang dari ivan illich, yang dituangkan dalam deschooling society (masyarakat tanpa sekolah). Ivan illich terang-terangan mengutuk pendidikan dalam bentuk sekolah karena dia yakin bahwa sekolah dengan sendirinya tidak memadai, dan hanya mendorong kepada mengasingkan siswa dari hidup. dan dia juga yakin bahwa tujuan peniadaan sekolah dalam masyarakat akan menjamin siswa dapat memperoleh kebebasan dalam belajar, tanpa harus memperjuangkan untuk memperolehnya dari masyarakat. Ivan illich berpendapat bahwa sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan, yaitu: (1) memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat; (2) memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dapat dengan mudah untuk melakukannya,demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya; (3) menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.

B.     DEFINISI SEMPIT
1.      Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
2.      Karakteristik khusus
a.       Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu masa anak dan remaja.
b.      Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan. Secara teknis pendidikan berlangsung di kelas.
c.       Bentuk kegiatan. Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum. Kegiatan pendidikan lebih berorientasi pada kegiatan guru sehingga guru mempunyai peranan yang sentral dan menentukan. Kegiatan pendidikan terjadwal, tertentu waktu dan tempatnya.
d.      Tujuan. Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar. Tujuan pendidikan terbatas pada pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu. Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan hidup.
3.      Pendukung. Kaum behavioris.
a.       Kaum behavioris (misalnya: B. Watson, B.F.Skinner, lester frank ward, dan sebagainya) cenderung mendefinisikan pendidikan dalam arti sempit. Mereka mempunyai pandangan yang optimis terhadap peranan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan, dan pesimis atau meragukan peranan pendidikan dalam bentuk-bentuk pengalaman belajar dalam hidup yang tidak dilembagakan. Ada tiga prinsip utama yang mendasari sekolah dalam menyelenggarakan proses rekayasa pengubahan tingkah laku,yaitu: (1) pembentukan pola tingkah laku seseorang sangat kuat dipengaruhi lingkungan; (2) pendidikan di sekolah merupakan rekayasa perubahan tingkah laku yang terprogram secara cermat; dan (3) masa depan sekolah sebagai lembaga rekayasa pola tingkah laku yang terprogram adalah cerah karena mempunyai peranan yang besar dalam mencapai kemajuan.
b.      Optimisme kaum behaviorisme terhadap keberadaan dan peranan sekolah dalam masyarakat modern tidak terlepas dari optimisme yang kuat terhadap ilmu dan teknologi di dalam membangun masyarakat modern.

C.     DEFINISI ALTERNATIF ATAU LUAS TERBATAS
1.      Pendidikan adalah uasaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Pendidikan adalah pengalaman hidup terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.
2.      Karakteristik khusus
a.       Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup, yang kegiatan-kegiatannya tidak berlangsung sembarang, tetapi pada saat-saat tertentu.
b.      Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam sebagian dari lingkungan hidup. pendidikan hanya berlangsung dalam lingkungan hidup kultural.
c.       Bentuk kegiatan. Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal, informal, dan non-formal. Kegiatan pendidikan dapat  berbentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan. Kegiatan pendidikan berbentuk kegiatan belajar mengajar.
d.      Tujuan. Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi secara optimal dengan tujuan sosial yang bersifat manusia seutuhnya yang dapat memainkan peranannya sebagai warga dalam lingkungan persekutuan hidup dan kelompok sosial. Tujuan pendidikan adalah sebagian dari tujuan hidup, yang bersifat menunjang terhadap pencapaian tujuan-tujuan hidup.
3.      Pendukung. Kaum humanis realistik dan realisme kritis.
a.       Kaum humanis realistik (misalnya Edgar faure, felipe Herrera, dan sebagainya) dan juga kaum realisme kritis (stella van petten Henderson, dan sebagainya) cenderung mengambil jalan tengah dari definisi pendidikan yang maha luas dan yang sempit. Dengan menggunakan pendekatan dialektis, Edgar faure sebagai ketua, merumuskan makna pendidikan sebagai usaha memaksimalkan peranan pengajaran di sekolah dan di luar sekolah. Pendidikan adalah menjadikan pengajaran di sekolah makin bersifat kegiatan belajar, dan pendidikan di luar sekolah makin terprogram dan produktif, untuk menuju tercapainya manusia seutuhnya dengan segala kekayaan kepribadiannya.
b.      Pendekatan dialektis dalam merumuskan makna pendidikan dapat kita temukan dalam introduction to philosophy of education dari stella van petten Henderson. Dalam bukunya, dia memadukan pengertian pendidikan sebagai pengembangan potensi-potensi yang terdapat dalam diri seseorang, dan pendidikan sebagai warisan sosial dari generasi tua kepada generasi muda.

BAB II
Manusia dan Pendidikan :
Pandangan ilmiah dan filosofis tentang manusia dan implikasi pendidikannya
A.    Pandangan ilmiah tentang manusia dan implikasi pendidikannya
1.      Antropologi Biologis/Fisik
a.       Batasan
Antropologi adalah studi tentang asal-usul, perkembangan, karakteristik, jenis (spesies) manusia. Antropologi ilmiah mencakup : antropologi biologis, sosial, budaya, arkeologi, dan linguistik.
b.      Karakteristik
Manusia adalah homo sapiens.
1)      Puncak evolusi organik dari makhluk hidup
2)      Kedudukannya dalam klasifikasi makhluk hidup
3)      Memiliki ciri-ciri khas
c.       Implikasi dalam praktek pendidikan
·         Keharusan dan kemungkinan pendidikan.
·         Keragaman praktek pendidikan, baik dalam sejarah manusia maupun dalam  bentuk praktek pendidikan dalam suatu zaman.
d.      Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan : Lahir dan berkembangnya antropologi.
2.      Antropologi Budaya
a.       Batasan
Antropologi sosial budaya mempergunakan teknik-teknik riset historis, observasi, wawancara dalam studi orang yang hidup sekarang.
b.      Karakteristik
1.      Manusia adalah organisme sosio-budaya
2.      Komponen utama budaya
3.      Karakteristik umum budaya
c.       Implikasi dalam praktek pendidikan
·         Keharusan dan kemungkinan pendidikan.
·         Keragaman kegiatan pendidikan berdasarkan sistem budaya, kesatuan budaya regional, dan kelompok subkultur.
·         Pendidikan adalah enkulturasi.
d.      Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
·         Lahir dan berkembangnya antropologi pendidikan.
·         Adanya kebutuhan antropologi filsafat anak.
3.  Psikologi
a.    Batasan
Psikologi adalah studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya, dari dalam kandungan sampai balita, dari masa kanak-kanak sampai dewasa, serta masa tua.
b.   Karakteristik
Individu yang belajar
c.    Implikasi dalam praktek pendidikan
·         Konsep-konsep psikologis tentang individu menjadi dasar pelaksanaan proses kegiatan belajar-mengajar.
·         Pendidikan = individualisasi.
d.   Implikasi dalam pengembangan teori
·         Lahir dan berkembangnya psikologi pendidikan.
·         Lahir dan berkembangnya aliran pembaharuan pendidikan yang disebut developmentalisme.
4.      Sosiologi
a.       Batasan
Sosiologi adalah studi tentang struktur sosial.
b.      Karakteristik Masyarakat
1.      Manusia adalah animal sociale.
2.      Masyarakat adalah :
a)      Pengalaman kita dengan orang lain disekitar kita (Berger & Berger).
b)      Tingkah laku kelompok, hubungan-hubungan diantara manusia, dan faktor-faktor yang termasuk dan terjadi di dalam hubungan-hubungan manusia (Ginsberg).
c)      Interaksi-interaksi dan interelasi-interelasi manusia (Barlett, dkk).
d)     Sebuah sistem (Maciver).
e)      Sebuah kelompok dengan suatu budaya yang terorganisasi (Reading).
3.      Komponen-komponen masyarakat :
a)      Morfologi sosial
b)      Kontrol sosial
c)      Proses sosial
d)     Patologi sosial
4.      Komponen-komponen masyarakat (Broom & Selznick)
a)      Organisasi sosial
b)      Budaya
c)      Sosialisasi
d)     Kelompok-kelompok primer, dsb
c.       Implikasi dalam praktek pendidikan
·         Konsep-konsep sosiologi tentang manusia menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan.
·         Masyarakat sebagai ekologi pendidikan.
·         Pendidikan = sosialisasi.
d.      Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
·         Mendorong lahir dan berkembangnya sosiologi pendidikan.
·         Mendorong lahir dan berkembangnya ilmu pendidikan kependudukan.
·         Mendorong lahir dan berkembangnya aliran sosiologisme pendidikan.
5.      Politika (ilmu politik)
a.       Batasan
Politika adalah studi tenntang pemerintahan Negara.
b.      Karakteristik pemerintahan Negara
1)      Manusia sebagai animal politicon (Aristoteles), binatang yang hidup berpolitik.
2)      Bidang-bidang ilmu politik (Unesco) : teori politik, lembaga-lembaga politik, partai-partai politik, kelompok-kelompok politik, pendapat umum, dan hubungan-hubungan internasional.
c.       Implikasi dalam praktek pendidikan
·         Konsep-konsep politika menjadi dasar penyelenggaraan pengelolaan pendidikan makro nasional.
·         Terjalinnya kerja sama internasional dalam bidang pendidikan.
·         Pendidikan = civilisasi.
·         Pendidikan kewarganegaraan mempunyai kedudukan dan peranan penting.
·         Pendidikan politik.
d.      Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
·         Lahir dan berkembangnya politika pendidikan/pendidikan nasional.
·         Lahir dan berkembangnya studi pendidikan internasional.
6.      Ekonomika (ilmu ekonomi)
a.       Batasan
Ekonomika adalah studi tentang upaya manusia memperoleh kemakmuran materiil manusia.
b.      Karakteristik ekonomi
1)      Manusia sebagai animal economicus, binatang yang terus berusaha memperoleh kemakmuran materiil.
2)      Bidang ekonomi : konsumsi, produksi, distribusi, pertumbuhan sepanjang waktu.
3)      Satuan ekonomi : ekonomi mikro dan ekonomi makro.
c.       Implikasi dalam praktek pendidikan
·         Konsep-konsep ekonomik menjadi dasar atau landasan pendidikan.
·         Kondisi ekonomi mempengaruhi kemampuan dan kegiatan pendidikan.
·         Pendidikan = penanaman modal dalam sumber daya manusia.
·         Pendidikan = profesionalisasi, ditinjau dari ekonomi mikro.
d.      Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
·         Lahir dan berkembangnya ekonomika pendidikan.
·         Lahir dan berkembangnya studi pendidikan dan pembangunan.

B.     Pandangan filosofis tentang manusia dan implikasi pendidikannya
1.      Filsafat Umum/Murni
a.       Batasan
1)      Filsafat adalah studi tentang kebenaran alam semesta dan isinya.
2)      Karakteristik telaah filosofis :
-          Kritis
-          Spekulatif
-          Fenomenologis
-          Normatif
b.      Obyek
1)      Obyek filsafat adalah pertanyaan umum yang terbuka/abadi.
2)      Obyek yang menjadi lingkup pertanyaan filsafat adalah segala sesuatu dalam alam semesta dengan segala isinya.

c.       Cabang
1)         Metafisika
2)         Epistemologi
3)         Aksiologi
d.      Aliran-aliran filsafat umum
1)         Idealisme
2)         Realisme
3)         Neo-thomisme
4)         Eksperimentalisme/Instrumentalisme
5)         Eksistensialisme
e.       Implikasi dalam praktek pendidikan
·            Konsep-konsep filsafat umum (metafisika, epistemologi, dan aksiologi) menjadi dasar/landasan penyelenggaraan pendidikan.
·            Munculnya sekolah-sekolah percobaan.
f.       Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
·            Munculnya filsafat pendidikan.
·            Lahir dan berkembangnya mazhab-mazhab/aliran-aliran filsafat pendidikan.
2.      Filsafat Antropologi atau Antropologi Filosofis
a.       Batasan
Filsafat antropologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat manusia sebagai keseluruhan, atau manusia seutuhnya.
b.      Obyek
1)         Masalah hubungan manusia dengan alam
2)         Masalah hubungan manusia dengan manusia
3)         Masalah hubungan manusia dengan Tuhan
c.       Karakteristik manusia seutuhnya
1)         Satu yang terkandung di dalamnya banyak aspek
2)         Manusia seutuhnya = animal symbolicum
3)         Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan pikiran sebagai milik manusia yang unik, untuk mengkomunikasikan pikirannya, untuk menalar, untuk mengkombinasikan unsur-unsur yang menghasilkan suatu yang kreatif, mengadakan perbedaan moral dan menyadari diri sebagai pribadi.
d.      Implikasi dalam praktek pendidikan
·            Konsep-konsep manusia seutuhnya sebagai dasar tujuan pendidikan.
·            Pendidikan = humanisasi.
·            Tujuan utama dalam hidup mencapai perwujudan diri sendiri sebagai kooperatif.
e.       Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
·            Timbul kebutuhan studi filsafat antropologi anak yang tertuju membahas khuluk atau hakikat anak.
·            Mendorong lahir dan berkembangnya pedagogik.

 
BAB 3
PANDANGAN PENDIDIKAN
TENTANG MANUSIA SEBAGAI ANIMAL
EDUCANDUM

A.    KEHARUSAN PENDIDIKAN: MENGAPA MANUSIA HARUS DIDIDIK/MENDIDIK
1.      Dasar biologis
Pendidikan adalah perlu karena anak manusia dilahirkan tidak berdaya.
a.       Anak manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna
b.      Anak manusia perlu masa belajar yang panjang
c.       Awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasmani atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani.
2.      Implikasi
a.       Anak manusia yang tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan tidak menjadi manusia yang berbudaya atau bahkan mati
b.      Anak memerlukan perlindungan dan perawatan, sebagai masa persiapan pendidikan.
3.      Dasar sosio-antropologis
Peradaban tidak terjadi dengan sendirinya dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.
a.       Setiap anggota masyarakat perlu menguasai budaya kelompoknya yang berupa warisan sosial/budaya.
4.      Implikasi
a.       Diperlukan transformasi dari organisme biologis ke organisme yang berbudaya
b.      Diperlukan transmisi budaya
c.       Diperlukan internalisasi budaya, dll.
B.     KEMUNGKINAN PENDIDIKAN: MENGAPA MANUSIA DAPAT DIDIK/ MENDIDIK
1.      Dasar biologis
Anak dilahirkan tak berdaya tapi mempunyai potensi untuk berubah.
a.       Anak bersifat lentur
b.      Anak mempunyai otak
c.       Mempunyai pusat syaraf.
2.      Implikasi
a.       Anak dapat menerima bantuan yang tertuju pada dapat belajar
b.      Pendidikan =  penyesuaian yang sempurna dari organisme biologis terhadap lingkungannya.
3.      Dasar psiko-sosio-antropologis
Keragaman dan kelebihan individu
a.       Individu adalah unik, berbeda-beda, ada kelebihan dan kekurangannya
b.      Ada perbedaan penguasaan budaya
c.       Animal sociale, sehingga ada usaha saling tolong menolong.
4.      Implikasi
a.       Terjadi saling pengaruh mempengaruhi, yang mempunyai kelebihan dapat memberi bantuan kepada orang lain yang memerlukan.
b.       Orang dapat menjadi pendidik karena panggilan jiwa (pendidik alami), perjanjian (pendidik profesional).
C.     BATAS-BATAS KEMUNGKINAN PENDIDIKAN
1.      Empirisme (realisme, behaviorisme, eksperimentasisme)
a.       Pendidikan adalah berkuasa
b.      Tidak ada pembawaan
2.      Implikasi
a.       Pendidikan berpusat pada pendidik
b.      Pendidikan = pembentukan
c.       Pendidikan = rekayasa pola tingkah laku
3.      Naturalisme (idealisme, thomisme, humanisme)
a.       Pendidikan tidak atau kurang berkuasa
b.      Anak lahir dengan membawa bakat yang baik
4.      Implikasi
a.       Pendidikan berpusat pada anak (terdidik)
b.      Pendidikan = pemekaran potensi
c.       Pendidikan = belajar
5.      Developmentalisme, teori konvergensi, realism kritis
a.       Pendidikan berpengaruh tapi terbatas
b.      Anak lahir dengan membawa bakat yang perlu dirangsang agar berkembang lebih canggih
6.      Implikasi
a.       Pendidikan berpusat pada relasi antara pendidik dengan si terdidik atau situasi pendidikan
b.      Pendidikan = kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam situasi khusus.
D.    KEKELIRUAN-KEKELIRUAN PENDIDIKAN
1.      Batasan
a.       Mendidik yang baik adalah yang berhasil membantu individu dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup.
b.      Kekeliruan-kekeliruan mendidik adalah bentuk-bentuk kegiatan pendidikan yang tujuannya tidak benar dan/atau cara pencapaiannya tidak tepat. Kekeliruan mendidik dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kekeliruan idiil mendidik dan kekeliruan teknik mendidik.
2.      Kekeliruan idiil mendidik
a.       Bentuk
Bentuknya berupa kegiatan pendidikan patologis atau demagogis, yaitu kegiatan ” pendidikan” yang salah tujuannya .
b.      Akibat dan penanggulangannya
Pendidikan patologis atau demagogis apabila berhasil, akan melahirkan orang-orang yang cacat moral atau amoral, yang mempunyai watak ingin merusak kehidupan manusia atau berbuat kemungkaran. Menghadapi orang yang demikian harus dilakukan reedukasi atau mendidik kembali.
3.      Kekeliruan teknis mendidik
a.       Bentuk
Bentuknya berupa kegiatan pendidikan yang salah teknis pelaksanaannya, yaitu kesalahan dalam cara memilih dan menggunakan alat pendidikan (kegiatan mendidik dan penciptaan situasi/lingkungan pendidikan).kekeliruan teknis mendidik mencakup: (1) kekeliruan cara mendidik misalnya mendidik dengan cara memanjakan atau murah ganjaran. (2) kekeliruan ekologis atau menciptakan lingkungan hidup yang kurang mendukung pencapaian kedewasaan misalnya penyiaran TV dengan penuh kekerasan atau pornografi.
b.      Akibat dan penanggulangannya
Pendidikan salah teknis berakibat pendidikan tidak menjadi efektif, efisien, dan relevan. Kekeliruan teknis dapat berakibat penguasaan pengetahuan/keterampilan yang keliru dan gangguan emosional seperti rendah diri, sombong, keras kepala. Penanggulangan terhadap akibat-akibat kekeliruan-kekeliruan teknis dapat dilakukan dengan jalan memperbaiki cara-cara mendidik dan lingkungan hidup, serta memberikan bimbingan dan penyuluhan yang tepat.

BAB IV
Pendidikan sebagai sistem
Mamahami pendidikan sebagai keseluruhan
A.    Orientasi Umum : Teori sistem pada umumnya
1.      Pendekatan Sistem
a.       Batasan
Pendekatan sistem adalah cara-cara berpikir dan bekerja yang menggunakan konsep-konsep teori sistem yang relevan dalam memecahkan masalah.
b.      Tipe-tipe
1)      Filsafat sistem
2)      Manajemen sistem
3)      Analisis sistem
2.      Teori sistem
a.       Karakteristik teori sistem
1)      Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang kedua.
2)      Integrasi dalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian dalam satu sistem.
3)      Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.
4)      Bagian-bagian memainkan peranan mereka dalam kesatuannya.
5)      Sifat bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya di atur oleh keseluruhan.
6)      Keseluruhan adalah sebuah sistem.
7)      Segala sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar.
b.      Karakteristik umum sistem
1)      Cenderung ke arah entropi
2)      Hadir dalam ruang-waktu
3)      Mempunyai batas-batas
4)      Mempunyai lingkungan
5)      Mempunyai variable dan parameter
6)      Mempunyai subsistem
7)      Mempunyai suprasistem
c.       Model dasar sistem : Model Input-Output
1)      Masukan (Input)
·         Informasi
·         Energi atau tenaga
·         Bahan-bahan
2)      Transformasi
Proses pengubahan masukan olahan menjadi hasilan produksi atau jasa, yang dilakukan oleh manusia atau mesin-mesin, atau manusia dengan mesin-mesin.
3)      Hasil
Barang atau jasa yang dapat dikeluarkan, disampaikan dan digunakan oleh lingkungan.
d.      Tipe-tipe sistem
1)      Sistem alami dan sistem buatan
2)      Sistem tertutup dan sistem terbuka
3)      Sistem pelayanan dan sistem memproduksi barang
e.       Hierargi sistem
Keseluruhan sistem dapat disusun secara hierargis dari paling sederhana sampai dengan sistem paling canggih. Susunannya : kerangka kerja, kerangka jam, termostat, sel, sosietal genetik, animal, individu manusia, organisasi sosial, sistem transendental.
f.       Lingkungan dan segmen sistem
1)      Struktur sistem (subsistem, komponen, unsur)
2)      Suprasistem (bagian lingkungan yang lebih besar)

B.     Analisis dan pemetaan pendidikan nasional sebagai sebuah sistem
1.      Analisis dan pemetaan
a.       Batasan
1)      Ditinjau dari fungsinya.
2)      Ditinjau dari strukturnya.
b.      Peta umum pendidikan nasional dalam model input-output
1)      Masukan (input)
Sumber-sumber dari masyarakat yang menjadi masukan sistem pendidikan nasional adaalah informasi, energi/tenaga, bahan- bahan.
2)      Transformasi
-          Komponen (tujuan pendidikan, organisasi, masa pendidikan, isi pendidikan dsb).
-          Bentuk transformasi (transformasi administratif dan operasional).
-          Hasil.
2.      Analisis dan pemetaan suprasistem sistem pendidikan nasional
a.       Batasan
Suprasistem dari sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan kehidupan masyarakat dalam bernegara dan berbangsa, yang menncakup masyarakat nasional domestik dan masyarakat internasional sebagai lingkungam distal.
b.      Sistem-sistem dalam suprasistem
Sistem-sistem kehidupan yang berada dalam suprasistem dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai pengaruh terhadap sistem pendidikan nasional yaitu :
1)      Sistem sosial budaya
2)      Sistem biososial (penduduk)
3)      Sistem ekonomi makro
4)      Sistem politik
3.      Analisis dan pemetaan masukan sistem pendidikan nasional
a.       Batasan
Sumber-sumber dari lingkungan masyarakat nasional dan internasional yang dipergunakan untuk menyelenggarakan transformasi dalam sistem pendidikan nasional.
b.      Bentuk masukan
1)      Informasi (informasi produk dan operasional)
2)      Energi/tenaga (energi manusia dan non-manusia)
3)      Bahan-bahan (bahan olahan berupa kurikulum dan bahan operasional)
4.      Analisis dan pemetaan transformasi dalam sistem pendidikan nasional
a.       Batasan
Transformasi pendidikan nasional adalah keseluruhan proses pengubahan masukan pendidikan nasional menjadi hasil pendidikan nasional.
b.      Komponen-komponen sistem pendidikan nasional
1)      Tujuan-tujuan pendidikan
2)      Organisasi pendidikan
3)      Masa pendidikan
4)      Prasarana pendidikan
5)      Sarana pendidikan
6)      Isi pendidikan
7)      Tenaga kependidikan
8)      Peserta didik
c.       Proses-proses dalam transformasi
1)      Transformasi administratif
2)      Transformasi edukatif
5.      Analisis pemetaan hasil sistem pendidikan nasional
a.       Batasan
Jumlah orang-orang yang terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang optimal dapat dicapai oleh setiap orang.
b.      Fungsi dan peranan
Hasil pendidikan yang disampaikan kepada masyarakat yang menjadi suprasistemnya diharapkan dapat diserap sebagai :
1)      pribadi
2)      Anggota masyarakat
3)      Hamba Tuhan yang baik.

C.     Analisis dan pemetaan sekolah sebagai sebuah sistem
1.      Analisis dan pemetaan suprasistem sekolah
a.       Batasan
Suprasistem sekolah adalah linngkungan secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap penyelenggaraan keseluruhan kegiatan sekolah sebagai organisasi formal pendidikan.
b.      Bentuk
1)      Lingkungan distal
2)      Lingkungan proksimal
2.      Analisis dan pemetaan masukan sekolah
a.       Informasi (informasi produk dan operasional)
b.      Tenaga (tenaga manusia dan bukan manusia)
3.      Analisis dan pemetaan transformasi di sekolah
a.       Komponen-komponen sekolah
1)      Tujuan-tujuan sekolah
2)      Organisasi sekolah
3)      Masa pendidikan
4)      Prasarana sekolah
5)      Sarana sekolah
6)      Kurikulum
7)      Biaya pendidikan
8)      Tenaga kependidikan
9)      Peserta didik
b.      Proses-proses dalam transformasi
1)      Transformasi administratif (subsistem administratif)
·         Transformasi administrative di tingkat sekolah
·         Kelas
2)      Transformasi edukatif (subsistem edukatif), yang dilakukan oleh guru mata pelajaran melalui kegiatan-kegiatan :
·         Pengajaran
·         Bimbingan penyuluhan
·         Para pelanggan

BAB 5
TEORI-TEORI PENDIDIKAN:
MEMAHAMI BERBAGAI WAWASAN
PENDIDIKAN YANG PENTING

A.    SOSOK TEORI DAN TEORI PENDIDIKAN
1.      Sosok Teori
a.      Bentuk
Sebuah teori adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan, dan meramalkan (prediktif).
b.      Isi
Sebuah teori berisi konsep-konsep, berfungsi sebagai asumsi dan definisi.
2.      Sosok teori pendidikan
a.      Bentuk
Sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan, dan prediktif tentang peristiwa pendidikan.
b.      Isi
Sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep tentang peristiwa pendidikan. Berperan sebagai asumsi dan definisi.
c.       Asumsi pokok
1.      Pendidikan adalah aktual
2.      Pendidikan adalah normatif
3.      Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan.
d.      Deskripsi konsep-konsep penjabaran asumsi pokok: pendidikan adalah aktual:
1.      Entering behavior
a.       Kesiapan belajar
b.      Kemampuan-kemampuan belajar seperti kemampuan bawaan, kemampuan kognitif, kemampuan afektif, kemampuan psikomotor.
c.       Gaya belajar
2.      Kondisi aktual lingkungan belajar
Lingkungan belajar terdiri atas: pendidik, alat-alat bantu pendidikan, suasana sosio-budaya.
e. deskripsi konsep-konsep penjabaran asumsi pokok: pendidikan adalah normatif
1.      Tujuan umum pendidikan
2.      Tujuan-tujuan khusus pendidikan:
a. tujuan insidental pendidikan
b. tujuan instruksional pendidikan
c. tujuan kurikuler pendidikan,dll.
f. deskripsi konsep-konsep penjabaran asumsi pokok: pendidikan adalah suatu proses:
1.      Gaya nomotetis
2.      Gaya ideografis
3.      Gaya transaksional
3. Klasifikasi teori pendidikan
a.       Teori umum pendidikan
1.      teori umum pendidikan preskriptif
2.      teori umum pendidikan deskriptif
b.      teori khusus pendidikan
1.      teori khusus pendidikan preskriptif
2.      teori khusus pendidikan deskriptif
B. SOSOK TEORI UMUM PENDIDIKAN
1.      Filsafat pendidikan
a. Hubungan filsafat dengan pendidikan
1. studi pendidikan sebagai bagian dari keseluruhan pembahasan filsafat
2. studi pendidikan terpisah dari pembahasan filsafat
3. studi pendidikan sama dengan studi filsafat
4. studi pendidikan mengambil secara selektif nilai-nilai yang diajarkan oleh filsafat.
b. pengertian filsafat pendidikan
1. batasan
Fisafat pendidikan adalah studi penerapan konsep-konsep dan metode filosofis dalam membahas hakekat pendidikan
2. klasifikasi
a. filsafat praktek pendidikan
·         Filsafat proses pendidikan
·         Filsafat sosial pendidikan
b. Filsapat ilmu pendidikan
c. mazhab-mazhab filsafat pendidikan
2. teori khusus pendidikan deskriptif
a. pendidikan luar negeri dan pendidikan internasional
b. pendidikan perbandingan atau pendidikan komparatif
c. pendidikan historis atau sejarah pendidikan
C. SOSOK TEORI KHUSUS PENDIDIKAN
1. Teknologi dan seni pendidikan sebagai teori khusus pendidikan preskriptif
a. manajemen pendidikan
·         Perencanaan pendidikan
·         Kepemimpinan pendidikan
·         Organisasi pendidikan
·         Supervisi pendidikan
b. penyusunan dan pengembangan kurikulum
c. model-model mengajar
·         Model-model pemprosesan informasi
·         Model-model pengembangan pribadi
·         Model-model interaksi sosial
·         Model-model pengubahan tingkah laku
d. didaktis dan metodik:
e. evaluasi pendidikan
f. riset pendidikan
2. Ilmu-ilmu pendidikan sebagai teori khusus pendidikan deskriptif
a. pedagogic
b. orthopedagogik
c. psikologi pendidikan
d. sosiologi pendidikan
e. ilmu pendidikan kependudukan
f. andragogi
g. antropologi pendidikan
h. ekonomika pendidikan
i. politika pendidikan
j. ilmu administrasi pendidikan.

BAB VI
Aliran-aliran pendidikan :
Gerakan pembaharuan pendidikan Developmentalisme
A.    Orientasi umum
1.      Batasan
a.       Developmentalisme merupakan perkembangan lebih lanjut naturalisme romantik dari Rosseau, yang menganjurkan pendidikan alam dalam arti :
1)      Pendidikan sesuai dengan alam
2)      Pendidikan negative
3)      Pendidikan yang berlangsung dalam alam
b.      Developmentalisme adalah paham yang mencoba menerapkan prisip-prinsip naturalisme romantik Rosseau atau pendidikan alam disekolah, dengan memberikan peranan yang lebih positif dari pendidik didalam mengawal dan melancarkan proses pengembangan yang wajar dari kemampuan-kemampuan bawaan yang terkandung dalam diri setiap individu.
2.      Karakteristik
a.       Pendidikan adalah pengembangan pembawaan yang disertai oleh asuhan yang baik.
b.      Pendidikan didasarkan pada studi tentang karakteristik perkembangan anak melalui observasi dan eksperimen.
c.       Perbaikan pendidikan lebih ditekankan pada metode-metode mengajar, pendidikan guru, dan pemahaman tentang karakteristik proses pendidikan yang lebih baik.
d.      Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan pendidikan dasar.
e.       Pengembangan pendidikan mengutamakan pada pengembangan pendidikan universal.
3.      Tokoh
Pestalozzi, Herbart, Froebel, Stanley Hall.
B.     Pestalozzi dan Pestalozzianisme
1.      Tokoh Pestalozzi (1746-1827)
a.       Pestalozzi adalah tokoh pertama yang dipengaruhi oleh Rousseau yang mencoba, ia katakan sendiri, mempsikologikan pendidikan.
b.      Perjalanan hidupnya
c.       Percobaan di Neuhop (1774-1780)
d.      Masa menulis buku (1780-1798)
e.       Percobaan di sekolah dasar
2.      Dasar filosofis
a.       Naturalisme
b.      Realisme kritis
c.       Protestanisme
d.      Philantropisme
3.      Teori pendidikan
a.       Fungsi pendidikan
b.      Tujuan personal pendidikan
c.       Kurikulum
d.      Metode pendidikan
e.       Pelajar
f.       Guru
4.      Pestalozzianisme
a.       Pestalozzi diakui sebagai tokoh yang melahirkan gagasan-gagasan besar tentang pendidikan pada zamannya.
b.      Pengaruh Pestalozzi
Pengaruh reformasi Pestalozzi terhadap pendidikan tersebar di Eropa (Jerman, Prancis, Inggris, Rusia, Italia, Spanyol, Polandia) dan juga Amerika Serikat.
C.     Herbart dan Herbartianisme
1.      Tokoh Herbart (1776-1841)
2.      Dasar filosofis
a.       Naturalisme
b.      Realisme kritis
c.       Humanisme baru
3.      Teori pendidikan
a.       Orientasi umum
b.      Tujuan pendidikan
c.       Prinsip dan metode pendidikan (prinsip daur pemikiran, prinsip apresiasi, prinsip tahap perkembangan, prinsip konsentrasi dan korelasi, metode pendidikan, kurikulum, pelajar).
d.      Pengajar
4.      Herbartianisme
a.       Ia dipandang sebagai bapak ilmu pendidikan modern.
b.      Beberapa prinsip-prinsip pendidikannya yang diterima dikalangan pendidikan, yaitu :
·         Pentingnya pengajaran sekolah dalam mengembangkan karakter/moral
·         Perlunya metode-metode mengajar yang sehat
·         Perlunya memuliakan peranan guru dalam proses pendidikan
c.       Penyebaran gerakan Herbartinisme di Eropa dan Amerika serikat.
D.    Froebel dan froebelianisme
1.      Tokoh Froebel
a.       Jenis pendidikan yang dalam abad 19 disebut pendidikan baru
b.      Perjalanan hidupnya
c.       Penyelidikan ilmiah
d.      Karya-karyanya
2.      Dasar filosofis
a.       Panentheisme
b.      Kesatuan atau bagian-keseluruhan
c.       Teori umum perkembangan
d.      Hukum perkembangan
e.       Perkembangan manusia
f.       Perkembangan kejiwaan dan kerohanian
g.      Teori rekapitulasi budaya
h.      Perkembangan manusia melalui tahap-tahap perkembangan
i.        Hakikat manusia
3.      Teori pendidikan
a.       Tujuan pendidikan
Pendidikan hendaknya ditujukan untuk mencapai keselarasan dengan prinsip dasar tentang perwujudan diri melalui kegiatan sendiri dalam kehidupan.
b.      Metode pandidikan
·         Pengarahan kegiatan sendiri
·         Permainan sebagai pernyataan diri
·         Menggambar
·         Ritme dan kegiatan-kegiatan yang bersifat penghalusan
·         Alat-alat pendidikan
c.       Kurikulum
d.      Pelajar
e.       Pengajar
4.      Froebelianisme
a.       Froebel adalah seorang ilmuwan pendidikan yang memadukan aspek filosofis dan psikologis dalam pendidikan.
b.      Sumbangan konseptual tentang pendidikan yang tetap diakui dalam dunia pendidikan.
c.       Penyebaran gagasan Froebel
1)      Penyebaran di Eropa
2)      Penyebaran di Amerika serikat

BAB 7
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN:
GERAKAN PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN PROGRESIVISME DAN
REKONSTRUKSIONALISME
                                                                  
A. PROGRESIVISME
1. Orientasi umum
a. Batasan
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject- centered).
b. Faktor-faktor pendorong lahirnya progresivisme di USA.
1)      Semangat radikalisme dan reformasi yang dimulai di sekolah yang dipimpin oleh Francis W. Parker.
2)      Masuknya aliran Froebelianisme.
3)      Perluasan studi tentang perkembangan anak secara ilmiah.
c. Asosiasi pendidikan progresif (progressive education association atau PEA), yang didirikan 1919, dipelopori oleh Stanford Coob. Prisip-prinsip PEA:
1)      Bebas berkembang secara alami
2)      Minat adalah motif dari semua pekerjaan
3)      Guru adalah seorang pembimbing dan bukan seorang pemberi tugas
4)      Studi ilmiah tentang perkembangan siswa
5)      Perhatian yang lebih besar tertuju pada semua yang mempengaruhi perkembangan fisik
6)      Kerja sama antara sekolah dan rumah
7)      Sekolah progresif.
2. Tokoh Francis W. Paker (1837-1902)
a. Ia dilahirkan di New Hampshire.
b. Pada usia 16 tahun ia mengajar disebuah sekolah desa. Pada usia 20 tahun ia diangkat menjadi kepala sekolah di Carrolton. Illinois.
c. Ia pergi ke jerman untuk belajar filsafat dan pendidikan.
d. setelah pulang ke Amerika, ia mulai lagi mengajar dan menjadi inspektur sekolah di Quincy, Massachussets, 1875.
e. kemudian menjadi kepala sekolah guru cook country, di Chicago.
3. Dasar filosofis
a. Realisme spiritualistik
b. Humanisme baru
4. Teori pendidikan
a. Tujuan pendidikan
Tujuan keseluruhan pendidikan adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati.
b. kurikulum
1)      Kurikulum pendidikan progresif adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap siswa.
2)      Contoh kurikulum pendidikan progresif dari Lester Dix adalah berisi:
·         Studi tentang dirinya sendiri,
·         Studi tentang lingkungan sosial,
·         Studi tentang lingkungan alam, dan
·         Studi tentang seni.
c. Metode pendidikan
1)      Metode belajar aktif
2)      Metode memonitor kegiatan belajar
3)      Metode penelitian ilmiah
4)      Pemerintahan pelajar
5)      Kerja sama sekolah dengan keluarga
6)      Sekolah sebagai laboratorium pembaharuan pendidikan
d. Pelajar
1)      Pendidikan berpusat pada anak
2)      Anak adalah unik
e. Pengajar
1)      Guru dalam melakukan tugasnya dalam praktek pendidikan berpusat pada anak mempunyai peranan-peranan sebagai:
a)      Fasilitator
b)      Motivator
c)      Konselor
2)      Guru perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik memimpin perkembangan siswa, serta kecintaan pada anak, agar dapat melaksanakan peranan-peranan dengan baik.
5. Perkembangan progresivisme
a. Atas bantuan Ny. Emmons Blaine akhirnya terbentuklah sekolah pendidikan
b.Untuk menghormati jasa-jasanya, didirikan sekolah dasar progresif di Chicago.
c. pendirian berbagai sekolah progresif di tempat-tempat lain.
d.didirikan “ progressive education association” (PEA) atau perkumpulan pendidikan progresif.
e. Progresivisme mendapat kritik dari berbagai pihak, antara lain dari John Dewey yang mengembangkan pragmatisme dalam bentuk instrumentalisme atau eksperimentalisme.
f. Kritikan datang pula dari George S. Counts dan kawan-kawan yang menghendaki agar sekolah berperanan mengambil bagian dalam membangun masyarakat Amerika.
g. Kritik datang pula dari kalangan gereja katolik di Amerika serikat, dan mereka membentuk gerakan pendidikan yang disebut “perennialisme” yang dipelopori oleh Robert M. Hutchin, yang pandangan-pandangannya bersumber pada Thomisme.
h. Kritik datang pula dari kaum Eksistensialisme yang menghendaki agar sekolah menjadi sebuah forum yang memungkinkan siswa-siswa dapat terlibat dalam dialog dengan sesama siswa dan guru, yang dipelopori oleh A.S.Neil.
B. REKONSTRUKSIONALISME SOSIAL
1. Orientasi umum
a. Batasan
Rekonstruksionalisme dipelopori oleh John Dewey, yang memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup.
b. Persahabatan pendidikan Amerika (American Education Fellowship atau AEF)
Prinsip-prinsip yang menjadi landasan kerja AEF yaitu:
1. Memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada setiap anak.
2. memberikan pendidikan tinggi, latihan akademik, profesional, dan teknikal kepada setiap mahasiswanya untuk dapat menyerap dan menggunakan ilmu dan teknologi yang diajarkannya, dll.
2. Tokoh Counts (1889-1974)
a. George S. Counts adalah seorang tokoh rekonstruksionalisme sosial, menulis bahwa dewasa ini terdapat jurang pemisah antara banyak kenyataan yang sulit dihilangkan, antara peradaban industri kita dengan adat istiadat, kesetiaan-kesetiaan, pemahaman-pemahaman, dan pandangan-pandangan kita.
b. Dalam 1932, Counts menerbitkan “the selective character of American secondary education”, ia menyalahkan sekolah-sekolah karena mengabdikan ketidaksamaan-ketidaksamaan yang mencolok berdasarkan garis ras, kelas, dan etnik.
c. selama masa depresi, Counts menulis buku “dare the schools build a new social order?”.
d. Counts mengecam pendidikan progresif karena telah gagal mengembangkan suatu teori kesejahteraan sosial.
e. Counts mempergunakan sebagian besar profesionalnya di teacher college, Columbia university (1927-1950).
f. kaum konstruksionalisme umumnya berpendapat bahwa kaum progresivisme tidak cukup jauh dalam usaha-usaha mereka memperbaiki masyarakat.
g. Counts berpendapat lebih lanjut  bahwa menolak untuk menghadapi tugas penciptaan suatu visi tentang sebuah masa depan Amerika sekarang ini, akan berarti menolak tugas pendidikan yang sangat pokok, sulit, dan penting.
3. Dasar filosofis
a)      Pragmatisme
b)      Neopositivisme
4. Teori pendidikan
a)      Tujuan pendidikan
1. sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat.
2. tugas sekolah ini adalah mengembangkan insinyur-insinyur sosial.
3. tujuan sekolah ini adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi, dan politik yang di hadapi umat manusia dalam skala global.
b). Metode pendidikan
Metode yang digunakan adalah metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.
c). Kurikulum
Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.
d). Pelajar
e). Pengajar
1. Direktur proyek
2. Pemimpin penelitian
5. Perkembangan Rekonstruksionalisme sosial
a. Penyebaran Gagasan
Gagasan rekonstruksionalisme sosial segera disambut oleh beberapa tokoh lainnya, antara lain oleh Thorndike, Brameld dan Edwin O. Reischaer. Brameld berpendapat bahwa meskipun kita bergerak dari sebuah masyarakat agraris, masyarakat pedesaan menuju masyarakat yang berteknologi tinggi, masyarakat kota, ada kesenjangan serius dalam kemampuan kita untuk menyesuaikan diri pada sebuah masyarakat teknologis. Edwin O Reischaer, menyatakan bahwa perlu suatu pembangunan pribadi yang luar biasa dari pendidikan, apabila manusia ingin terus dapat hidup dalam wajah dunia yang berkembang pesat.
b. Sekolah masyarakat
Rekonstruksionalisme sosial mendorong berkembangnya sekolah-sekolah masyarakat, atau “community schools” dengan lebih menekankan pada masyarakat dari pada individu, sekolah masyarakat merupakan sekolah yang berpusat pada masyarakat, atau “social-centered school” yang menggunakan sekolah untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.

BAB VIII
Aliran-aliran pendidikan :
Gerakan pembaharuan pendidikan Essensialisme dan Perennialisme
A.    Essensialisme
1.      Orientasi umum
a.       Batasan
Essensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap skeptisisme dan sinisme dari gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
b.      Karakteristik
1)      Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
2)      Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang yang belum dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
3)      Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakkan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4)      Essensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teori yang lemah.
2.      Tokoh Bagley (1874-1946)
3.      Dasar filosofis
Essensialisme merupakan gerakan pendidikan yang bertumpu pada mazhab filsafat idealisme dan realisme.
4.      Teori pendidikan
a.       Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
b.      Metode pendidikan
1)      Pendidikan berpusat pada guru
2)      Umumnya diyakini bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang di inginkan, dan mereka harus dipaksa belajar.
3)      Metode utama adalah latihan mental.
c.       Kurikulum
d.      Pelajar
e.       Pengajar

B.     Perennialisme
1.      Orientasi umum
a.       Batasan
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap gerakan pendidikan progresivisme yang mengingkari supernatural.
b.      Karakteristik
Robert M. Hutchins merangkum tugas pendidikan sebagai berikut : pendidikan mengandung mengajar, mengajar mengandung pengetahuan, pengetahuan adalah kebenaran.
2.      Tokoh Hutchins
3.      Dasar filosofis
Orientasi pendidikan dari parennialisme adalah scholastisisme atau neo-thomisme, yang pada dasarnya memandang kenyataan sebagai sebuah dunia akal pikiran dan Tuhan, pengetahuan yang benar diperoleh melalui berpikir dan keimanan, dan kebaikan berdasarkan perbuatan rasional.
4.      Teori pendidikan
a.       Tujuan pendidikan
Membantu anak manyingkap dan menanamkan kebenaran-kebenaran hakiki.
b.      Metode pendidikan
Latihan mental dalam bentuk diskusi, analisis buku melalui pembacaan buku-buku yang tergolong karya-karya besar, buku-buku besar tentang peradaban bakat.
c.       Kurikulum
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran, dan cenderung menitik beratkan pada : sastra, matematika, bahasa, dan humaniora, termasuk sejarah.
d.      Pelajar
Makhluk rasional yang dibimbing oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis.
e.       Pengajar
1)      Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di kelas.
2)      Guru hendaknya orang yang telah menguasai suatu cabang ilmu, seorang guru yang ahli bertugas membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang tepat, dan yang wataknya tanpa cela.