Tugas final
Konsep dasar ips
“ masalah pengangguran di indonesia ”
Di susun oleh :
Nama : asrawati asri
Nim : 10540 6527 11
Kelas : 1 d
JURUSAn pgsd
FAKULTAS keguruan
dan ilmu pendidikan
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang dianugerahkan
kepada kita semua, khususnya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk memberikan kemudahan bagi kita dalam proses belajar terutama pada mata kuliah
“konsep dasar IPS” terkhususnya yang berhubungan dengan masalah pengangguran di indonesia.
Adapun penulisan dalam makalah ini, disusun
secara sistematis dan berdasarkan metode-metode yang ada, agar mudah dipelajari
dan dipahami sehingga dapat menambah
wawasan pemikiran para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari
sepenuhnya adanya kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
saya harapkan dari para pembaca agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Makassar, 24 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR
ISI...........................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar
Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
D. Manfaat
...................................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian
Pengangguran .......................................................................3
B. Jenis-Jenis
Pengangguran ......................................................................4
C. Faktor-Faktor
Yang Menyebabkan Terjadinya Pengangguran...............7
D. Dampak
Pengangguran Bagi Perekonomian..........................................8
E. Upaya
Untuk Mengatasi Pengangguran ..............................................10
BAB
III PENUTUP.............................................................................................. 13
A. Kesimpulan………….....
.…...............................................................13
B.
Saran ...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengangguran di
Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di Negara
seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah
yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi
pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah.
Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukan
bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup mengadakan
kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang berlaku.
Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun
semakin bertambah serius.
Pengangguran
terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja
tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi
pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat
dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain;
perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan
dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.
Penelitian Biro
Pusat Statistik (BPS) membedakan angkatan kerja menjadi penduduk yang bekerja
dan penduduk yang mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai pengangguran
terbuka. Pengertian BPS tentang angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10
tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja dan
yang mencari pekerjaaan. Sedangkan yang di maksud bukan angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari kerja. Mereka
adalah penduduk dengan kegiatan sekolah, menjurus rumah tangga tanpa mendapat
upah dan tidak mampu melakukan kegiatan seperti pension atau cacad jasmani.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi
masih lebih rendah daripada kenyataan riil yang ada di lapangan. Bisa saja
dalam kenyataannya angka pengangguran di Indonesia masih lebih tinggi dari data
dan angka resmi itu.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di
atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang di maksud dengan pengangguran ?
2.
Manakah yang termasuk jenis-jenis
pengangguran ?
3.
Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
terjadinya pengangguran ?
4.
Bagaimana dampak pengangguran bagi
perekonomian ?
5.
Bagaimana upaya untuk mengatasi terjadinya pengangguran
?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah di
atas maka tujuan masalah yang akan capai adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian pengangguran
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis pengangguran
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran
4. Untuk
mengetahui dampak dari pengangguran bagi perekonomian
5. Untuk
mengetahui upaya mengatasi pengangguran
D.
Manfaat
Setelah mempelajari
makalah ini maka dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Mencari
solusi bagaimana mengantisipasi terjadinya pengangguran besar-besaran diIndonesia.
2. Mengetahui
dampak terjadinya pengangguran yang terjadi pada di Indonesia.
3. Mengambil
tindakan secepat mungkin untuk menghindari penambahan pengangguran yang terjadi
saat ini.
4. Mengantisipasi
diri jangan sampai turut menjadi pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
B.
Jenis-Jenis
Pengangguran
Ø Jenis
pengangguran berdasarkan penyebabnya :
1. Pengangguran
Friksional
Pengangguran friksional adalah
pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu,
informasi dan kondisi antara pencari kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh
pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Dalam
perekonomian yang berkembang pesat, jumlah pengangguran rendah dan pekerjaan
mudah diperoleh. Sedangkan pengusaha sulit memperoleh pekerja. Untuk itu pengusaha
menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal inilah yang akan mendorong para pekerja
untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari kerja baru yang lebih
tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari
pekerjaan baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai
penganggur.
2. Pengangguran
Silikal
Pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Perekonomian tidak
selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan
hal ini mendorong pengusaha menaikkan produksi untuk itu lebih banyak pekerja
baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya
permintaan agregat mengalami penurunan. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada
perusahaan-perusahaan lain yang mempunyai hubungan juga akan mengalami
kemerosontan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan
agregat ini mengakibatkan perusahaa-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup
perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah.
3. Pengangguran
Struktual
Pengangguran struktural adalah
pengangguran yang akibatkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Tidak
semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju
sebagian akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu
atau beberapa faktor yaitu munculnya barang baru yang lebih baik, kemajuan
teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah
sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri sangat
menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain.
Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut
menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.
4. Pengangguran
Teknologi
Pengangguran teknologi adalah
pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi
lainnya. Contohnya racun rumput telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk
membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lainnya. Begitu juga mesin
telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubah, memotong rumput,
membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Di pabrik ada kalanya robot telah
menggantikan kerja-kerja manusia.
Ø Jenis
pengangguran berdasarkan cirinya :
1. Pengangguran
Terbuka
Pengangguran terbuka adalah
pengangguran yang terjadi karena pertambahan lowongan pekerjaan lebih rendah
dari pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam perekonomian semakin banyak
jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan
ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Mereka
menganggur secara nyata dan sepenuh waktu. Pengangguran terbuka dapat pula
dikarenakan kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang mengurangi
penggunaan tenaga manusia, atau akibat kemunduran perkembangan suatu Industri.
2. Pengangguran
Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi adalah
pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit
pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai jumlah tertentu tidak
akan mengurangi jumlah produksi. Pengangguran ini terutama terjadi di sektor
pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan
jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor. Faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan
perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak
negara berkembang seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatu kegiatan
ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan agar ia dapat menjalankan
kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan
dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya keluarga petani dengan anggota
keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang sangat sempit. Contoh lain
pengangguran tersembunyi adalah orang yang melakukan pekerjaan yang tidak
sesuai dengan keinginannya atau tidak sepadan dengan kemampuannya.
3. Pengangguran
Musiman
Pengangguran musiman adalah
pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun. Bentuk
pengangguran terutama terjadi di sektor pertanian dan perikanan. Biasanya
pengangguran seperti itu berlaku pada waktu-waktu di mana kegiatan bercocok
tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan masa menanam
berikutnya dan periode di antara sesudah menanam bibit dan masa menuai hasilnya
adalah masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian. Pada periode tersebut
banyak di antara para petani dan tenaga kerja di sektor pertanian tidak
melakukan suatu pekerjaan. Berarti mereka sedang dalam keadaan menganggur.
Jenis pengangguran ini hanya sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu
tertentu.
4. Pengangguran
Setengah Menganggur
Kelebihan penduduk di sektor
pertanian di negara-negara berkembang disertai pertambahan penduduknya yang
cepat telah menimbulkan percepatan dalam proses urbanisasi. Salah satu tujuan
dari urbanisasi tersebut adalah untuk mencari pekerjaan di kota-kota. Tidak
semua orang yang hijrah ke kota-kota dapat memperoleh pekerjaan. Banyak di
antara mereka yang terpaksa menganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada pula
yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja
mereka lebih rendah dari jam kerja normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu
hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari.
C.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Pengganguran
1.
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan
kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya
sangat jarang terjadi.
2.
Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3.
Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih
besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi.
Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang
dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian
tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.
Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur
Angkatan Kerja Indonesia
5.
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah
tidak seimbang
Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan
kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
D.
Dampak
Pengangguran Bagi Perekonomian
Untuk mengetahui
dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh
pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
1.
Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada
dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar
stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat
pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi
karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti
yang dijelaskan di bawah ini:
§ Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat
tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi
karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang
dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan
yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun
akan lebih rendah.
§ Pengangguran akan menyebabkan pendapatan
nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan
menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan
menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah
juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
§ Pengangguran tidak menggalakkan
pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat
akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan
berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha)
untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat
investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
2.
Dampak pengangguran terhadap Individu yang
Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini
merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
§ Pengangguran dapat menghilangkan mata
pencaharian
§ Pengangguran dapat menghilangkan
ketrampilan
§ Pengangguran akan menimbulkan
ketidakstabilan social politik.
Tidak
tercapainya pemenuhan kebutuhan ekonomi ini akan menciptakan masalah-masalah
social. Berdasarkan teori Fungsional Struktural, masalah sosial timbul karena
terjadinya ketidak seimbangan lembaga-lembaga sosial sehingga menyebabkan
fungsi lembaga-lembaga tersebut terganggu. Pengangguran dalam hal ini, terjadi
akibat kepincangan lembaga ekonomi dan menimbulkan masalah bagi lembaga sosial.
Pengangguran menjadi masalah sosial tidak karena bersumber
pada penyimpangan norma-norma masyarakat, tetapi karena ia rawan menimbulkan
masalah-masalah sosial lainnya, seperti kemiskinan, meningkatnya kriminalitas,
premanisme, prostitusi, dll.
Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan
menimbulkan banyak masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis
sosial. Suka atau tidak suka, pengangguran selalu berkorelasi dengan kemiskinan
yang identik dengan kebodohan, kejahatan dan perilaku menyimpang lainnya.
Indikator masalah social ini bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang
orang tuanya menganggur, yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen,
pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang
kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
Ironisnya, apa yang terjadi saat ini adalah banyak para
penganggur yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal.
Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri, preman,
penjual narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit mereka yang dibayar untuk
berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan politik salah satu kelompok
tertentu.. Belum lagi dengan semakin menjamurnya prostitusi di Indonesia,
sebuah pilihan hidup akibat himpitan ekonomi.
Selain itu,
keterbatasan mereka di dalam pendidikan sangat mudah dijadikan alat
komoditas politik untuk melakukan berbagai konflik sosial di tengah masyarakat Pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan dan kemelaratan.
komoditas politik untuk melakukan berbagai konflik sosial di tengah masyarakat Pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan dan kemelaratan.
Ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan menjerumuskan
sebagaian besar manusia Indonesia ke jurang kemelaratan. Tidak tercapainya
pemenuhan kebutuhan ekonomi ini akan menciptakan masalah-masalah social.
Beragamnya tindakan
kriminal, anak jalanan, pengemis, prostitusi, perdagangan anak, aborsi,
pengamen dan sebagainya sudah menjadi patologi sosial atau kuman penyakit
sosial yang menyebar bagaikan virus kanker yang sulit diberantas. Penyakit
sosial ini sangat berbahaya dan menghasilkan korban-korban sosial yang tidak
ternilai. Menurunnya kualitas sumber daya manusia, tidak dihargainya martabat
dan harga diri manusia yang merupakan korban sosial dari penyakit sosial ini
sudah sangat merusak sendi-sendi kehidupan
kemanusiaan yang beradab. Karena itu persoalah pengangguran ini harus secepatnya
dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya yang terbaik. Tentunya untuk
menghilangkan pengangguran dalam situasi kehidupan ekonomi Bangsa yang sedang
morat-marit ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi upaya mengurangi
pengangguran bukanlah hal yang mustahil.
E.
Upaya Untuk Mengatasi Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran
membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran
yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
v Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini,
cara yang digunakan adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja
dari tempat dan sektor yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk
mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di
wilayah yang mengalami pengangguran.
v Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum
antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara
mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai
bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk
me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh
peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan
lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk
merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
v Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada
lowongan kerja di sektor
lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan
lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
v Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini
adalah :
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap
barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.
Ø
Kebijakan
Pemerintah
Beberapa Tujuan Kebijakan
Pemerintah
Tujuan Bersifat Ekonomi
1.
Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun
2.
Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
3.
Memperbaiki pembangian pendapat
Tujuan Bersifat sosial dan politik
1.
Meningkatkan kemakmuran keluarga dan stabilitas keluarga,
didalam suatu rumah tangga harus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi
kebutuhan.
2.
Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi
kasus kejahatan
3.
Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang
tinggkat penganggurannya tinggi masyarakat seringkali melakukan demontrrasi dan
mengemukakan kritik atas pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan
ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang terlambat berakibat
pengangguran memburuk.
Ø
Tindakan Pemerintah
Tindakan
pemerintah dalam mengatasi pengangguran, mengurangi pajak mendorong lebih
banyak investasi memberikan subsidi kepada
-
Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
-
Memperbaiki pembagian pendapatan
-
Menghindari masalah kejahatan
-
Menambah keterampilan masyarakat
Cara yang
realistis dalam jangka pendek mengurangi pengangguran adalah memberdayakan
sektor informal, padat karya dll disamping strategi jangka panjang seperti
pemerataan wilayah pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan desentralisasi. Sector
informal dinilai sangat membantu menyerap orang-orang yang menganggur tetapi
kreatif dan menjadi peredam di tengah pasar global. Namun bukan berarti sektor
formal diabaikan. Jika ternyata sektor informal ternyata dapat menjawabi
sebagian dari masalah pengangguran yang dihadapi Bangsa kita, maka sudah
waktunya sektor informal ini didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan
anggaran. Anggaran ini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha
ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan
tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai
potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
2.
Jenis-Jenis Pengangguran yaitu :
Ø Jenis
pengangguran berdasarkan penyebabnya :
§ Pengangguran
Friksional
§ Pengangguran
Silikal
§ Pengangguran
Struktual
§ Pengangguran
Teknologi
Ø Jenis
pengangguran berdasarkan cirinya :
§ Pengangguran
Terbuka
§ Pengangguran
Tersembunyi
§ Pengangguran
Musiman
§ Pengangguran
Setengah Menganggur
3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Pengganguran yaitu :
§ Besarnya Angkatan Kerja Tidak
Seimbang dengan Kesempatan Kerja
§ Struktur Lapangan Kerja Tidak
Seimbang
§ Kebutuhan jumlah dan jenis
tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
§ Meningkatnya peranan dan
aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam
seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
§ Penyediaan dan Pemanfaatan
Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
4. Dampak
Pengangguran Bagi Perekonomian yaitu :
§ Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat
tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya.
§ Pengangguran akan menyebabkan pendapatan
nasional yang berasal dari sector pajak berkurang.
§ Pengangguran tidak menggalakkan
pertumbuhan ekonomi.
5. Upaya Untuk Mengatasi Pengangguran yaitu :
§
Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural : Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
§
Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional : Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,
terutama yang bersifat padat karya
§ Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
: Pemberian informasi yang cepat
jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
§ Cara mengatasi Pengangguran Siklus
: Mengarahkan permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa, dan
B.
Saran
Dari
kesimpulan di atas maka kami dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut ;
1.
Peningkatan
mobilitas modal dan tenaga kerja
2.
Segera
memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi
yang kekurangan
3.
Mengadakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang
kosong, dan
4.
Segera
mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Jadi, sebaiknya pemerintah segera mengeluarkan kebijakan mengenai masalah
pengangguran di indonesia agar negara ini dapat berkembang dan mengalami
kestabilan sosial, politik, dan ekonomi, sehingga rakyatnya dapat hidup dengan
sejahtera, dengan cara membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Conyer
Diana, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Gajah Mada University Press.
John Naisbit
dan Patrician A. Delapan Jalan Menuju Perubahan. Gramedia, 1993
Buku Makro
Ekonomi `Teori Pengantar` Edisi ketiga, Sukirno, dkk. PT Raja Grafindo Persada.
Http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/ekonomi-pembangunan-masalah-pengangguran-di-Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar