Tugas Kelompok
AIK
V
“Akhlak Terhadap Lingkungan”
Di susun oleh :
Asrawati Asri 10540 6527 11
Hariani 10540 6517 11
Kasmawati 10540 6526 11
Aulia Rahmah J. 10540 6531 11
KELAS : V.D
Dosen
Pembimbing : Drs. Samhi Muawan Djamal M.Ag
JURUSAN PGSD S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah
swt, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua,
terutama kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah AIK V dengan judul “Akhlak kepada lingkungan”
Adapun penulisan dalam makalah ini,
disusun secara sistematis dan berdasarkan metode-metode yang ada, agar mudah
dipelajari dan dipahami sehingga dapat
menambah wawasan pemikiran para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya adanya kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari para
pembaca agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1
D.
Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................. 3
A.
Alam sebagai rahmat dan karunia Allah SWT........................................... 3
B. Memelihara
kebersihan dan kesehatan lingkungan.................................. 5
C. Memanfaatkan
SDA dan lingkungan secara proporsional......................... 9
D. Bencana
alam dan kearifan manusia…….................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 22
A. Kesimpulan.............................................................................................. 22
B. Saran....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Yang dimaksud
lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya,
akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptaannya.
Dalam
pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini
berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang
berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian
mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan,
bahkan dengan kata lain, "Setiap perusakan terhadap lingkungan harus
dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri."
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana alam sebagai rahmat dan
karunia Allah SWT?
2. Bagaimana memelihara kebersihan dan
kesehatan lingkungan?
3. Bagaimana memanfaatkan SDA dan
lingkungan secara proporsional?
4. Bagaimana bencana alam dan kearifan
manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan alam sebagai
rahmat dan karunia Allah SWT
2. Untuk mengetahui cara memelihara
kebersihan dan kesehatan lingkungan
3. Untuk mengetahui cara memanfaatkan
SDA dan lingkungan secara proporsional
4. Untuk mengetahui bencana alam yang
terjadi dan kearifan manusia
D. Manfaat
1. Menambah
wawasan kita terutama yang menyangkut dengan lingkungan, seperti alam sebagai rahmat dan karunia
Allah SWT, cara
memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan, cara memanfaatkan SDA dan lingkungan
secara proporsional, dan bencana alam yang terjadi dan kearifan manusia.
2. Sebagai
bahan referensi bagi kita semua dalam meningkatkan pengetahuan kita mengenai
akhlak terhadap lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alam
sebagai rahmat dan karunia Allah SWT
Akhlak kepada lingkungan adalah
perilaku atau perbuatan kita terhadap lingkungan, Akhlaq terhadap lingkungan yaitu manusia tidak dibolehkan memanfaatkan sumber daya alam
dengan jalan mengeksploitasi secara besar-besaran,sehingga timbul
ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.
lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan selalu
menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini
merupakan hak dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak
adanya. Dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan
merupakan salah satu manifestasi dari etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap
alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan,
dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan
mengambil buah sebelum matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini
berati tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati
proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang
terjadi, sehingga ia tidak melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain,
setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri
manusia sendiri.
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan
kepada penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap
membawa kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi
sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang
menciptanya.
Dari Syaddad bin Aus berkata, “Ada
dua hal yang aku hapal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
berkata, ‘Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku ihsan kepada segala sesuatu.
Binatang, tumbuhan,
dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah SWT dan menjadi
milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini
mengantarkan sang Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah "umat"
Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
Karena itu dalam
Al-Quran surat Al-An'am (6): 38 ditegaskan bahwa binatang melata dan
burung-burung pun adalah umat seperti manusia juga, sehingga semuanya --seperti
ditulis Al-Qurthubi (W. 671 H) di dalam tafsirnya-- "Tidak boleh
diperlakukan secara aniaya."
Tuhan
ini mengundang seluruh manusia untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri
sendiri, kelompok, atau bangsa, dan jenisnya saja, melainkan juga harus
berpikir dan bersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak boleh bersikap
sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang terhadapnya. Memang, istilah
penaklukan alam tidak dikenal dalam ajaran Islam. Istilah itu muncul dari
pandangan mitos Yunani. Yang menundukkan alam menurut Al-Quran adalah Allah.
Manusia tidak sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali berkat kemampuan yang dianugerahkan
Tuhan kepadanya.
Mahasuci Allah yang
menjadikan (binatang) ini mudah bagi kami, sedangkan kami sendiri tidak
mempunyai kemampuan untuk itu (QS Az-Zukhruf [43]: 13) Jika demikian, manusia
tidak mencari kemenangan, tetapi keselarasan dengan alam. Keduanya tunduk
kepada Allah, sehingga mereka harus dapat bersahabat.
Al-Quran menekankan
agar umat Islam meneladani Nabi Muhammad saw yang membawa rahmat untuk seluruh
alam (segala sesuatu). Untuk
menyebarkan rahmat itu, Nabi Muhammad saw bahkan memberi nama semua yang
menjadi milik pribadinya, sekalipun benda-benda itu tak bernyawa.
"Nama" memberikan kesan adanya kepribadian, sedangkan kesan itu
mengantarkan kepada kesadaran untuk bersahabat dengan pemilik nama. Nabi
Muhammad saw telah mengajarkan : "Bertakwalah kepada Allah dalam
perlakuanmu terhadap binatang, kendarailah, dan beri makanlah dengan
baik."
Alam sebagai rahmat
dan karunia Allah dijelaskan dalam Qs. Al-Jatsiyah (45) : 13, yang berbunyi:
وَ سَخَّرَ لَكُمْ ما فِي السَّماواتِ وَما فِي الْأَرْضِ
جَميعاً مِنْهُ إِنَّ في ذلِكَ لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berpikir”.
Ini berarti bahwa alam
raya telah ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya. Namun pada saat yang sama, manusia tidak boleh tunduk
dan merendahkan diri kepada segala sesuatu yang telah direndahkan Allah
untuknya, berapa pun harga benda-benda itu. Ia tidak boleh diperbudak oleh
benda-benda itu. Manusia dalam hal ini dituntut untuk selalu mengingat-ingat,
bahwa ia boleh meraih apa pun asalkan yang diraihnya serta cara meraihnya
diridhoi Allah SWT, sesuai dengan kaidah kebenaran dan keadilan. Akhirnya kita
dapat mengakhiri uraian ini dengan menyatakan bahwa keberagamaan seseorang
diukur dari akhlaknya. Nabi bersabda : "Agama adalah hubungan interaksi
yang baik."Beliau juga bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang
mukmin pada hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur. (Diriwayatkan
oleh At-Tirmidzi).
B. Memelihara kebersihan dan kesehatan
lingkungan
· Pengertian kebersihan lingkungan
Kebersihan
adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan
bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit
atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus,
bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan
adalah salah satu tanda dari keadaan higienes yang baik. Manusia perlu menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu,
tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri
maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti
mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih, Mencuci
adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun
atau deterjen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan
tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan
batuk-pilek.
Kebersihan
lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai
sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan
perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan
peralatan makan (misalnya dengan abu gosok), membersihkan kamar mandi dan
jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga
kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari
sampah.
Tingkat
kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia.
Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit,
sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik
semikonduktor yang bebas debu.
Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di
dalamnya, debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan
selalu menjadi perdebatan dan masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang
menyangkut masalah kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat.
Problem tentang
kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak
sadar akah hal kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak
dipergunakan dan dirawat dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit,
penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan
udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya
pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat.
·
Cara
memelihara kebersihan lingkungan:
Dimulai dari
diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga
kebersihan lingkungan, Selalu Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk
memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan, Sertakan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan
lingkungan, Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda, Pekerjakan
petugas kebersihan lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai setiap
bulannya, Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah
tangga menjadi sampah organik dan non organic, Pelajari teknologi pembuatan
kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk, Kreatif,
Dengan membuat souvenir atau kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah, Atur
jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.
·
Pengertian Kesehatan
Lingkungan
Kesehatan
lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan
dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi
itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi
syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan
lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan
mayarakat.
· Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1. Keadaan
Air
Air yang sehat adalah air
yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air tersebut,
kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri
yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan
Udara
Udara yang sehat adalah
udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya oksigen dan di
dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat
carbondioksida).
3. Keadaan
tanah
Tanah yang sehat adalah
tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat
logam berat.
·
Cara-cara
Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Tidak
mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah
tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam
tumbuhan pada lahan-lahan kosong
·
Tujuan Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan
1. Mengurangi
Pemanasan Global.Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong,
maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen)
yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang
menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh
tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati
oleh manusia tersebut untuk bernafas.
2. Menjaga
Kebersihan Lingkungan. Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga
kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari
segala penyakit dan sampah.Sampah adalah musuh kebersihan yang paling utama.
Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
Membersihkan
Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat
organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur
dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh sampah organik :Daun-daun tumbuhan,
Ranting-ranting tumbuhan, Akar-akar tumbuhan.
Membersihkan
Sampah Non Organik Sampah non organik adalah sampah yang tidak dapat hancur
(dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat
dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.
C.
Memanfaatkan
SDA dan lingkungan secara proporsional
Kehidupan manusia di muka
bumi ini tidak terlepas dari peran serta lingkungan. Sebagaimana manusia
merupakan bagian dari lingkungan, bersama-sama dengan tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme yang telah menjadi satu mata rantai yang tidak akan terpisah.
Untuk itulah, manusia harus memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, agar
lingkungan tetap lestari.
Pengelolaan lingkungan
hidup merupakan pengelolaan terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan,
pengawasan, pengendalian, pemuliaan, dan pengembangan lingkungan hidup. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan
manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan pembangunan manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber
daya secara bijaksana agar seluruh sumber daya alam digunakan oleh kepentingan
orang banyak seproduktif mungkin dan menekan pemborosan seminimal mungkin.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina
lingkungan hidup, oleh sebab itu pengembangan sumber daya alam senantiasa harus
disertai dengan usaha memelihara kelestarian tata lingkungan.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan
lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
5. Pemerintah melalui Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 1986 mengenai Analisis Dampak Lingkungan diantaranya,
memberikan kewajiban kepada para pengelola dan pemilik pabrik untuk
menyelenggarakan sebuah studi kelayakan teknis dan ekonomis serta analisis
dampak lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Melindungi negara terhadap dampak
kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan.
Dengan menerapkan
pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan keharmonisan antara
manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia
yang semena-mena (eksploitasi) maka diterapkan kebijakan melalui undang-undang
lingkungan hidup.
Di Indonesia hal ini dapat
dikaji dalam pengelolaan lingkungan hidup dimana dikatakan bahwa dengan
diberlakukannya UU No. 4 Th. 1982 yang disempurnakan dan diganti dengan UU No.
23 Th. 1997, masalah lingkungan hidup telah menjadi faktor penentu dalam proses
pengambilan keputusan pemanfaatan dan pengolahan SDA. Pembangunan tidak lagi
menempatkan SDA sebagai modal, tetapi sebagai satu kesatuan ekosistem yang di
dalamnya berisi manusia, lingkungan alam dan/atau lingkungan buatan yang
membentuk kesatuan fungsional, saling terkait, dan saling tergantung dalam
keteraturan yang bersifat spesifik, berbeda dari satu tipe ekosistem ke tipe
ekosistem yang lain. Oleh sebab itu, pengelolaan lingkungan hidup bersifat
spesifik, terpadu, holistik dan berdimensi ruang.
Berdasarkan UU No. 23 Th.
1997 lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan kesemua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup didefinisikan sebagai upaya terpadu
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Pada Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997 dikemukakan
bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia
sebagai insan lingkungan hidup yang mempunyai sikap dan tindak untuk melindungi
serta membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi
masa kini dan generasi masa mendatang.
4. Tercapainya kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber
daya secara bijaksana.
6. Terlindunginya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dari dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah
negara yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) pasal 3 menyebutkan bahwa usaha dan/atau kegiatan yang
kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang
alam.
2. Eksploitasi sumber daya alam baik
yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui.
3. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya
3. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya
dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sumber
daya.
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya
akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau
perlindungan cagar budaya.
6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan,
jenis hewan dan jasad renik.
7. Pembuatan dan penggunaan bahan
hayati dan non-hayati.
8. Penerapan teknologi yang
diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
9. Kegiatan yang mempunyai resiko
tinggi dan dapat mempengaruhi pertahanan Negara
Pengeksploitasian terhadap
sumber daya alam harus dilakukan secara proporsional, tidak boleh berlebihan. Jika
mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan maka ekosistem lingkungan
bisa rusak sehingga masyarakat setempat dan juga industri tersebut akan
mendapatkan dampak buruknya. Jika misalnya harus menebang pohon, maka dibarengi
dengan usaha penanaman kembali (reboisasi).
setiap lingkungan
hidup yang ada di sekitar kita semuanya bermanfaat bagi kehidupan manusia,
mulai dari udara, air, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Udara sangat berguna bagi
kehidupan manusia yakni untuk bernafas, karena sedetik saja kita tidak bisa
menghirup udara untuk bernafas, maka hidup akan berakhir. Air sangat berguna
untu minum, tidak sedikit manusia yang mati karena kehausan, bahkan hewan dan
tumbuh-tumbuhanpun akan mati bila tidak ada air. Hewan, terutama hewan ternak
yang halal, ada yang berguna untuk dimakan, ada yang bermanfaat untuk
dipergunakan tenaganya, seperti kerbau untuk membajak sawah, kuda dan unta
untuk kendaraan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan berguna untuk dimakan, seperti
buah-buahan dan sayuran. Dan ada juga yang digunakan sebagai bahan bangunan dan
kayu bakar dan lain sebagainya.
Manusia sebagai
khalifah fil ardh telah diperintakan Allah Swt.untuk memelihara, melestarikan
dan mempergunakan lingkungan hidup untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah Swt.dalam al Qur’an :
alam ini diciptakan
untuk kita dan kita diperintakan untuk melestarikan, memakmurkan dan
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan diri kita sendiri.
Namun harus diingat, bahwa kita harus menjaga keseimbangan alam dan lingkungan
hidup. Janganlah kita membuat kerusakan di muka bumi ini, tidak boleh
mengeksploitasi alam hanya untuk kepentingan nafsu serakah. Misalnya menebang
pohon seenak udelnya tanpa menanam kembali pohon sebagai pengantinya. Karena
itu akan mengakibatkan bencana bagi manusia itu sendiri.
D. Bencana
alam dan kearifan manusia
Setiap kali muncul
/ terjadi suatu bencana, sering orang bertanya-tanya, ada apa dengan bencana?
Setiap orang beragam dalam menjawab pertanyaan seperti ini. Ada yang menjawab,
terjadi karena pergeseran lempengan-lempengan yang ada di dasar laut, sehingga
berpotensi menimbulkan gempa tektonik dan tsunami. Ada lagi yang menjawab,
mungkin karena alam sudah tidak bersahabat dengan kita. Bahkan ada yang lebih
radikal lagi jawabannya, karena alam sudah terlalu sering disakiti, dirusak,
dizholimi (dieksploitasi) oleh manusia, maka alam itu marah yang membabi buta.
Dan kalau alam itu sudah marah dan murka maka dampaknya adalah kepada manusia
itu sendiri.
Semua jawaban di
atas apabila disimpulkan, karena umat manusia sudah tidak lagi memelihara dan
menjaga akhlak yang baik terhadap alam dan lingkungan hidup yang ada di
sekitarnya. Sudah bosan rasanya telinga kita mendengar berita-berita yang
menggambarkan tentang prilaku manusia yang berbuat tidak adil terhadap alam dan
lingkungan.
Padahal
dampak dari perbuatannya itu akan kembali lagi kepada manusia itu sendiri.
Sebut saja misalnya penebangan liar (penggundulan) hutan tanpa memperhatikan
undang-undang yang berlaku, mengakibatkan banjir bandang dan longsor. Membakar
hutan secara ilegal, untuk kepentingan oknum para pengusaha Kelapa Sawit,
mengakibatkan asap tebal dimana-mana bahkan sampai ke negara tetangga. Dan
pengeboran minyak tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku, berdampak luapan
lumpur yang tidak terkendali seperti di Sidoarjo dan lain-lain. Kenapa manusia
tega berbuat demikian? Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ
”
Telah dihiasi pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia ” ( Q.S. 3:14).
Ayat
ini mengisyaratkan bahwa setiap manusia diberi potensi hawa nafsu untuk
mendapatkan rasa cinta kepada wanita cantik, ingin memiliki harta benda yang
banyak seperti emas, perak, kuda pilihan (kendaraan mewah), binatang ternak dan
sawah ladang (Az-Zuhaily:1998) Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan semuanya
itu, walaupun dengan berbagai cara, tidak peduli apakah cara yang digunakan itu
merusak alam dan lingkungan atau tidak yang penting bagi dirinya bahwa tujuan
itu tercapai. Maka dari sinilah awal mula proses terjadinya kerusakan alam yang
mengakibatkan bencana yang sangat dasyat di negeri ini.
Islam
memandang bahwa segala musibah yang terjadi di alam ini akibat perbuatan
manusia itu sendiri. Seperti dalam firman Allah Swt.:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“ Telah nampak kerusakan di darat
dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar)” (Q.S. 30: 41)
Dalam
ayat ini menjelaskan bahwa musibah yang terjadi baik di daratan maupun di
lautan akibat ulah manusia yang mengumbar hawa nafsunya untuk kepentingan
dirinya. Dan musibah sengaja Allah Swt. timpahkan kepada manusia agar manusia
kembali ke jalan Tuhannya yakni jalan yang benar.
bila mempergunakan
lingkungan hidup di jalan yang dimurkai Allah Swt., misalnya membiarkan bumi
(tanah) dan berbagai macam kemaksiatan tumbuh subur di negeri ini, para
pemimpin negara banyak yang korupsi, kaum muda-mudi tidak risih memamerkan
auratnya di depan umum, tayangan TV penuh dengan pornografi dan pornoaksi, maka
jangan heran bila bencana silih berganti, sebagai peringatan dari Allah Swt.
na’udzu billah min dzalik.
berakhlakulkarimah
dengan lingkungan hidup adalah berani memelihara, melestarikan, dan
memanfaatkannya untuk kepentingan manusia dalam rangka menuju ridho Allah Swt.
Dan apabila dipergunakan untuk sebaliknya. Maka bersiap-siaplah menerima
bencana yang maha dahsyat, seperti dijanjikan dalam al Qur’an :
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“ Dan hendaklah kalian takut akan fitnah (bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya” (Q.S.8: 25).
Manusia di muka bumi ini adalah
khalififah, yang diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola, merawat dan
mendaya gunakan dengan sebaik-baiknya, apabila manusia sebagai khalifah tak
mumpu mengelolanya dengan baik maka akan munculah musibah-musibah dari hukum
alam ini yang susah sekali untuk mengelakkannya. , sekedar contoh apabila
manusia membabat habis hutan maka yang terjadi adalah banjir besar yang bisa
meluluh lantakan orang yang tak bersalah sekalipun.
Namun disana terdapat juga musibah
yang tidak disebabkan oleh ulah manusia dalam mengelola bumi, Angin yang tadinya mendistribusi awan (QS al-Baqarah/2:164)
dan menyebabkan penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Q.S. al-Kahfi/18:45),
tiba-tiba tampil begitu ganas memorak-porandakan segala sesuatu yang
dilalewatinya (QS Fushshilat/41:16).
Gunung-gunung yang
tadinya sebagai pasak bumi (QS al-Naba'/78:7), tiba-tiba memuntahkan debu,
lahar panas, dan gas beracun (QS al-Mursalat/77:10 atau yang baru saja menimpa
saudara-saudara kita di jawa tengah ketika lempengan-lempengan bumi bergeser
maka terjadilah gempa yang tidak terduga.
Bencana seperti ini
adalah merupakan ujian bagi kita semua, karena musibah ini telah menimpa tidak
saja bagi orang yang berdosa tapi juga bagi orang yang beriman. Mereka
menanggung penderitaan yang sama, marilah kita menghindarkan anggapan bahwa ini
merupakan azab atas dosa-dosa yang diperbuat oleh para korban sendiri., disaat
kita menganggap ini azab, maka bagi korban yang menderita akan
mendapatkan kesusahan dua kali, pertama musibah itu sediri dan yang kedua
adalah suudlon kita, tentunya ungkapan-ungkapan itu akan menyudutkan bagi yang
terkena musibah. Cara kerja azab Tuhan di dalam Alquran hanya menimpa kaum yang
durhaka dan tidak menimpa atau mencederai orang-orang yang shaleh dan taat pada
Tuhan. Sedangkan cara kerja mushibah dan bala tidak membedakan satu sama
lainnya.
Memang telah terdapat
ayat-ayat yang menerangkan tentang azab umat—umat terdahulu Bentuk azab itu
antara lain:
1) banjir besar (mungkin ini gelombang tsunami
pertama) seperti yang ditimpakan pada umat Nabi Nuh;
2) bencana alam dahsyat berupa suara yang
menggemuruh seperti yang ditimpakan kepada umat Nabi Syu'aib;
3) tanah longsor dahsyat seperti yang ditimpakan
kepada umat Nabi Luth;
Meski demikian Secara historis, Nabi Muhammad
adalah seorang nabi yang tidak pernah sekalipun mendoakan ummatnya agar celaka.
Dia tidak pernah menghadapi kondisi psikologis yang sangat mengecewakan dan
menyerah dalam berda’wah pada umatnya, Maka, dia tidak pernah berdoa minta azab
kepada Allah bagi kaum-kaumnya yang tidak taat.
Musibah adalah suatu
keniscayaan yang melanda semua manusia, baik secara perorangan maupun kelompok.
Perasaan takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, sampai kekurangan buah-buahan
yang dibutuhkan, selalu menyertai mereka yang terkena musibah.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنْ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنْ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرْ الصَّابِرِينَ (البقرة155) الَّذِينَ إِذَا
أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(البقرة156) أُوْلَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ
مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُهْتَدُونَ (البقرة157)
''Dan sesungguhnya akan
Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan
inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Mereka itulah yang mendapat
keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.'' (QS Al-Baqarah (2): 155-157).
Ø Cara Menyikapi Bencana
Alam
Pertama : kita maknai bahwa peristiwa ini
semua adalah semata-mata ujian dari sang maha kuasa atas seluruh alam semesta
ini, dan ketika kita bisa melaluinya maka Allah akan menaikkan derajat keimanan
kita.
Seperti sabda Rasulullah SAW, ''Siapa yang akan
diberi limpahan kebaikan dari Allah, maka diberi ujian terlebih dahulu.'' (HR
Bukhari Muslim).
Yang kedua : Semua ujian haruslah kita hadapi
dengan kesabaran,karena kesabaran adalah sebuah tanda lulusnya sebuah ujian,
seperti pada sebuah hadis : ''Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman
seluruh perkaranya menjadi baik. Ketika ditimpa musibah dia bersabar, itu
membawa kebaikan baginya. Dan ketika mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu
membawa kebaikan baginya.'' (Al-Hadis).
Yang ketiga : Bahwa seberat apapun ujian yang berupa musibah alam
raya ini, kita yakin Allah pasti sudah proprosional dalam mengujinya dan tidak
akan melebihi dari kesanggupan dalam menjalaninya bagi orang yang
tertimpa.
لَا
يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا
اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا
وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ
الْكَافِرِينَ (البقرة286)
''Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.'' (QS Al-Baqarah (2): 286.
Keempat :
Apapun bentuk musibah yang di derita oleh seorang muslim,baik itu berupa
kesususahan, penderitaan maupun penyakit, Allah akan menghapus sebagian
kesalahan dan dosa, dengan demikian derajat para korban bencana akan mulia,
bagi yang meninggal dunia dia akan mati syahid dan bagi yang masih hidup
tentunya dengan kesabaran atas penderitaan itu Allah akan hapus sebagian
kesalahan dan dosa dosanya.
Kelima bagi kita yang
tidak secara langsung mengalami musibah itu, hendaknya kita jadi peristiwa itu
sebagai momentum untuk menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah, sehingga akan
menguatkan iman kita pada sang pencipta alam semesta.
Marilah
kita bayangkan apabila musibah itu menimpa diri kita sendiri, keluarga kita,
atau temen-teman kita, tentunya kita akan menderita dan susah menjalani cobaan
besar ini. Maka marilah kita bantu para korban bencana semaksimal mungkin
karena sekecil apapun bantuan itu akan sangat berharga sekali bagi kehidupan
para korban yang masih hidup. Kita berharap musibah ini akan membawa
kebaikan-kebaikan dalam ridlo Allah. Kita semua berduka atas musibah ini. Kita
semua harus mohon ampun atas semua dosa. Namun, kita tidak boleh mengeluh dan
bersedih berkepanjangan serta kehilangan harapan pada Tuhan Sembari
bertobat dan mohon petunjuk Tuhan, mari kita baca hikmah dan pembelajaran dari
musibah ini.
Jalan terbaik menyikapi musibah adalah kita pasrahkan
diri kita kepada Allah SWT dengan sikap tawakkal dan tawaddhu’ serta bersabar.
Mudah-mudahan banyak hikmah yang bisa kita petik dan ambil pelajaran dalam
mengarungi kehidupan ini.
Islam tidak memandang musibah itu adalah bentuk murkanya
Allah, tapi adalah teguran kepada umat-Nya, cobaan bagi orang-orang yang
beriman dan pelajaran buat orang-orang yang masih bergelimang dosa dan maksiat.
Melalui musibah seyogianya dapat mempertebal keimanan kita karena begitu
mudahnya Allah SWT menunjukkan keperkasaan-Nya kepada kita.
Allah SWT berfirman: “Yang menjadikan kematian dan
kehidupan, supaya Dia menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk 2).
Ayat ini mengajarkan kita bahwa Allah SWT akan menguji
kesabaran kita sebagai orang beriman, sama halnya dengan orang-orang yang
menempuh pendidikan, ada ujian yang dilalui agar dapat lulus dengan hasil yang
memuaskan.
Rasulullah SAW bersabda: “Jika Allah berkehendak positif
kepada hamba-Nya, maka Dia akan mendahulukan siksanya terhadap hamba-Nya, dan
jika Allah berkehendak negatif terhadap hamba-Nya, maka siksa akibat
dosa-dosanya ditunda sampai ke akherat kelak.” (HR Tirmidzi).
Sikap yang diajarkan Rasulullah SAW hendaknya senantiasa
mampu kita terapkan karena lima belas abad yang lalu Nabi mengalami banyak
serangkaian musibah dan cobaan ketika berupaya meyakinkan orang-orang kafir
tentang kebenaran Islam. Cobaan dan musibah datang silih berganti. Beliau
dicela, dicaci maki dan hendak dibunuh. Tapi beliau tidak pernah berputus asa
dan menyurutkan langkah serta menganggap itu adalah “bencana” sebagai bentuk
ujian yang harus ia lalui. Nabi akhirnya dapat memetik hasil sempurna dari
perjuangannya: Islam dapat diterima.
Selain meneladani perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kita harus menyikapi musibah yang terjadi dan menimpa kita dengan tetap ber-husnuzzhan kepada Allah SWT, berbaik sangka kepada-Nya dengan memandang serba positif terhadap keputusan yang Dia ambil. Baik terhadap diri kita, orang lain dan alam seluruhnya.
Selain meneladani perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kita harus menyikapi musibah yang terjadi dan menimpa kita dengan tetap ber-husnuzzhan kepada Allah SWT, berbaik sangka kepada-Nya dengan memandang serba positif terhadap keputusan yang Dia ambil. Baik terhadap diri kita, orang lain dan alam seluruhnya.
Orang yang ber-husnuzzhan terhadap Allah SWT memiliki
pandangan yang luas yang didasari oleh keimanan yang tangguh. Ia meyakini bahwa
segala keputusan atau takdir Allah baik berupa kesenangan maupun yang
menyusahkan tidak mungkin ditujukan-Nya untuk menyengsarakan umat manusia.
Keputusan Allah atas manusia tadi adalah bentuk dari pendidikan, cobaan atau
ujian untuk mengukur sejauhmana keimanan seseorang.
Bagi yang memiliki sifat husnuzzhan kepada Allah SWT,
bila ia mendapat ujian kenikmatan tidak sombong tetapi tetap tawaddhu’ dan bila
mendapat musibah di kala sulit tidak berkeluh kesah, tetap kukuh berprasangka
baik kepada-Nya. Karena Allah tidak akan memberikan beban kepada umat-Nya di
luar kemampuan. Hal ini Allah tegaskan dalam firman-Nya: “Allah menghendaki
kemudahan bagimu, bukan kesusahan.” (QS Al-Baqarah 185).
Islam memberikan pedoman bagaimana menyikapi musibah
(unheil:s.) sebagaimana ditulis Ibrahim Anis dalam bukunya Al-Mu’jam Al-Wasith:
·
Iman dan ridha terhadap ketentuan Allah SWT.
Sebagai orang yang beriman kita harus mempunyai keyakinan bahwa setiap bencana
dan musibah adalah benar datangnya dari Allah, tidak mengaitkan dengan hal-hal
lain seperti murkanya makhluk halus yang menunggu tempat tersebut. Karena
setiap musibah dan bencana yang menimpa kita adalah bentuk pelajaran yang harus
kita ambil hikmahnya.
·
Sabar menghadapi musibah. Sabar (ergeben)
adalah orang yang mampu menahan diri terhadap bentuk ujian yang menimpa kita
dan menerimanya dengan lapang dada. Karena orang yang beriman itu bila dia
ditimpa musibah akan tetap sabar dan bila dia diberi nikmat akan tetap
tawaddhu’ atau tidak sombong (aufgeblasen).
·
Ada hikmah dibalik musibah. Setiap musibah
dan bencana yang datang pasti mengandung hikmah (weisheit: w.) yang
tersembunyi. Bagi orang yang beriman menganggap itu merupakan pelajaran atau
mungkin Allah punya rencana dan maksud lain yang kita tahu rahasia dibalik
musibah tersebut.
·
Tetap berikhtiar. Maksudnya tetap berusaha
untuk memperbaiki keadaan atau menghindarkan diri dari bencana yang menimpa
tidak pasrah, menunggu dan diam saja. Kita harus punya inisiatif untuk berbuat dan bertindak agar kita dapat
keluar dari kesulitan yang menghimpit.
·
Bertobat. Tobat adalah kembali kepada Allah
setelah kita melakukan maksiat atau kita membersihkan semua kesalahan yang kita
perbuat dengan jalan dekat kepada-Nya. Islam tidak memandang manusia itu
bagaikan malaikat tanpa berbuat dosa, tapi sebaik-baik manusia itu adalah
segera berhenti dari perbuatan dosa dan bertobat dari kesalahan yang diperbuat.
·
Memperbanyak doa dan dzikir. Selagi sedang
ditimpa musibah kita dianjurkan memperbanyak zikir karena dengan jalan tersebut
dapat menentramkan hati dan menghilangkan kegelisahan sambil berdoa supaya kita
bisa keluar dari masalah tersebut. Nabi SAW mengajarkan dalam doanya:
“Allahumma jurnii khairon fii mushiibathii wa akhluf lii khairan minhaa.”
Artinya: “Ya Allah, berilah pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti bagiku
yang lebih baik daripadanya.” (HR Muslim).
·
Tetap Istiqamah. Seorang muslim yang tangguh
dalam menjalani cobaan yang diberikan Allah, dia tetap konsisten dan teguh
pendirian dalam menjalankan dan mengamalkan ajaran Islam. Tidak lantas dengan
ujian tersebut membuat ia semakin jauh dari ajaran agama bahkan timbul penyakit
stres atau mengambil jalan pintas bunuh diri.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Dia (Allah)
menundukkan untuk kamu; semua yang ada di langit dan di bumi semuanya (sebagai
rahmat) dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13). Ini berarti bahwa alam raya telah
ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat memanfaatkannya dengan
sebaik-baiknya.
2. Cara memelihara kebersihan
lingkungan:
Dimulai
dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana
menjaga kebersihan lingkungan, Selalu Libatkan tokoh masyarakat yang
berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan, Sertakan para pemuda untuk ikut aktif menjaga
kebersihan lingkungan, Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda,
Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai
setiap bulannya, Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah
rumah tangga menjadi sampah organik dan non organic
3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Tidak
mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah
tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam
tumbuhan pada lahan-lahan kosong
4. Pengeksploitasian
terhadap sumber daya alam harus dilakukan secara proporsional, tidak boleh
berlebihan. Jika mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan maka
ekosistem lingkungan bisa rusak sehingga masyarakat setempat dan juga industri
tersebut akan mendapatkan dampak buruknya.
5. Cara
menyikapi bencana : iman dan ridho terhadap ketentuan Allah SWT, sabar dalam
menghadapi musibah, ada hikmah dibalik musibah, tetap berikhtiar, bertobat,
memperbanyak do’a dan dzikir, tetap istiqomah.
B.
Saran
Marilah
dengan bijak kita menyikapi musibah yang diberikan oleh Allah SWT dan tetap
berharap mudah-mudahan kita dijauhkan dari musibah dan bencana, dengan cara dalam
memanfaatkan SDA harus tetap memperhatikan
kebersihan dan kesehatan lingkungan agar tidak menimbulkan dampak buruk
bagi kehidupan dan walaupun sekarang banyak dari saudara-saudara kita yang
tengah berjuang mengatasinya, Ini adalah ladang pahala dan kesempatan buat kita
untuk membantu meringankan beban mereka sambil berdoa semoga saudara-saudara
kita kuat dan mampu menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
o
Dr.
Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008
o
Kementrian Lingkungan Hidup RI, “HImpunan Peraturan Perundang-Undangan
Lingkungan Hidup”. Jakarta, 2002.
o
Drs.
H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa
al-Ulum.Makassar: Berkah Utami.
o
www.google.com
IZIN COPY
BalasHapusIZin copy
BalasHapusizin copy
BalasHapus