RANGKUMAN
Pengantar
pendidikan
Di susun oleh :
Nama : asrawati asri
Nim : 10540 6527 11
No.
Urut 14
Kelas : I.D
Dosen Pembimbing : Drs.H.m. arsyad,
M.PD.I
JURUSAN PGSD S1
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2011/2012
BAB 1
APAKAH PENDIDIKAN: PENGERTIAN
MAHA LUAS, SEMPIT, DAN LUAS
TERBATAS
A. DEFINISI
MAHA LUAS
1. Pendidikan
adalah hidup, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
2.
Karakteristik
khusus
a. Masa pendidikan.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh
lingkungan.
b. Lingkungan
pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam segala
lingkungan hidup.
c. Bentuk kegiatan.
Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja sampai dengan
terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pangalaman balajar dalam hidup.
d.
Tujuan.
Tujuan
pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar. Tidak ditentukan dari
luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan. Tujuan pendidikan adalah tidak
terbatas. Tujuan pendidikan adalah sama dengan tujuan hidup.
3.
Pendukung.
Kaum
Humanis Romantik.
a. Kaum
humanis romantic (seperti : john holt, William glasser, jonathan kozol, dan
sebagainya), dan kaum pragmatic ( seperti : john dewey, William heard
Kilpatrick, dan sebagainya) cenderung mendefinisikan pendidikan dalam arti maha
luas, dan mengecam praktek pendidikan di sekolah yang diselenggarakan dalam
zamannya, karena di sekolah berlangsung dehumanisasi, yaitu proses pengikisan
martabat kemanusiaan. sekolah terasing dari kehidupan nyata. Hubungan guru dan
murid adalah otoriter, sehingga kurang berlangsung perkembangan individu secara
optimal.
b. Kecaman
yang radikal datang dari ivan illich, yang dituangkan dalam deschooling society (masyarakat tanpa
sekolah). Ivan illich terang-terangan mengutuk pendidikan dalam bentuk sekolah
karena dia yakin bahwa sekolah dengan sendirinya tidak memadai, dan hanya
mendorong kepada mengasingkan siswa dari hidup. dan dia juga yakin bahwa tujuan
peniadaan sekolah dalam masyarakat akan menjamin siswa dapat memperoleh
kebebasan dalam belajar, tanpa harus memperjuangkan untuk memperolehnya dari
masyarakat. Ivan illich berpendapat bahwa sistem pendidikan yang baik harus
mempunyai tiga tujuan, yaitu: (1) memberi kesempatan kepada semua orang untuk
bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat; (2) memungkinkan
semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dapat
dengan mudah untuk melakukannya,demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya;
(3) menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.
B. DEFINISI
SEMPIT
1. Pendidikan
adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang
diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar
mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap
hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
2.
Karakteristik
khusus
a. Masa pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu masa anak dan remaja.
b. Lingkungan
pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam lingkungan
pendidikan yang diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan. Secara
teknis pendidikan berlangsung di kelas.
c. Bentuk kegiatan.
Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum. Kegiatan
pendidikan lebih berorientasi pada kegiatan guru sehingga guru mempunyai
peranan yang sentral dan menentukan. Kegiatan pendidikan terjadwal, tertentu
waktu dan tempatnya.
d. Tujuan.
Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar. Tujuan pendidikan terbatas pada
pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu. Tujuan pendidikan adalah
mempersiapkan hidup.
3. Pendukung.
Kaum behavioris.
a. Kaum
behavioris (misalnya: B. Watson, B.F.Skinner, lester frank ward, dan
sebagainya) cenderung mendefinisikan pendidikan dalam arti sempit. Mereka
mempunyai pandangan yang optimis terhadap peranan sekolah dalam
menyelenggarakan pendidikan, dan pesimis atau meragukan peranan pendidikan
dalam bentuk-bentuk pengalaman belajar dalam hidup yang tidak dilembagakan. Ada
tiga prinsip utama yang mendasari sekolah dalam menyelenggarakan proses
rekayasa pengubahan tingkah laku,yaitu: (1) pembentukan pola tingkah laku
seseorang sangat kuat dipengaruhi lingkungan; (2) pendidikan di sekolah
merupakan rekayasa perubahan tingkah laku yang terprogram secara cermat; dan
(3) masa depan sekolah sebagai lembaga rekayasa pola tingkah laku yang
terprogram adalah cerah karena mempunyai peranan yang besar dalam mencapai
kemajuan.
b. Optimisme
kaum behaviorisme terhadap keberadaan dan peranan sekolah dalam masyarakat
modern tidak terlepas dari optimisme yang kuat terhadap ilmu dan teknologi di
dalam membangun masyarakat modern.
C. DEFINISI
ALTERNATIF ATAU LUAS TERBATAS
1. Pendidikan
adalah uasaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Pendidikan adalah pengalaman hidup
terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah,
dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.
2.
Karakteristik
khusus
a. Masa pendidikan.
Pendidikan berlangsung seumur hidup, yang kegiatan-kegiatannya tidak
berlangsung sembarang, tetapi pada saat-saat tertentu.
b. Lingkungan
pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam sebagian
dari lingkungan hidup. pendidikan hanya berlangsung dalam lingkungan hidup
kultural.
c. Bentuk kegiatan.
Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal, informal, dan non-formal.
Kegiatan pendidikan dapat berbentuk
bimbingan, pengajaran, dan latihan. Kegiatan pendidikan berbentuk kegiatan
belajar mengajar.
d. Tujuan.
Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat
pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi secara optimal dengan tujuan sosial
yang bersifat manusia seutuhnya yang dapat memainkan peranannya sebagai warga
dalam lingkungan persekutuan hidup dan kelompok sosial. Tujuan pendidikan
adalah sebagian dari tujuan hidup, yang bersifat menunjang terhadap pencapaian
tujuan-tujuan hidup.
3. Pendukung.
Kaum humanis realistik dan realisme kritis.
a. Kaum
humanis realistik (misalnya Edgar faure, felipe Herrera, dan sebagainya) dan
juga kaum realisme kritis (stella van petten Henderson, dan sebagainya)
cenderung mengambil jalan tengah dari definisi pendidikan yang maha luas dan
yang sempit. Dengan menggunakan pendekatan dialektis, Edgar faure sebagai
ketua, merumuskan makna pendidikan sebagai usaha memaksimalkan peranan
pengajaran di sekolah dan di luar sekolah. Pendidikan adalah menjadikan
pengajaran di sekolah makin bersifat kegiatan belajar, dan pendidikan di luar
sekolah makin terprogram dan produktif, untuk menuju tercapainya manusia
seutuhnya dengan segala kekayaan kepribadiannya.
b. Pendekatan
dialektis dalam merumuskan makna pendidikan dapat kita temukan dalam introduction to philosophy of education
dari stella van petten Henderson. Dalam bukunya, dia memadukan pengertian
pendidikan sebagai pengembangan potensi-potensi yang terdapat dalam diri
seseorang, dan pendidikan sebagai warisan sosial dari generasi tua kepada
generasi muda.
BAB II
Manusia dan Pendidikan :
Pandangan ilmiah dan filosofis
tentang manusia dan implikasi pendidikannya
A. Pandangan
ilmiah tentang manusia dan implikasi pendidikannya
1. Antropologi
Biologis/Fisik
a. Batasan
Antropologi adalah
studi tentang asal-usul, perkembangan, karakteristik, jenis (spesies) manusia.
Antropologi ilmiah mencakup : antropologi biologis, sosial, budaya, arkeologi,
dan linguistik.
b. Karakteristik
Manusia adalah homo
sapiens.
1) Puncak
evolusi organik dari makhluk hidup
2) Kedudukannya
dalam klasifikasi makhluk hidup
3) Memiliki
ciri-ciri khas
c. Implikasi
dalam praktek pendidikan
·
Keharusan dan
kemungkinan pendidikan.
·
Keragaman
praktek pendidikan, baik dalam sejarah manusia maupun dalam bentuk praktek pendidikan dalam suatu zaman.
d. Implikasi
dalam pengembangan teori pendidikan : Lahir dan berkembangnya antropologi.
2. Antropologi
Budaya
a. Batasan
Antropologi sosial
budaya mempergunakan teknik-teknik riset historis, observasi, wawancara dalam
studi orang yang hidup sekarang.
b. Karakteristik
1. Manusia
adalah organisme sosio-budaya
2. Komponen
utama budaya
3. Karakteristik
umum budaya
c. Implikasi
dalam praktek pendidikan
·
Keharusan dan
kemungkinan pendidikan.
·
Keragaman
kegiatan pendidikan berdasarkan sistem budaya, kesatuan budaya regional, dan
kelompok subkultur.
·
Pendidikan
adalah enkulturasi.
d. Implikasi
dalam pengembangan teori pendidikan
·
Lahir dan
berkembangnya antropologi pendidikan.
·
Adanya kebutuhan
antropologi filsafat anak.
3.
Psikologi
a. Batasan
Psikologi adalah studi
tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang
hidupnya, dari dalam kandungan sampai balita, dari masa kanak-kanak sampai
dewasa, serta masa tua.
b. Karakteristik
Individu yang belajar
c. Implikasi
dalam praktek pendidikan
·
Konsep-konsep
psikologis tentang individu menjadi dasar pelaksanaan proses kegiatan belajar-mengajar.
·
Pendidikan =
individualisasi.
d. Implikasi
dalam pengembangan teori
·
Lahir dan
berkembangnya psikologi pendidikan.
·
Lahir dan
berkembangnya aliran pembaharuan pendidikan yang disebut developmentalisme.
4. Sosiologi
a. Batasan
Sosiologi adalah studi
tentang struktur sosial.
b. Karakteristik
Masyarakat
1. Manusia
adalah animal sociale.
2. Masyarakat
adalah :
a) Pengalaman
kita dengan orang lain disekitar kita (Berger & Berger).
b) Tingkah
laku kelompok, hubungan-hubungan diantara manusia, dan faktor-faktor yang
termasuk dan terjadi di dalam hubungan-hubungan manusia (Ginsberg).
c) Interaksi-interaksi
dan interelasi-interelasi manusia (Barlett, dkk).
d) Sebuah
sistem (Maciver).
e) Sebuah
kelompok dengan suatu budaya yang terorganisasi (Reading).
3. Komponen-komponen
masyarakat :
a) Morfologi
sosial
b) Kontrol
sosial
c) Proses
sosial
d) Patologi
sosial
4. Komponen-komponen
masyarakat (Broom & Selznick)
a)
Organisasi
sosial
b)
Budaya
c)
Sosialisasi
d)
Kelompok-kelompok
primer, dsb
c.
Implikasi dalam
praktek pendidikan
·
Konsep-konsep
sosiologi tentang manusia menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan.
·
Masyarakat
sebagai ekologi pendidikan.
·
Pendidikan =
sosialisasi.
d.
Implikasi dalam
pengembangan teori pendidikan
·
Mendorong lahir
dan berkembangnya sosiologi pendidikan.
·
Mendorong lahir
dan berkembangnya ilmu pendidikan
kependudukan.
·
Mendorong lahir
dan berkembangnya aliran sosiologisme
pendidikan.
5.
Politika (ilmu
politik)
a.
Batasan
Politika
adalah studi tenntang pemerintahan Negara.
b.
Karakteristik
pemerintahan Negara
1)
Manusia sebagai
animal politicon (Aristoteles), binatang yang hidup berpolitik.
2)
Bidang-bidang
ilmu politik (Unesco) : teori politik, lembaga-lembaga politik, partai-partai
politik, kelompok-kelompok politik, pendapat umum, dan hubungan-hubungan
internasional.
c.
Implikasi dalam
praktek pendidikan
·
Konsep-konsep
politika menjadi dasar penyelenggaraan pengelolaan pendidikan makro nasional.
·
Terjalinnya
kerja sama internasional dalam bidang pendidikan.
·
Pendidikan = civilisasi.
·
Pendidikan
kewarganegaraan mempunyai kedudukan dan peranan penting.
·
Pendidikan
politik.
d.
Implikasi dalam
pengembangan teori pendidikan
·
Lahir dan
berkembangnya politika pendidikan/pendidikan nasional.
·
Lahir dan
berkembangnya studi pendidikan internasional.
6.
Ekonomika (ilmu
ekonomi)
a.
Batasan
Ekonomika
adalah studi tentang upaya manusia memperoleh kemakmuran materiil manusia.
b.
Karakteristik
ekonomi
1)
Manusia sebagai animal economicus, binatang yang terus
berusaha memperoleh kemakmuran materiil.
2)
Bidang ekonomi :
konsumsi, produksi, distribusi, pertumbuhan sepanjang waktu.
3)
Satuan ekonomi :
ekonomi mikro dan ekonomi makro.
c.
Implikasi dalam
praktek pendidikan
·
Konsep-konsep
ekonomik menjadi dasar atau landasan pendidikan.
·
Kondisi ekonomi
mempengaruhi kemampuan dan kegiatan pendidikan.
·
Pendidikan =
penanaman modal dalam sumber daya manusia.
·
Pendidikan =
profesionalisasi, ditinjau dari ekonomi mikro.
d.
Implikasi dalam
pengembangan teori pendidikan
·
Lahir dan
berkembangnya ekonomika pendidikan.
·
Lahir dan
berkembangnya studi pendidikan dan pembangunan.
B. Pandangan
filosofis tentang manusia dan implikasi pendidikannya
1.
Filsafat
Umum/Murni
a.
Batasan
1)
Filsafat adalah
studi tentang kebenaran alam semesta dan isinya.
2)
Karakteristik
telaah filosofis :
-
Kritis
-
Spekulatif
-
Fenomenologis
-
Normatif
b.
Obyek
1)
Obyek filsafat
adalah pertanyaan umum yang terbuka/abadi.
2)
Obyek yang
menjadi lingkup pertanyaan filsafat adalah segala sesuatu dalam alam semesta
dengan segala isinya.
c.
Cabang
1)
Metafisika
2)
Epistemologi
3)
Aksiologi
d.
Aliran-aliran
filsafat umum
1)
Idealisme
2)
Realisme
3)
Neo-thomisme
4)
Eksperimentalisme/Instrumentalisme
5)
Eksistensialisme
e.
Implikasi dalam
praktek pendidikan
·
Konsep-konsep
filsafat umum (metafisika, epistemologi, dan aksiologi) menjadi dasar/landasan
penyelenggaraan pendidikan.
·
Munculnya
sekolah-sekolah percobaan.
f.
Implikasi dalam
pengembangan teori pendidikan
·
Munculnya
filsafat pendidikan.
·
Lahir dan
berkembangnya mazhab-mazhab/aliran-aliran
filsafat pendidikan.
2.
Filsafat
Antropologi atau Antropologi Filosofis
a.
Batasan
Filsafat
antropologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat manusia sebagai
keseluruhan, atau manusia seutuhnya.
b.
Obyek
1)
Masalah hubungan
manusia dengan alam
2)
Masalah hubungan
manusia dengan manusia
3)
Masalah hubungan
manusia dengan Tuhan
c.
Karakteristik
manusia seutuhnya
1)
Satu yang terkandung
di dalamnya banyak aspek
2)
Manusia
seutuhnya = animal symbolicum
3)
Hewan yang
mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan pikiran sebagai
milik manusia yang unik, untuk mengkomunikasikan pikirannya, untuk menalar,
untuk mengkombinasikan unsur-unsur yang menghasilkan suatu yang kreatif,
mengadakan perbedaan moral dan menyadari diri sebagai pribadi.
d.
Implikasi dalam
praktek pendidikan
·
Konsep-konsep
manusia seutuhnya sebagai dasar tujuan pendidikan.
·
Pendidikan =
humanisasi.
·
Tujuan utama
dalam hidup mencapai perwujudan diri sendiri sebagai kooperatif.
e.
Implikasi dalam
pengembangan teori pendidikan
·
Timbul kebutuhan
studi filsafat antropologi anak yang
tertuju membahas khuluk atau hakikat anak.
·
Mendorong lahir
dan berkembangnya pedagogik.
BAB 3
PANDANGAN PENDIDIKAN
TENTANG MANUSIA SEBAGAI ANIMAL
EDUCANDUM
A. KEHARUSAN
PENDIDIKAN: MENGAPA MANUSIA HARUS DIDIDIK/MENDIDIK
1.
Dasar biologis
Pendidikan
adalah perlu karena anak manusia dilahirkan tidak berdaya.
a.
Anak manusia
lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna
b.
Anak manusia
perlu masa belajar yang panjang
c.
Awal pendidikan
terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasmani atau mencapai
kebebasan fisik dan jasmani.
2.
Implikasi
a.
Anak manusia
yang tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan tidak
menjadi manusia yang berbudaya atau bahkan mati
b.
Anak memerlukan
perlindungan dan perawatan, sebagai masa persiapan pendidikan.
3.
Dasar
sosio-antropologis
Peradaban
tidak terjadi dengan sendirinya dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.
a.
Setiap anggota
masyarakat perlu menguasai budaya kelompoknya yang berupa warisan
sosial/budaya.
4.
Implikasi
a.
Diperlukan
transformasi dari organisme biologis ke organisme yang berbudaya
b.
Diperlukan
transmisi budaya
c.
Diperlukan
internalisasi budaya, dll.
B. KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN: MENGAPA MANUSIA DAPAT DIDIK/ MENDIDIK
1.
Dasar biologis
Anak
dilahirkan tak berdaya tapi mempunyai potensi untuk berubah.
a.
Anak bersifat
lentur
b.
Anak mempunyai
otak
c.
Mempunyai pusat
syaraf.
2.
Implikasi
a.
Anak dapat
menerima bantuan yang tertuju pada dapat belajar
b.
Pendidikan
= penyesuaian yang sempurna dari
organisme biologis terhadap lingkungannya.
3.
Dasar
psiko-sosio-antropologis
Keragaman
dan kelebihan individu
a.
Individu adalah
unik, berbeda-beda, ada kelebihan dan kekurangannya
b.
Ada perbedaan penguasaan
budaya
c.
Animal sociale,
sehingga ada usaha saling tolong menolong.
4.
Implikasi
a.
Terjadi saling
pengaruh mempengaruhi, yang mempunyai kelebihan dapat memberi bantuan kepada
orang lain yang memerlukan.
b.
Orang dapat menjadi pendidik karena panggilan
jiwa (pendidik alami), perjanjian (pendidik profesional).
C. BATAS-BATAS
KEMUNGKINAN PENDIDIKAN
1.
Empirisme
(realisme, behaviorisme, eksperimentasisme)
a.
Pendidikan
adalah berkuasa
b.
Tidak ada
pembawaan
2.
Implikasi
a.
Pendidikan
berpusat pada pendidik
b.
Pendidikan =
pembentukan
c.
Pendidikan =
rekayasa pola tingkah laku
3.
Naturalisme
(idealisme, thomisme, humanisme)
a.
Pendidikan tidak
atau kurang berkuasa
b.
Anak lahir
dengan membawa bakat yang baik
4.
Implikasi
a.
Pendidikan
berpusat pada anak (terdidik)
b.
Pendidikan = pemekaran
potensi
c.
Pendidikan =
belajar
5.
Developmentalisme,
teori
konvergensi, realism kritis
a.
Pendidikan
berpengaruh tapi terbatas
b.
Anak lahir
dengan membawa bakat yang perlu dirangsang agar berkembang lebih canggih
6.
Implikasi
a.
Pendidikan
berpusat pada relasi antara pendidik dengan si terdidik atau situasi pendidikan
b.
Pendidikan =
kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam situasi khusus.
D. KEKELIRUAN-KEKELIRUAN
PENDIDIKAN
1.
Batasan
a.
Mendidik yang
baik adalah yang berhasil membantu individu dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu hidup.
b.
Kekeliruan-kekeliruan
mendidik adalah bentuk-bentuk kegiatan pendidikan yang tujuannya tidak benar
dan/atau cara pencapaiannya tidak tepat. Kekeliruan mendidik dapat dibedakan
dalam dua bentuk yaitu kekeliruan idiil mendidik dan kekeliruan teknik
mendidik.
2.
Kekeliruan
idiil mendidik
a.
Bentuk
Bentuknya
berupa kegiatan pendidikan patologis
atau demagogis, yaitu kegiatan ”
pendidikan” yang salah tujuannya .
b.
Akibat
dan penanggulangannya
Pendidikan
patologis atau demagogis apabila berhasil, akan melahirkan orang-orang yang
cacat moral atau amoral, yang mempunyai watak ingin merusak kehidupan manusia
atau berbuat kemungkaran. Menghadapi orang yang demikian harus dilakukan
reedukasi atau mendidik kembali.
3.
Kekeliruan
teknis mendidik
a.
Bentuk
Bentuknya
berupa kegiatan pendidikan yang salah teknis pelaksanaannya, yaitu kesalahan
dalam cara memilih dan menggunakan alat pendidikan (kegiatan mendidik dan penciptaan
situasi/lingkungan pendidikan).kekeliruan teknis mendidik mencakup: (1)
kekeliruan cara mendidik misalnya mendidik dengan cara memanjakan atau murah
ganjaran. (2) kekeliruan ekologis atau menciptakan lingkungan hidup yang kurang
mendukung pencapaian kedewasaan misalnya penyiaran TV dengan penuh kekerasan
atau pornografi.
b.
Akibat dan
penanggulangannya
Pendidikan salah
teknis berakibat pendidikan tidak menjadi efektif, efisien, dan relevan.
Kekeliruan teknis dapat berakibat penguasaan pengetahuan/keterampilan yang
keliru dan gangguan emosional seperti rendah diri, sombong, keras kepala.
Penanggulangan terhadap akibat-akibat kekeliruan-kekeliruan teknis dapat
dilakukan dengan jalan memperbaiki cara-cara mendidik dan lingkungan hidup, serta
memberikan bimbingan dan penyuluhan yang tepat.
BAB IV
Pendidikan sebagai sistem
Mamahami pendidikan sebagai
keseluruhan
A. Orientasi
Umum : Teori sistem pada umumnya
1. Pendekatan
Sistem
a. Batasan
Pendekatan sistem
adalah cara-cara berpikir dan bekerja yang menggunakan konsep-konsep teori sistem
yang relevan dalam memecahkan masalah.
b. Tipe-tipe
1) Filsafat
sistem
2) Manajemen
sistem
3) Analisis
sistem
2. Teori
sistem
a. Karakteristik
teori sistem
1) Keseluruhan
adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang kedua.
2) Integrasi
dalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian dalam satu sistem.
3) Bagian-bagian
membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.
4) Bagian-bagian
memainkan peranan mereka dalam kesatuannya.
5) Sifat
bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya di atur oleh keseluruhan.
6) Keseluruhan
adalah sebuah sistem.
7) Segala
sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar.
b. Karakteristik
umum sistem
1) Cenderung
ke arah entropi
2) Hadir
dalam ruang-waktu
3) Mempunyai
batas-batas
4) Mempunyai
lingkungan
5) Mempunyai
variable dan parameter
6) Mempunyai
subsistem
7) Mempunyai
suprasistem
c. Model
dasar sistem : Model Input-Output
1) Masukan
(Input)
·
Informasi
·
Energi atau
tenaga
·
Bahan-bahan
2) Transformasi
Proses pengubahan
masukan olahan menjadi hasilan produksi atau jasa, yang dilakukan oleh manusia
atau mesin-mesin, atau manusia dengan mesin-mesin.
3) Hasil
Barang atau jasa yang
dapat dikeluarkan, disampaikan dan digunakan oleh lingkungan.
d. Tipe-tipe
sistem
1) Sistem
alami dan sistem buatan
2) Sistem
tertutup dan sistem terbuka
3) Sistem
pelayanan dan sistem memproduksi barang
e. Hierargi
sistem
Keseluruhan sistem
dapat disusun secara hierargis dari paling sederhana sampai dengan sistem
paling canggih. Susunannya : kerangka kerja, kerangka jam, termostat, sel,
sosietal genetik, animal, individu manusia, organisasi sosial, sistem
transendental.
f. Lingkungan
dan segmen sistem
1) Struktur
sistem (subsistem, komponen, unsur)
2) Suprasistem
(bagian lingkungan yang lebih besar)
B. Analisis
dan pemetaan pendidikan nasional sebagai sebuah sistem
1. Analisis
dan pemetaan
a. Batasan
1) Ditinjau
dari fungsinya.
2) Ditinjau
dari strukturnya.
b. Peta
umum pendidikan nasional dalam model input-output
1) Masukan
(input)
Sumber-sumber dari
masyarakat yang menjadi masukan sistem pendidikan nasional adaalah informasi,
energi/tenaga, bahan- bahan.
2) Transformasi
-
Komponen (tujuan
pendidikan, organisasi, masa pendidikan, isi pendidikan dsb).
-
Bentuk transformasi
(transformasi administratif dan operasional).
-
Hasil.
2. Analisis
dan pemetaan suprasistem sistem pendidikan nasional
a. Batasan
Suprasistem dari sistem
pendidikan nasional adalah keseluruhan kehidupan masyarakat dalam bernegara dan
berbangsa, yang menncakup masyarakat nasional domestik dan masyarakat
internasional sebagai lingkungam distal.
b. Sistem-sistem
dalam suprasistem
Sistem-sistem kehidupan
yang berada dalam suprasistem dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai
pengaruh terhadap sistem pendidikan nasional yaitu :
1) Sistem
sosial budaya
2) Sistem
biososial (penduduk)
3) Sistem
ekonomi makro
4) Sistem
politik
3. Analisis
dan pemetaan masukan sistem pendidikan nasional
a. Batasan
Sumber-sumber dari
lingkungan masyarakat nasional dan internasional yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan transformasi dalam sistem pendidikan nasional.
b. Bentuk
masukan
1) Informasi
(informasi produk dan operasional)
2) Energi/tenaga
(energi manusia dan non-manusia)
3) Bahan-bahan
(bahan olahan berupa kurikulum dan bahan operasional)
4. Analisis
dan pemetaan transformasi dalam sistem pendidikan nasional
a. Batasan
Transformasi pendidikan
nasional adalah keseluruhan proses
pengubahan masukan pendidikan nasional menjadi hasil pendidikan nasional.
b. Komponen-komponen
sistem pendidikan nasional
1) Tujuan-tujuan
pendidikan
2) Organisasi
pendidikan
3) Masa
pendidikan
4) Prasarana
pendidikan
5) Sarana
pendidikan
6) Isi
pendidikan
7) Tenaga
kependidikan
8) Peserta
didik
c. Proses-proses
dalam transformasi
1) Transformasi
administratif
2) Transformasi
edukatif
5. Analisis
pemetaan hasil sistem pendidikan nasional
a. Batasan
Jumlah orang-orang yang
terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang optimal dapat
dicapai oleh setiap orang.
b. Fungsi
dan peranan
Hasil pendidikan yang
disampaikan kepada masyarakat yang menjadi suprasistemnya diharapkan dapat
diserap sebagai :
1) pribadi
2) Anggota
masyarakat
3) Hamba
Tuhan yang baik.
C. Analisis
dan pemetaan sekolah sebagai sebuah sistem
1. Analisis
dan pemetaan suprasistem sekolah
a. Batasan
Suprasistem sekolah
adalah linngkungan secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh
terhadap penyelenggaraan keseluruhan kegiatan sekolah sebagai organisasi formal
pendidikan.
b. Bentuk
1) Lingkungan
distal
2) Lingkungan
proksimal
2. Analisis
dan pemetaan masukan sekolah
a. Informasi
(informasi produk dan operasional)
b. Tenaga
(tenaga manusia dan bukan manusia)
3. Analisis
dan pemetaan transformasi di sekolah
a. Komponen-komponen
sekolah
1) Tujuan-tujuan
sekolah
2) Organisasi
sekolah
3) Masa
pendidikan
4) Prasarana
sekolah
5) Sarana
sekolah
6) Kurikulum
7) Biaya
pendidikan
8) Tenaga
kependidikan
9) Peserta
didik
b. Proses-proses
dalam transformasi
1) Transformasi
administratif (subsistem administratif)
·
Transformasi
administrative di tingkat sekolah
·
Kelas
2) Transformasi
edukatif (subsistem edukatif), yang dilakukan oleh guru mata pelajaran melalui
kegiatan-kegiatan :
·
Pengajaran
·
Bimbingan
penyuluhan
·
Para pelanggan
BAB 5
TEORI-TEORI PENDIDIKAN:
MEMAHAMI BERBAGAI WAWASAN
PENDIDIKAN YANG PENTING
A. SOSOK
TEORI DAN TEORI PENDIDIKAN
1. Sosok Teori
a. Bentuk
Sebuah
teori adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan, dan
meramalkan (prediktif).
b. Isi
Sebuah
teori berisi konsep-konsep, berfungsi sebagai asumsi dan definisi.
2. Sosok teori
pendidikan
a. Bentuk
Sebuah
teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan,
dan prediktif tentang peristiwa pendidikan.
b. Isi
Sebuah
teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep tentang peristiwa
pendidikan. Berperan sebagai asumsi dan definisi.
c. Asumsi pokok
1.
Pendidikan
adalah aktual
2.
Pendidikan
adalah normatif
3.
Pendidikan
adalah suatu proses pencapaian tujuan.
d. Deskripsi
konsep-konsep penjabaran asumsi pokok: pendidikan adalah aktual:
1.
Entering
behavior
a.
Kesiapan belajar
b.
Kemampuan-kemampuan
belajar seperti kemampuan bawaan, kemampuan kognitif, kemampuan afektif, kemampuan
psikomotor.
c.
Gaya belajar
2.
Kondisi
aktual lingkungan belajar
Lingkungan
belajar terdiri atas: pendidik, alat-alat bantu pendidikan, suasana
sosio-budaya.
e.
deskripsi konsep-konsep penjabaran asumsi
pokok: pendidikan adalah normatif
1.
Tujuan umum pendidikan
2.
Tujuan-tujuan
khusus pendidikan:
a.
tujuan insidental pendidikan
b.
tujuan instruksional pendidikan
c.
tujuan kurikuler pendidikan,dll.
f.
deskripsi konsep-konsep penjabaran asumsi
pokok: pendidikan adalah suatu proses:
1.
Gaya nomotetis
2.
Gaya ideografis
3.
Gaya
transaksional
3.
Klasifikasi teori pendidikan
a.
Teori umum
pendidikan
1.
teori umum
pendidikan preskriptif
2.
teori umum
pendidikan deskriptif
b.
teori khusus
pendidikan
1.
teori khusus
pendidikan preskriptif
2.
teori khusus
pendidikan deskriptif
B.
SOSOK TEORI UMUM PENDIDIKAN
1.
Filsafat
pendidikan
a.
Hubungan filsafat dengan pendidikan
1.
studi pendidikan sebagai bagian dari keseluruhan pembahasan filsafat
2.
studi pendidikan terpisah dari pembahasan filsafat
3.
studi pendidikan sama dengan studi filsafat
4.
studi pendidikan mengambil secara selektif nilai-nilai yang diajarkan oleh
filsafat.
b.
pengertian filsafat pendidikan
1.
batasan
Fisafat
pendidikan adalah studi penerapan konsep-konsep dan metode filosofis dalam
membahas hakekat pendidikan
2.
klasifikasi
a.
filsafat praktek pendidikan
·
Filsafat proses
pendidikan
·
Filsafat sosial
pendidikan
b.
Filsapat ilmu pendidikan
c.
mazhab-mazhab filsafat pendidikan
2.
teori khusus pendidikan deskriptif
a.
pendidikan luar negeri dan pendidikan internasional
b.
pendidikan perbandingan atau pendidikan komparatif
c.
pendidikan historis atau sejarah pendidikan
C.
SOSOK TEORI KHUSUS PENDIDIKAN
1.
Teknologi dan seni pendidikan sebagai teori khusus pendidikan preskriptif
a.
manajemen pendidikan
·
Perencanaan
pendidikan
·
Kepemimpinan
pendidikan
·
Organisasi
pendidikan
·
Supervisi
pendidikan
b.
penyusunan dan pengembangan kurikulum
c.
model-model mengajar
·
Model-model
pemprosesan informasi
·
Model-model
pengembangan pribadi
·
Model-model
interaksi sosial
·
Model-model
pengubahan tingkah laku
d.
didaktis dan metodik:
e.
evaluasi pendidikan
f.
riset pendidikan
2.
Ilmu-ilmu pendidikan sebagai teori khusus pendidikan deskriptif
a.
pedagogic
b.
orthopedagogik
c.
psikologi pendidikan
d.
sosiologi pendidikan
e.
ilmu pendidikan kependudukan
f.
andragogi
g.
antropologi pendidikan
h.
ekonomika pendidikan
i.
politika pendidikan
j.
ilmu administrasi pendidikan.
BAB VI
Aliran-aliran pendidikan :
Gerakan pembaharuan pendidikan
Developmentalisme
A. Orientasi
umum
1. Batasan
a. Developmentalisme
merupakan perkembangan lebih lanjut naturalisme
romantik dari Rosseau, yang
menganjurkan pendidikan alam dalam arti :
1) Pendidikan
sesuai dengan alam
2) Pendidikan
negative
3) Pendidikan
yang berlangsung dalam alam
b. Developmentalisme
adalah paham yang mencoba menerapkan prisip-prinsip naturalisme romantik
Rosseau atau pendidikan alam disekolah, dengan memberikan peranan yang lebih
positif dari pendidik didalam mengawal dan melancarkan proses pengembangan yang
wajar dari kemampuan-kemampuan bawaan yang terkandung dalam diri setiap
individu.
2. Karakteristik
a. Pendidikan
adalah pengembangan pembawaan yang disertai oleh asuhan yang baik.
b. Pendidikan
didasarkan pada studi tentang karakteristik perkembangan anak melalui observasi
dan eksperimen.
c. Perbaikan
pendidikan lebih ditekankan pada metode-metode mengajar, pendidikan guru, dan
pemahaman tentang karakteristik proses pendidikan yang lebih baik.
d. Pengembangan
pendidikan mengutamakan perbaikan pendidikan dasar.
e. Pengembangan
pendidikan mengutamakan pada pengembangan pendidikan universal.
3. Tokoh
Pestalozzi, Herbart,
Froebel, Stanley Hall.
B. Pestalozzi
dan Pestalozzianisme
1. Tokoh
Pestalozzi (1746-1827)
a. Pestalozzi
adalah tokoh pertama yang dipengaruhi oleh Rousseau yang mencoba, ia katakan
sendiri, mempsikologikan pendidikan.
b. Perjalanan
hidupnya
c. Percobaan
di Neuhop (1774-1780)
d. Masa
menulis buku (1780-1798)
e. Percobaan
di sekolah dasar
2. Dasar
filosofis
a. Naturalisme
b. Realisme
kritis
c. Protestanisme
d. Philantropisme
3. Teori
pendidikan
a. Fungsi
pendidikan
b. Tujuan
personal pendidikan
c. Kurikulum
d. Metode
pendidikan
e. Pelajar
f. Guru
4. Pestalozzianisme
a. Pestalozzi
diakui sebagai tokoh yang melahirkan gagasan-gagasan besar tentang pendidikan
pada zamannya.
b. Pengaruh
Pestalozzi
Pengaruh reformasi Pestalozzi
terhadap pendidikan tersebar di Eropa (Jerman, Prancis, Inggris, Rusia, Italia,
Spanyol, Polandia) dan juga Amerika Serikat.
C. Herbart
dan Herbartianisme
1. Tokoh
Herbart (1776-1841)
2. Dasar
filosofis
a. Naturalisme
b. Realisme
kritis
c. Humanisme
baru
3. Teori
pendidikan
a. Orientasi
umum
b. Tujuan
pendidikan
c. Prinsip
dan metode pendidikan (prinsip daur pemikiran, prinsip apresiasi, prinsip tahap
perkembangan, prinsip konsentrasi dan korelasi, metode pendidikan, kurikulum,
pelajar).
d. Pengajar
4. Herbartianisme
a. Ia
dipandang sebagai bapak ilmu pendidikan modern.
b. Beberapa
prinsip-prinsip pendidikannya yang diterima dikalangan pendidikan, yaitu :
·
Pentingnya
pengajaran sekolah dalam mengembangkan karakter/moral
·
Perlunya
metode-metode mengajar yang sehat
·
Perlunya
memuliakan peranan guru dalam proses pendidikan
c. Penyebaran
gerakan Herbartinisme di Eropa dan Amerika serikat.
D. Froebel
dan froebelianisme
1. Tokoh
Froebel
a. Jenis
pendidikan yang dalam abad 19 disebut pendidikan baru
b. Perjalanan
hidupnya
c. Penyelidikan
ilmiah
d. Karya-karyanya
2. Dasar
filosofis
a. Panentheisme
b. Kesatuan
atau bagian-keseluruhan
c. Teori
umum perkembangan
d. Hukum
perkembangan
e. Perkembangan
manusia
f. Perkembangan
kejiwaan dan kerohanian
g. Teori
rekapitulasi budaya
h. Perkembangan
manusia melalui tahap-tahap perkembangan
i.
Hakikat manusia
3. Teori
pendidikan
a. Tujuan
pendidikan
Pendidikan hendaknya
ditujukan untuk mencapai keselarasan dengan prinsip dasar tentang perwujudan
diri melalui kegiatan sendiri dalam kehidupan.
b. Metode
pandidikan
·
Pengarahan
kegiatan sendiri
·
Permainan
sebagai pernyataan diri
·
Menggambar
·
Ritme dan
kegiatan-kegiatan yang bersifat penghalusan
·
Alat-alat
pendidikan
c. Kurikulum
d. Pelajar
e. Pengajar
4. Froebelianisme
a. Froebel
adalah seorang ilmuwan pendidikan yang memadukan aspek filosofis dan psikologis
dalam pendidikan.
b. Sumbangan
konseptual tentang pendidikan yang tetap diakui dalam dunia pendidikan.
c. Penyebaran
gagasan Froebel
1) Penyebaran
di Eropa
2) Penyebaran
di Amerika serikat
BAB
7
ALIRAN-ALIRAN
PENDIDIKAN:
GERAKAN
PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN
PROGRESIVISME DAN
REKONSTRUKSIONALISME
A.
PROGRESIVISME
1.
Orientasi umum
a.
Batasan
Progresivisme
adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah berpusat pada anak (child-centered),
sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject- centered).
b.
Faktor-faktor pendorong lahirnya progresivisme di USA.
1)
Semangat
radikalisme dan reformasi yang dimulai di sekolah yang dipimpin oleh Francis W.
Parker.
2)
Masuknya aliran
Froebelianisme.
3)
Perluasan studi
tentang perkembangan anak secara ilmiah.
c.
Asosiasi pendidikan progresif (progressive education association atau PEA),
yang didirikan 1919, dipelopori oleh Stanford Coob. Prisip-prinsip PEA:
1)
Bebas berkembang
secara alami
2)
Minat adalah
motif dari semua pekerjaan
3)
Guru adalah seorang
pembimbing dan bukan seorang pemberi tugas
4)
Studi ilmiah
tentang perkembangan siswa
5)
Perhatian yang
lebih besar tertuju pada semua yang mempengaruhi perkembangan fisik
6)
Kerja sama
antara sekolah dan rumah
7)
Sekolah
progresif.
2.
Tokoh Francis W. Paker (1837-1902)
a.
Ia dilahirkan di New Hampshire.
b.
Pada usia 16 tahun ia mengajar disebuah sekolah desa. Pada usia 20 tahun ia
diangkat menjadi kepala sekolah di Carrolton. Illinois.
c.
Ia pergi ke jerman untuk belajar filsafat dan pendidikan.
d.
setelah pulang ke Amerika, ia mulai lagi mengajar dan menjadi inspektur sekolah
di Quincy, Massachussets, 1875.
e.
kemudian menjadi kepala sekolah guru cook country, di Chicago.
3.
Dasar filosofis
a.
Realisme spiritualistik
b.
Humanisme baru
4.
Teori pendidikan
a.
Tujuan pendidikan
Tujuan
keseluruhan pendidikan adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, secara
sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati.
b.
kurikulum
1)
Kurikulum
pendidikan progresif adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau
kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap siswa.
2)
Contoh kurikulum
pendidikan progresif dari Lester Dix adalah berisi:
·
Studi tentang
dirinya sendiri,
·
Studi tentang
lingkungan sosial,
·
Studi tentang
lingkungan alam, dan
·
Studi tentang seni.
c.
Metode pendidikan
1)
Metode belajar
aktif
2)
Metode memonitor
kegiatan belajar
3)
Metode
penelitian ilmiah
4)
Pemerintahan
pelajar
5)
Kerja sama
sekolah dengan keluarga
6)
Sekolah sebagai
laboratorium pembaharuan pendidikan
d.
Pelajar
1)
Pendidikan
berpusat pada anak
2)
Anak adalah unik
e.
Pengajar
1)
Guru dalam
melakukan tugasnya dalam praktek pendidikan berpusat pada anak mempunyai
peranan-peranan sebagai:
a)
Fasilitator
b)
Motivator
c)
Konselor
2)
Guru perlu
mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik
memimpin perkembangan siswa, serta kecintaan pada anak, agar dapat melaksanakan
peranan-peranan dengan baik.
5.
Perkembangan progresivisme
a.
Atas bantuan Ny. Emmons Blaine akhirnya terbentuklah sekolah pendidikan
b.Untuk
menghormati jasa-jasanya, didirikan sekolah dasar progresif di Chicago.
c.
pendirian berbagai sekolah progresif di tempat-tempat lain.
d.didirikan
“ progressive education association” (PEA) atau perkumpulan pendidikan
progresif.
e.
Progresivisme mendapat kritik dari berbagai pihak, antara lain dari John Dewey
yang mengembangkan pragmatisme dalam bentuk instrumentalisme atau
eksperimentalisme.
f.
Kritikan datang pula dari George S. Counts dan kawan-kawan yang menghendaki
agar sekolah berperanan mengambil bagian dalam membangun masyarakat Amerika.
g.
Kritik datang pula dari kalangan gereja katolik di Amerika serikat, dan mereka
membentuk gerakan pendidikan yang disebut “perennialisme” yang dipelopori oleh
Robert M. Hutchin, yang pandangan-pandangannya bersumber pada Thomisme.
h.
Kritik datang pula dari kaum Eksistensialisme yang menghendaki agar sekolah
menjadi sebuah forum yang memungkinkan siswa-siswa dapat terlibat dalam dialog
dengan sesama siswa dan guru, yang dipelopori oleh A.S.Neil.
B.
REKONSTRUKSIONALISME SOSIAL
1.
Orientasi umum
a.
Batasan
Rekonstruksionalisme
dipelopori oleh John Dewey, yang memandang pendidikan sebagai rekonstruksi
pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup.
b.
Persahabatan pendidikan Amerika (American Education Fellowship atau AEF)
Prinsip-prinsip
yang menjadi landasan kerja AEF yaitu:
1.
Memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada setiap anak.
2.
memberikan pendidikan tinggi, latihan akademik, profesional, dan teknikal
kepada setiap mahasiswanya untuk dapat menyerap dan menggunakan ilmu dan
teknologi yang diajarkannya, dll.
2.
Tokoh Counts (1889-1974)
a.
George S. Counts adalah seorang tokoh rekonstruksionalisme sosial, menulis
bahwa dewasa ini terdapat jurang pemisah antara banyak kenyataan yang sulit
dihilangkan, antara peradaban industri kita dengan adat istiadat,
kesetiaan-kesetiaan, pemahaman-pemahaman, dan pandangan-pandangan kita.
b.
Dalam 1932, Counts menerbitkan “the selective character of American secondary
education”, ia menyalahkan sekolah-sekolah karena mengabdikan ketidaksamaan-ketidaksamaan
yang mencolok berdasarkan garis ras, kelas, dan etnik.
c.
selama masa depresi, Counts menulis buku “dare the schools build a new social
order?”.
d.
Counts mengecam pendidikan progresif karena telah gagal mengembangkan suatu
teori kesejahteraan sosial.
e.
Counts mempergunakan sebagian besar profesionalnya di teacher college, Columbia
university (1927-1950).
f.
kaum konstruksionalisme umumnya berpendapat bahwa kaum progresivisme tidak
cukup jauh dalam usaha-usaha mereka memperbaiki masyarakat.
g.
Counts berpendapat lebih lanjut bahwa
menolak untuk menghadapi tugas penciptaan suatu visi tentang sebuah masa depan
Amerika sekarang ini, akan berarti menolak tugas pendidikan yang sangat pokok,
sulit, dan penting.
3.
Dasar filosofis
a)
Pragmatisme
b)
Neopositivisme
4.
Teori pendidikan
a)
Tujuan
pendidikan
1.
sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk
melakukan perubahan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat.
2.
tugas sekolah ini adalah mengembangkan insinyur-insinyur sosial.
3.
tujuan sekolah ini adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang
masalah sosial, ekonomi, dan politik yang di hadapi umat manusia dalam skala
global.
b).
Metode pendidikan
Metode
yang digunakan adalah metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan
penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.
c).
Kurikulum
Kurikulum
berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat masa depan.
d).
Pelajar
e).
Pengajar
1.
Direktur proyek
2.
Pemimpin penelitian
5.
Perkembangan Rekonstruksionalisme sosial
a.
Penyebaran Gagasan
Gagasan
rekonstruksionalisme sosial segera disambut oleh beberapa tokoh lainnya, antara
lain oleh Thorndike, Brameld dan Edwin O. Reischaer. Brameld berpendapat bahwa
meskipun kita bergerak dari sebuah masyarakat agraris, masyarakat pedesaan
menuju masyarakat yang berteknologi tinggi, masyarakat kota, ada kesenjangan
serius dalam kemampuan kita untuk menyesuaikan diri pada sebuah masyarakat
teknologis. Edwin O Reischaer, menyatakan bahwa perlu suatu pembangunan pribadi
yang luar biasa dari pendidikan, apabila manusia ingin terus dapat hidup dalam
wajah dunia yang berkembang pesat.
b.
Sekolah masyarakat
Rekonstruksionalisme
sosial mendorong berkembangnya sekolah-sekolah masyarakat, atau “community
schools” dengan lebih menekankan pada masyarakat dari pada individu, sekolah
masyarakat merupakan sekolah yang berpusat pada masyarakat, atau
“social-centered school” yang menggunakan sekolah untuk memperbaiki kehidupan
masyarakat.
BAB VIII
Aliran-aliran pendidikan :
Gerakan pembaharuan pendidikan
Essensialisme dan Perennialisme
A. Essensialisme
1. Orientasi
umum
a. Batasan
Essensialisme modern
dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap skeptisisme dan sinisme dari gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang
tertanam dalam warisan budaya/sosial.
b. Karakteristik
1) Minat-minat
yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal yang
memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
2) Pengawasan,
pengarahan, dan bimbingan orang yang belum dewasa adalah melekat dalam masa
balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spesies
manusia.
3) Oleh
karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka
menegakkan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
4) Essensialisme
menawarkan sebuah teori yang kokoh kuat tentang pendidikan, sedangkan
sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teori yang lemah.
2. Tokoh
Bagley (1874-1946)
3. Dasar
filosofis
Essensialisme merupakan
gerakan pendidikan yang bertumpu pada mazhab filsafat idealisme dan realisme.
4. Teori
pendidikan
a. Tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan
adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan
yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan demikian adalah
berharga untuk diketahui oleh semua orang.
b. Metode
pendidikan
1) Pendidikan
berpusat pada guru
2) Umumnya
diyakini bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang di inginkan, dan
mereka harus dipaksa belajar.
3) Metode
utama adalah latihan mental.
c. Kurikulum
d. Pelajar
e. Pengajar
B. Perennialisme
1. Orientasi
umum
a. Batasan
Perennialisme adalah
gerakan pendidikan yang memprotes terhadap gerakan pendidikan progresivisme
yang mengingkari supernatural.
b. Karakteristik
Robert M. Hutchins
merangkum tugas pendidikan sebagai berikut : pendidikan mengandung mengajar,
mengajar mengandung pengetahuan, pengetahuan adalah kebenaran.
2. Tokoh
Hutchins
3. Dasar
filosofis
Orientasi pendidikan
dari parennialisme adalah scholastisisme atau neo-thomisme, yang pada dasarnya
memandang kenyataan sebagai sebuah dunia akal pikiran dan Tuhan, pengetahuan
yang benar diperoleh melalui berpikir dan keimanan, dan kebaikan berdasarkan
perbuatan rasional.
4. Teori
pendidikan
a. Tujuan
pendidikan
Membantu anak
manyingkap dan menanamkan kebenaran-kebenaran hakiki.
b. Metode
pendidikan
Latihan mental dalam
bentuk diskusi, analisis buku melalui pembacaan buku-buku yang tergolong
karya-karya besar, buku-buku besar tentang peradaban bakat.
c. Kurikulum
Kurikulum berpusat pada
mata pelajaran, dan cenderung menitik beratkan pada : sastra, matematika,
bahasa, dan humaniora, termasuk sejarah.
d. Pelajar
Makhluk rasional yang
dibimbing oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran
mengangkat dunia biologis.
e. Pengajar
1) Guru
mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di
kelas.
2) Guru
hendaknya orang yang telah menguasai suatu cabang ilmu, seorang guru yang ahli
bertugas membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa menyimpulkan
kebenaran-kebenaran yang tepat, dan yang wataknya tanpa cela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar