MAKALAH
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
“PENGANGGURAN”
DI
S
U
S
U
N
Oleh:
1.
Muliana Ahmad
2.
Ummul Chair
3.
Rismawati
4.
Hadijah
SMA NEGERI 1 BONTOA
KABUPATEN MAROS
2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunaia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pengangguran“ dapat diselesaikan. Salam dan Taslim ditujukan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk bagi kita semua agar tetap
beraktivitas sebagai seorang hamba yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Cukup
banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Meskipun demikian, atas petunjuk dan limpahan rahmat-Nya hambatan dan kesulitan
tersebut dapat teratasi dengan adanya uluran tangan dan bantuan dari berbagai
pihak. Sehingga pada saatnya makalah ini dapat terwujud meskipun dalam bentuk
sederhana. Untuk itu sudah sepantasnya jika penyususn menyampaikan penghormatan
yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Guru Pembimbing Drs. Dideng Kadir, M. Pd., atas petunjuk dan bimbingan yang
diberikan kepada Penyusun sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Ucapan
terima kasih penyusun sampaikan kepada rekan-rekan dan segenapa pihak yang
telah membantu penulis dalam pengumpulan data selama penyusunan makalah ini.
Keberhasilan penyusunan makalah ini takkan ada tanpa restu dan dorongan kedua
orang tua kamis tercinta. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan rasa terima
kasih yang sedalam-dalamnya.
Disadari
bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritikan yang konstruktif senantiasa diharapkan demi perbaikan.
Akhirnya
kepada Allah SWT. penulis memohon doa restu atas segala jasa-jasa mereka dapat
dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.
Maros,
23 Nopember 2009
Penyusun,
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... ...... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... ..... ii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................ .... 1
A. Latar
Belakang ................................................................................ .... 1
B. Rumusan
Masalah.......................................................................... .... 6
C. Tujuan................................................................................................ .... 7
D. Manfaat
............................................................................................. .... 7
BAB
II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ .... 8
A. Pengertian
Pengangguran ........................................................... .... 8
B. Sebab-sebab
terjadinya Pengangguran ..................................... .... 9
BAB
III PEMBAHASAN ................................................................................. .. 11
A. Jenis-jenis
pengangguran ............................................................ .. 11
B. Dampak
terjadinya pengangguran .............................................. .. 12
C. Upaya
untuk mengatasi pengangguran .................................... .. 16
BAB
IV PENUTUP.......................................................................................... .. 20
A. Simpulan
......................................................................................... .. 20
B. Saran
............................................................................................... .. 20
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................... .. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
”Let
us take care of employment, employment will take care of growth.” (Mahbub Ul-Hag,1970)
Lebih dari 30
tahun lalu, Mahbub Ul-Haq, seorang ekonom kenamaan dari India,mengingatkan
pentingnya fokus pada ketenagakerjaan pada setiap persoalan.
Ketenagakerjaan
menyangkut banyak aspek yang tidak melulu ekonomi, tetapi juga sosial, politik,
dan kebahagiaan individu secara umum. Peringatan Mahbub ini kembali bergaung
saat ini ketika krisis mendera di banyak negara, termasuk Indonesia.
Krisis ekonomi yang berdampak rata pada hampir semua sektor mengharuskan
pengambil kebijakan untuk memilih prioritas kebijakan mengingat terbatasnya
sumber daya. Prioritas yang tepat bagi Mahbub, yang juga saya amini, adalah
pengatasan masalah pengangguran.
Dari literatur
empiris, dampak krisis pada pengangguran di negara berkembang biasanya tidak
separah seperti di negara maju di mana terdapat berbagai asuransi sosial dan
perlindungan pekerja. Sebaliknya, kejatuhan nilai output akibat krisis
cenderung lebih dalam di negara berkembang ketimbang negara maju.
Kejatuhan nilai
output lebih dari 13% pada krisis 1997/1998 di Indonesia, misalnya, hanya diiringi
kenaikan tingkat pengangguran terbuka sekitar 0,5%. Dengan kata lain, hukum
Okun (Arthur Okun, 1962) yang menyatakan bahwa setiap peningkatan pengangguran
akan diiringi oleh penurunan tingkat output berlipat ganda lebih menemukan
aplikasinya di negara berkembang ketimbang negara maju.
Dari krisis
1997/1998, ada beberapa alasan untuk hal ini. Pertama, adanya fenomena labour
hoarding di mana pengusaha cenderung menahan pekerja yang dimiliki meski ada
kejatuhan permintaan. Rasio produktivitas akan menurun yang membuat output
tertekan,sementara jumlah pekerja konstan.Satu hal yang disebabkan sulitnya
mencari pekerja dengan skill dan keterampilan spesifik (Manning,2000).
Kedua,negara
berkembang seperti Indonesia
memiliki katup pengaman berupa sektor informal yang lebih luas ketimbang negara
maju. Apa yang terobservasi sekadar perpindahan pekerja dari sektor formal ke
sektor informal, bukannya peningkatan angka pengangguran.
Ketiga,pendapatan
relatif pekerja di negara berkembang jauh lebih rendah ketimbang pekerja di
negara maju.Pekerja di negara berkembang juga biasanya tidak memiliki banyak
tabungan sehingga tidak bekerja bukanlah satu pilihan untuk mempertahankan
keberlangsungan hidup.
Keempat,
terkait dengan hal teknis statistik, pekerja yang terkena PHK akan berhenti
mencari kerja dan memilih untuk melakukan hal lain seperti kembali bersekolah
atau sekadar mengurus rumah tangga. Dengan kata lain, mereka berhenti menjadi
angkatan kerja dan tidak terhitung secara statistik sebagai pengangguran.
Akan tetapi,
kecenderungan ini agaknya tidak akan berlanjut. Berbagai estimasi,termasuk dari
ILO dan INDEF,menunjukkan akan terdapat peningkatan jumlah penganggur antara
650.000 sampai dengan 1 juta orang pada 2009. Ini belum termasuk tambahan
jumlah penganggur dari pekerja Indonesia di luar negeri yang menurut estimasi
Migrant Care berkisar 500.000 sampai dengan 1 juta orang.
Dengan kata
lain, merujuk pada angka angkatan kerja pada 2008, akan terdapat peningkatan
angka pengangguran antara 1–2% pada 2009. Data-data awal juga mengindikasikan
keseriusan persoalan yang ada. Badan Litbang Depnakertrans, misalnya,
menunjukkan sudah terdapat sekitar 90.000 orang yang akan atau sudah terkena PHK
hingga akhir Januari 2009 pada sektor formal. Ledakan pengangguran pada sektor
formal dipastikan akan berdampak pada sektor informal serta mengikis pendapatan
riil pekerja.
Mereka yang
diberhentikan pada sektor formal akan pindah bekerja pada sektor informal dan
mengakibatkan penurunan produktivitas yang menekan tingkat upah. Kondisi ini
akan mengamplifikasi gejala informalisasi pasar kerja yang sudah terjadi selama
lima tahun
terakhir.Pada saat ini, sekitar dua pertiga dari pekerja bekerja di sektor informal
yang umumnya minim perlindungan dan memiliki produktivitas rendah.
Melemahnya
permintaan akibat krisis global akan meningkatkan rasio pekerja informal.
Informalisasi pasar kerja juga akan mempertimpang distribusi pendapatan
domestik. Padahal, angka ketimpangan yang diukur oleh koefisien Gini
sesungguhnya sudah memprihatinkan karena tertinggi selama hampir 30 tahun
terakhir.
Untuk mengatasi
dampak krisis global kali ini diperlukan dua strategi sekaligus. Dalam jangka
pendek, satu strategi diperlukan untuk membantu yang mereka terkena atau bakal
terkena PHK di sektor formal.Implementasi dari strategi ini bisa dilakukan
dengan memperluas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) atau Kredit
Usaha Rakyat (KUR) yang saat ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan
hampir miskin. PNPM, misalnya, menyediakan latihan kerja bagi para penganggur
untuk memperoleh keterampilan/skill baru yang memfasilitasi transisi mereka
yang terkena PHK pindah bekerja ke sektor lain.
Demikian
pula,program food for work atau cash for work harus juga menyentuh mereka yang
terkena PHK. Pada saat sama, KUR bisa digunakan sebagai modal mereka yang
terkena PHK untuk memulai usaha kecil. Perluasan PNPM dan KUR dalam jangka
pendek selain meringankan beban masyarakat kecil, juga akan menopang daya beli
dan konsumsi nasional sehingga tingkat pertumbuhan nasional domestik juga akan
turut tertopang. Pada saat sama, strategi lain yang lebih bersifat jangka
menengah dan panjang diperlukan untuk membenahi sektor ketenagakerjaan formal.
Pekerjaan rumah yang lama terbengkelai adalah peninjauan ulang berbagai
peraturan yang melingkupi pasar kerja. Berbagai kekakuan pasar kerja dan
birokrasi penetapan upah yang bersumber dari berbagai peraturan ini harus
disederhanakan.
Hal lain yang
bersifat jangka panjang adalah pemberantasan ekonomi biaya tinggi yang masih
merupakan hantu penanaman modal yang membatasi ruang berkembang bagi sektor
formal ketenagakerjaan dalam negeri.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Faktor apa yang
mempangaruhi terjadinya pengangguran ?
2.
Apa penyebab
terjadinya pengangguran di Indonesia
?
3.
Bagaimana mengatasi
terjadinya pengangguran ?
C.
Tujuan
Masalah
Dari rumusan masalah di atas
maka tujuan masalah yang akan capai adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian pengangguran dari berbagai pakar
2. Untuk
mengetahui dampak dari pengangguran bagi perekonomian di Indonesia.
3. Untuk
mencari solusi bagaimana mengatasi pengangguran di Indonesia.
D.
Manfaat
Setelah mempelajari makalah
ini maka dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Mencari
solusi bagaimana mengantisipasi terjadinya pengangguran besar-besaran di Indonesia.
2. Mengetahui
dampak terjadinya pengangguran yang terjadi pada di Indonesia.
3. Mengambil
tindakan secepat mungkin untuk menghindari penambahan pengangguran yang terjadi
saat ini.
4. Mengantisipasi
diri jangan sampai turut menjadi pengangguran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur
harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
B.
Sebab-sebab
terjadinya pengangguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1.
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan
terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.
Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3.
Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila
kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi
kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.
Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur
Angkatan Kerja Indonesia
5.
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar
daerah tidak seimbang
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis
Pengangguran
1.
Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah
pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
pekerjaan.
- Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah
keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
- Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti
musim tanam, tukan jualan duren
yang menanti musim durian.
- Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah
pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
B.
Dampak
Pengangguran bagi Perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap
per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua
aspek ekonomi , yaitu:
1.
Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir
pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi,
hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah
dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif
terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
§ Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena
pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan
lebih rendah.
§ Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang
berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang
tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan
menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan
menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah
juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
§ Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang
sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang.
Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan
perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
2.
Dampak pengangguran terhadap Individu yang
Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran
terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
1.
Pengangguran
dapat menghilangkan mata pencaharian
2.
Pengangguran
dapat menghilangkan ketrampilan
3.
Pengangguran akan
menimbulkan ketidakstabilan social politik.
C.
Upaya untuk mengatasi pengangguran
Adanya
bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
v Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1.
Peningkatan
mobilitas modal dan tenaga kerja
2.
Segera
memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3.
Mengadakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang
kosong, dan
4.
Segera mendirikan
industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
v Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk
mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1.
Perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya
2.
Deregulasi dan
Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru
3.
Menggalakkan
pengembangan sector Informal, seperti home
indiustri
4.
Menggalakkan
program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector
formal lainnya
5.
Pembukaan
proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya,
PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
v Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis
pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1.
Pemberian
informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
2.
Melakukan
pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu
musim tertentu.
v Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1.
Mengarahkan
permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2.
Meningkatkan daya
beli Masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka kami dapat menyimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Pengangguran adalah seseorang
yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan
nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal
yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
2.
Penyebab pengangguran
a. Besarnya Angkatan Kerja Tidak
Seimbang dengan Kesempatan Kerja
b. Struktur Lapangan Kerja Tidak
Seimbang
c. Kebutuhan jumlah dan jenis
tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
d. Meningkatnya peranan dan
aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam
seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
e. Penyediaan dan Pemanfaatan
Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
B.
Saran
Dari kesimpulan di
atas maka kami dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut ;
1.
Peningkatan
mobilitas modal dan tenaga kerja
2.
Segera
memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3.
Mengadakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang
kosong, dan
4.
Segera mendirikan
industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
DAFTAR
PUSTAKA
Internet
1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran, dibaca
pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di
warnet three.net
2.
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/804/804/.
dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009.
Di warnet three.net
3.
http://www.antaranews.com/view/?i=1245626060.
dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009.
Di warnet three.net
4.
http://mimodjo.blogspot.com/2009/02/mengantisipasi-persoalan-pengangguran.html.
dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009.
Di warnet three.net
5.
http://www.slideshare.net/DadangSolihin/pengangguran.
dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009.
Di warnet three.net
6. www.slideshare.net/.../pengangguran - Amerika
Serikat. dibaca pada tanggal 8 Desember 2009,
didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di warnet three.net
7.
www.ilmukomputer.org/2009/.../menekan-pengangguran-dengan-blog/.
dibaca
pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di
warnet three.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar