tidak ada
‘benih’ yang buruk yang tidak dapat ditumbuhkan. Setiap ‘benih’ bisa
ditumbuhkan, namun yang banyak adalah ‘para petani’ yang tidak tahu bagaimana
menumbuhkannya.
I Not Stupid
Too menggambarkan keberadaan keluarga yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan seseorang.
Dalam film ini menceritakan dua keluarga yg berasal dari latar belakang dan status sosial
berbeda tp mereka menghadapi masalah yang sama: kurangnya komunikasi dan saling
pengertian dalam keluarga, serta
Keadaan orang tua dan keluarganya yang saling acuh tak
acuh kpd anaknya.
Siapa yang salah bila seorang anak mencuri?
Siapa yang paling bertanggung jawab apabila seorang anak terlibat kenakalan
remaja, berwatak keras, dan bersifat pembangkang? Jangan dulu marahi mereka,
karena jangan-jangan semua bersumber dari didikan orangtua.
Nah, itulah pesan dari film “I Not Stupid Too
SINOPSIS
film ini menceritakan kehidupan dua keluarga
yang penuh dengan masalah. Keluarga pertama adalah keluarga kakak beradik,
Jerry yang masih SD dan kakakx Tom yang
sudah duduk di SMA, Ibunya, seorang
editor majalah terkenal. Ayahnya, seorang pekerja yang super sibuk di sebuah
perusahaan. Mereka berasal dari keluarga berada, Tp kedua org tuax itu hanya memiliki waktu yang sangat terbatas
untuk kedua anaknya.
Jerry anak yang pintar. Di sekolahnya, ia
mendapat nilai tertinggi. Namun, kedua orangtuanya tidak pernah sama sekali
memujinya. Ironisnya, mereka malah memarahinya karena nilai Jerry tak pernah
lebih baik dari sebelumnya. Lain lagi dengan kakaknya, Tom. Ia hobi ngeblog
sampai-sampai ia mendapat penghargaan sebagai blogger terbaik. Tp orang tuanya tak
menyukainya dan malah memarahinya kalau blogging bukanlah kegiatan berguna.
Keterbatasan komunikasi di antara anak dan
orangtua itu membuat kakak-adik itu juga tak akur. Apabila kedua anak itu
memiliki keinginan yang hendak dibicarakan pada orangtua, mereka hanya
menulis di atas kertas dan menempelkannya di kulkas. Misalnya, ketika Jerry yang
terpilih jadi pemeran utama di drama sekolahnya, hendak memberitahukannya pada
ibu dan ayahnya. Sayang, kertas itu tertiup angin dan jatuh terinjak, stelah terpilih, Ia juga
berjuang keras untuk mendapatkan
uang, bagaimanapun caranya agar bisa membeli waktu
ayahx yg sangat sibuk.
Keluarga kedua adalah Cheng Chang dan ayahnya,
Mr. Lim . Cheng Chang adalah teman baik Tom. Berbeda
dengan sahabatnya, ia hidup sederhana—bahkan miskin. Hobinya bela diri dan
cita-citanya ingin seperti Jet Li. Sayang, ayahnya marah besar dan melarangnya
meniru tokoh kesenangan anaknya itu. Apabila Cheng Chang berbuat salah, ayahnya
yang mantan narapidana dan cacat itu memukulinya. Kebiasaan dikasari itu
membuat Cheng Chang berani melawan gurunya.
Hingga suatu saat, Tom yang ketahuan membawa
film porno dimarahi gurunya dan dibela Cheng Chang. Kekacauan di kelas saat
razia handphone itu berujung dengan dihukumnya kedua sahabat itu, . Chengcai dikeluarkan dari sekolah krn sebelumnya dia jg sudah sering melakukan kesalahan
di sekolahx, sedangkan Tom tidak dikeluarkan tetapi
dihukum dengan rotan di depan seluruh siswa sekolah. Karena kejadian “dirotan”
ini, sekolah Tom menjadi sorotan media massa dan muncul opini publik mengenai
cara mendidik anak yang seharusnya.
Malu dengan keadaan dirinya, terlebih dengan
ejekan teman-temannya di sekolah, Tom dan Chengcai akhirnya bergabung dengan
gerombolan anak-anak jalanan yang dianggap “senasib” dengan mereka. Sebagai
“ujian masuk”, Tom dan Chengcai harus mencuri iPod dari sebuah toko elektronik.
Malang bagi mereka, sebab mereka berdua tertangkap oleh dua orang pria yang
menyaru sebagai polisi. Kedua pria ini meminta uang jaminan sebesar $2000
sebagai uang tutup mulut. Sekarang Tom dan Chengcai harus memutar otak demi
mendapatkan uang yang jumlahnya tidak sedikit.
Selain kedua ABG tersebut
yang mencuri, ternyata si bocah Jerry juga nekad mencuri, Ia ingin mengumpulkan
uang sebanyak $500, karena ayahnya pernah berkata bahwa seseorang harus
membayar sebesar jumlah tersebut untuk “membeli” 1 jam waktunya. Nah,
dalam kasus ini, sang anak berpikir bahwa jika ia ingin orang tuanya datang ke
konser di sekolahnya, ia harus membayar sebesar $500 demi “membeli” 1 jam waktu
mereka. Orang tuanya sangat marah ketika mengetahui bahwa Jerry mencuri uang,
tetapi kemudian sadar dan terharu ketika mengetahui bahwa ia hanya ingin
“membeli” sesaat waktu mereka. Karena kejadian ini, mereka membaca blog milik
Tom, dan dari sana mereka mengetahui bahwa keadaan batin anaknya yang satu lagi
ini juga tidak lebih baik daripada adiknya.
Suatu ketika tom dan
chanchay ingin membayar uang jaminan tutup mulut dari org yg mengaku sebagai
polisi tadi,. Akhirnya, mereka berdua mencuri kalung emas yang dipakai
seorang wanita tua. Menyadari bahwa apa yang mereka perbuat tidak benar, mereka
memutuskan untuk mengembalikan kalung tersebut. Sungguh suatu tindakan yang
heroik, karena akhirnya mereka toh harus rela dipukuli oleh orang-orang
setempat. Ketika insiden pemukulan ini terjadi, handphone Tom jatuh dan tidak
sengaja terhubung ke handphone milik ayahnya. Sang ayah sedang di kantor,
hendak memulai sebuah presentasi yang sangat penting. Karena teknologi 3G, sang
ayah melihat dengan jelas di layar handphone bahwa sang anak sedang dipukuli
oleh para warga. Tanpa memedulikan kepentingannya saat itu, ia langsung pergi
dari kantor karena ingin menolong Tom.
Sesampai di tempat kejadian, orang tua dan
nenek Tom menemui wanita tua yang telah dicuri kalungnya itu. Ayah Tom, tidak
ingin anaknya masuk penjara, sampai memohon-mohon kepada si wanita tua agar
jangan melaporkan kepada polisi tentang apa yang telah dilakukannya, dan
merelakan dirinya sebagai tertuduh jika memang harus demikian adanya. Untungnya
si wanita tua cukup berbaik hati ketika mendengar pembelaan sang ayah dan ibu
mengenai bagaimana mereka selama ini
telah salah mendidik anak-anaknya, sehingga ia tidak melaporkan tentang hal
pencurian tersebut, dan memberikan mereka kesempatan kedua untuk memperbaiki
diri.
Nasib Chengcai mungkin agak lebih tragis. Sang
ayah karena ingin menolong anaknya, malah akhirnya terluka di kepala dan
dilarikan ke rumah sakit. Ibunda Chengcai sudah meninggal, sehingga ketika
ayahnya sekarat, Chengcai menjadi sadar dengan kebaikan ayahnya selama ini,
meskipun sang ayah suka memukuli Chengcai. Chengcai akhirnya memohon kepada
kepala sekolah agar ia diterima kembali menjadi murid di sekolah tersebut,
tetapi permohonannya sia-sia. Bahkan ia sampai berbohong kepada ayahnya agar ia
tidak mengecewakan beliau. Sebagai permintaan terakhir, sang ayah ingin bertemu
langsung dengan sang kepala sekolah, karena ia ingin berterima kasih secara
langsung. Sang kepala sekolah “terpaksa” berbohong demi ayah Chengcai. Tak disangka, bahkan di saat sekarat pun, sang ayah dapat
mengetahui sebenarnya kepala sekolah telah berbohong. Sang ayah kemudian
berkata, “Tidak
ada guru yang gagal mendidik muridnya. Yang ada hanya orang tua yang gagal
mendidik anaknya.” Sang ayah menasihati Chengcai, jika memang ia
suka bela diri, maka jadilah seorang petarung yang handal. Setelah ayahnya
meninggal, Chengcai menjadi termotivasi untuk melakukan yang terbaik, dan ia
sukses menjadi juara bela diri.
Mengenai dua orang pria yang menyaru sebagai
polisi, mereka akhirnya juga tertangkap basah oleh polisi saat ayah Tom
menyerahkan uang kepada mereka. Ketika mereka menyadari bahwa uang tersebut
adalah uang palsu, sang ayah juga tidak mau kalah berkata, “Kalian pun juga
sama-sama palsu.”
Adik Tom, Jerry, juga sangat bahagia karena
orang tuanya bersedia menonton pertunjukannya di sekolah.
Di sisi lain, orangtua berbuat demikian tentu
demi kebaikan anaknya. Hanya
saja, cara penyampaiannya yang kurang tepat dan kurang pas di hati anak. Ini
terbukti saat ayah Cheng Chang yang keras sempat dengan
susah payah membeli tas untuk mengganti tas anaknya yang rusak akibat
bertengkar. Yah, meskipun tas tersebut adalah tas paling murah dan bergambar
kartun yang tentu gak cocok banget buat anak SMA seperti Cheng Chang. Bahkan,
saat Cheng Chang dikeluarkan sekolah, ayahnya rela berkeliling Singapura hanya
untuk memperjuangkan nasib anaknya. Ini membuktikan bahwa dia
sangat sayang kepada anakx, tp tdk tau mnunjukkan rasa sayangx bahkan sering
melakukan kekerasan kpd anakx dgn memukulix, orang tua tom pun demikian sibuk
bekerja untuk anakx tp kesalahan mereka yaitu mereka lupa menyisakan waktu
untuk anak2x.
Nah, z memilih film ini
krn film ini sangat cocok ditonton untuk para
orangtua dan guru. Kenapa guru? Karena di dalamnya tidak hanya mengisahkan
konflik anak-orangtua, tapi menggambarkan realita pendidikan di Singapura yang
diskriminatif.
Salah satu pesannya agar guru lebih bijak
menghadapi murid. Ini pun tentu sesuai dengan kondisi pendidikan di tanah air,
di saat banyak kasus kekerasan dalam hukuman terhadap murid dan perlakuan tidak
adil bagi murid berkemampuan di bawah rata-rata, mereka kurang menghargai
kemampuan siswanya dan pilih kasih, mereka lebih memperhatikan siswa yang
pintar dan selalu meremehkan siswa yang berkemampuan di bawa rata2. Padahal
seharusnya tugas merekalah untuk membantu meningkatkan/mengembangkan
kemampuan siswanya, bukan malah
meremehkan dan membeda2kan mereka.
Kesan/Komentar
Pesan moral dari film ini sebenarnya sangat sederhana, tetapi sangat mendalam. Apalagi di zaman modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini, cara mendidik anak merupakan salah satu tantangan tersendiri. Sebagai orang tua, kita harus peduli terhadap anak dan jangan bersikap individualistis. Peduli juga bukan berarti sok mau tahu urusan anak, tetapi lebih kepada perhatian dan kasih sayang. Film ini adalah salah satu bukti bahwa faktor keluarga sangat penting dalam perkembangan mental dan jiwa seorang anak.
Pesan moral dari film ini sebenarnya sangat sederhana, tetapi sangat mendalam. Apalagi di zaman modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini, cara mendidik anak merupakan salah satu tantangan tersendiri. Sebagai orang tua, kita harus peduli terhadap anak dan jangan bersikap individualistis. Peduli juga bukan berarti sok mau tahu urusan anak, tetapi lebih kepada perhatian dan kasih sayang. Film ini adalah salah satu bukti bahwa faktor keluarga sangat penting dalam perkembangan mental dan jiwa seorang anak.
Unsur intrinsik :
Tema : Kekeluargaan
Tokoh dan watak :
-
Tom berwatak baik dan cerdas
- Jerry
berwatak baik dan pintar
- Chengcai berwatak baik
tapi keras, suka melawan guru
- Orang tua tom dan
jerry; ayah dan ibunya berwatak
kurang perhatian dan kurang penyayang
- Ayah chengcai berwatak
keras, suka memukul anaknya.
Latar :
-
Tempat :
Dirumah, sekolah, rumah sakit, dan jalanan
-
Waktu : Pagi, siang, dan malam
-
Suasana :
Menyedihkan, mengharukan
Alur : Maju
Sudut pandang: Orang ketiga sebagai pelaku utama
Gaya bahasa
: Menggunakan kata-kata baku dan
tidak baku
Amanat
:
-
Sesibuk apapun
anda, tetaplah utamakan anak, berilah perhatian dan kasih sayang kepada
mereka karena seorang anak sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari
orang tuanya.
-
Hargailah setiap kemampuan anak, berilah sedikit
pujian agar mereka lebih semangat dan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan
mereka.
-
Jangan
melakukan kekerasan kepada anak apabila mereka melakukan kesalahan, tetapi
bersikap bijaklah dalam menghadapi mereka.
Unsur ekstrinsik :
- Nilai
sosial : Chengcai selalu membela dan menolong sahabatnya/tom walaupun dia harus
mendapat masalah karena perbuatannya, seperti saat dia melawan gurunya karena membela
tom, dan saat dia harus terlibat perkelahian dengan preman-preman karena
menolong tom.
- Nilai
moral : -Tom tidak memilih-milih teman walaupun dia berasal dari keluarga kaya
tapi dia mau berteman dengan chengcai yang berasal dari keluarga yang miskin.
-Chengcai, walaupun sering dikasari/pukul oleh ayahnya tapi dia tetap
berbakti kepada ayahnya dan dia ingin membuat ayahnya bahagia, sehingga dia
berusaha memohon kepada kepala sekolahnya agar dia diterima kembali di
sekolahnya demi kebahagiaan ayahnya dan setelah ayahnya meninggal dia berusaha
keras untuk menjadi juara untuk memenuhi pesan terakhir ayahnya.
- Wanita tua yang kalungnya dicuri oleh tom dan chengcai mau mengerti dan
memaafkan mereka yang telah mencuri kalungnya, jadi kita harus memaafkan
kesalahan orang lain kepada kita apalagi jika orang itu mempunyai alasan yang
benar sehingga mereka melakukan kesalahan.
-
Nilai Budaya: budaya pendidikan di singapura yang
diskriminatif, selalu memberi kekerasan dalam hukuman kepada anak didik dan
berlaku tidak adil kepada anak yang berkemampuan dibawah rata-rata. Seharusnya
cara mendidik anak yang benar adalah bersikap bijak dalam menghadapi setiap
kesalahan mereka dan tanpa kekerasan, serta bersikap adil kepada mereka.
-
Nilai ekonomi : - karena chengcai berasal dari
keluarga yang miskin sehingga saat dia dikeluarkan dari sekolah maka ayahnya
susah payah untuk mendaftarkannya di sekolah lain dan harus bekerja keras untuk
menulis surat dengan tangannya sendiri untuk dikirim ke setiap sekolah. Dan
saat Tas chengcai rusak, ayahnya dengan susah payah membelikannya tas baru yang
paling murah dan begambar kartun yang tidak cocok untuk anak seperti chengcai
yang sudah SMA tp tidak ada pilihan lain karena dia tidak mampu membeli tas
yang lebih baik dari tas itu.