Tugas Kelompok
MAKALAH
HAKIKAT ETIKA
PROFESI KEGURUAN
Disusun Oleh :
Kelompok
II
Nama
|
:
|
Andi
Adrianah
Saputra
Handayani
Asrawati Asri
Nur
Diana
Nurhidayat
R.
Harnida
|
Kelas
|
:
|
V. D
|
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu
‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala
puji bagi Allah yang telah menganugerahkan rahmat dan taufiq-Nya kepada kita
semua, khususnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Hakikat Etika Profesi Keguruan.
Makalah
ini menjelaskan pengertian-pengertian yang terkait dengan etika profesi
keguruan, di antaranya pengertian etika,
profesi, keguruan dan lain-lain.
Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan, olehnya itu
kami menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya
kami berharap dengan hadirnya makalah ini dapat menambah wawasan kita sebagai
calon guru dalam memahami etika profesi
keguruan.
Makassar,
Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
I.
Latar Belakang 1
II.
Tujuan 1
III.
Rumusan Masalah 2
BAB
II : PEMBAHASAN 3
A. Etika, Etos dan
Loyalitas 3
B. Profesi,
Profesional, Profesionalisme, Profesionalitas
dan
Profesionalisasi 7
C. Guru dan
Keguruan 11
BAB
III : PENUTUP 15
Kesimpulan 15
Saran 16
DAFTAR
PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Pendidikan dapat
dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan individu agar mampu
memenuhi kebutuhan perkembangan dan memenuhi tuntutan sosial, kultural, serta
religius dalam lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan seperti ini
mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan
seyogyanya terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai
dengan nilai agama dan kehidupan yang dianut.
Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi proses perkembangan individu adalah
dengan
adanya sumber daya manusia (SDM) yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan yaitu guru. Salah satu ujung
tombak
tercapainya tujuan pendidikan adalah adanya peran
guru.
Di tangan para guru masa depan pendidikan akan terlaksana,
karena guru merupakan salah satu unsur yang berhadapan
langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran secara
nyata.
Satu unsur yang terkait langsung dengan siswa dalam
praktek
pendidikan adalah guru SD (Sekolah Dasar). Semoga dengan tulisan ini, saudara dapat menjadi seorang
guru SD yang benar-benar memaknai fungsi dan peran seorang
guru sebagai sebuah profesi yang membanggakan.
II.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian etika, etos dan
loyalitas.
2.
Untuk mengetahui pengertian profesi,
profesional, profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi.
3.
Untuk mengetahui pengertian guru dan keguruan.
III.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari :
a.
Etika
b.
Etos
c.
Loyalitas
2.
Apa pengertian dari :
a.
Profesi
b.
Profesional,
c.
Profesionalisme
d.
Profesionalitas
e.
Profesionalisasi
3.
Apa pengertian dari :
a.
Guru
b.
Keguruan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Etika, Etos dan Loyalitas
1.
Etika
a.
Pengertian
Etika
(Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti, karakter,
watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu subyek, etika
akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
buruk atau baik.
Etika
(ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang
hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.
Etika, pada hakikatnya merupakan dasar
pertimbangan dalam pembuatan keputusan tentang moral
manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara
umum
etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis
yang
sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam
memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang
sebaikbaiknya berdasarkan
timbangan moral-moral yang berlaku. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan
memutuskan perilaku yang paling baik sesuai dengan
norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian akan
terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia
yang
baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling
menghargai, tolong menolong, dsb.
Sebagai acuan pilihan perilaku, etika bersumber
pada norma-norma moral yang berlaku. Sumber yang
paling
mendasar adalah agama sebagai sumber keyakinan yang
paling asasi, filsafat hidup (di negara kita adalah
Pancasila), budaya
masyarakat, disiplin keilmuan dan profesi. Dalam dunia pekerjaan, etika sangat diperlukan sebagai
landasan
perilaku kerja para guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Dengan etika kerja itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat diwujudkan
sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan
produktif.
Menurut KBBI :
Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.
Menurut
Sumaryono (1995) : Etika berkembang menjadi studi tentang manusia berdasarkan
kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu etika juga berkembang
menjadi studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia
yang diwujudkan melalui kehendak manusia.
b.
Macam-Macam Etika
Ada dua macam
etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku
manusia :
1)
Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha
meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang
dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang mau diambil.
2)
Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha
menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a)
Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi
dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi
pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau
buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b)
Etika Khusus, merupakan penerapan
prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini
bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori
dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan
kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia
bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau
tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya. Etika Khusus
dibagi lagi menjadi dua bagian :
F Etika
individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
F Etika sosial,
yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan
bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain
dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai
anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia
dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan
idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
Dengan demikian
luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah
menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual
saat ini adalah sebagai berikut :
1.
Sikap terhadap sesama
2.
Etika keluarga
3.
Etika profesi
4.
Etika politik
5.
Etika lingkungan
6.
Etika idiologi
2. Etos
Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa
Yunani; akar katanya adalah ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan
karakter moral. Dalam bahasa Yunani kuno dan modern, etos punya arti sebagai
keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang.
Webster's
New Word Dictionary, 3rd College Edition, etos
didefinisikan sebagai kecenderungan
atau karakter; sikap, kebiasaan, keyakinan yang berbeda dari individu atau kelompok. Bahkan dapat dikatakan bahwa etos pada
dasarnya adalah tentang etika.
Kata "etos" bersumber dari pengertian yang
sama dengan etika, yaitu sumber-sumber nilai yang
dijadikan rujukan
dalam pemilihan dan keputusan perilaku. Etos kerja lebih
merujuk kepada kualitas kepribadian yang tercermin
melalui
unjuk kerja secara utuh dalam berbagai dimensi
kehidupannya.
3. Loyalitas
Loyalitas didefinisikan sebagai kesetiaaan pada
sesuatu dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi seseorang
merasa tidak perlu untuk mendapatkan imbalan dalam melakukan sesuatu untuk
orang lain.
B.
Profesi, Profesional, Profesionalisme,
Profesionalitas dan Profesionalisasi
1.
Profesi
a.
Definisi:
Secara
etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau
bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara
terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan
tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya
persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan
praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus
memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Profesi
adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau
menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi
yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus
diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut
Webstar (1989), Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang didapat dari pendidikan
akademis yang intensif. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
profesi merupakan pekerjaan yang tidak sembarang orang bisa melakukannya dan
dari pengertian tersebut dapat dilihat syarat-syarat suatu pekerjaan dapat
dikatakan profesi, yakni :
·
Adanya
ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang diperoleh
melalui pendidikan dan latihan khusus.
·
Adanya
kode etik profesi.
·
Adanya
pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.
·
Adanya
organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi masyarakat dari
layanan yang tidak semestinya.
Pekerjaan tidak
sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah:
sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan
belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan
yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya,
pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus
diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan
dan profesi adalah sama.
b.
Karakteristik Profesi
·
Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan
teoritis : Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang
ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut
dan bisa diterapkan dalam praktik.
·
Assosiasi professional : Profesi biasanya
memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk
meningkatkan status para anggotanya.
·
Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang
prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan
tinggi.
·
Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi
professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji
terutama pengetahuan teoritis.
·
Pelatihan institusional : Selain ujian,
biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan institusional dimana calon
profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh
organisasi.
·
Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran
dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa
dianggap bisa dipercaya.
·
Otonomi kerja : Profesional cenderung
mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya
intervensi dari luar.
·
Kode etik : Organisasi profesi biasanya
memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka
yang melanggar aturan.
c.
Ciri – Ciri Profesi
Secara umum ada
beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
·
Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian
dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang
bertahun-tahun.
·
Adanya kaidah dan standar moral yang sangat
tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada
kode etik profesi.
·
Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya
setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
·
Ada izin khusus untuk menjalankan suatu
profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat,
dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup
dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada
izin khusus.
·
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari
suatu profesi.
2. Profesional
Kata profesional berasal
dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin, diartikan
sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam sains dan
teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam
berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Profesional mempunyai makna yang mengacu kepada
sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya.
Penyandangan dan penampilan “professional” ini telah mendapat pengakuan, baik
segara formal maupun informal.
Profesional adalah orang yang menyandang suatu
jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang
tinggi. Hal ini juga berpengaruh terhadap penampilan atau cara kerja seseorang
dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
3. Profesionalisme
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu
kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Profesionalisme adalah
Penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu profesi;
dan
juga
mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi
untuk bekerja berdasarkan standar
yang
tinggi
dan kode etik profesinya.
Profesionalisme adalah suatu paham yang
mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat,
berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta
ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian, selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah
gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
4.
Profesionalisasi
Profesionalisasi
adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam
mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
5.
Profesionalitas
Profesionalitas
merupakan sikap para anggota profesi benar-benar menguasai, sungguh-sungguh
kepada profesinya.
Profesionalitas
adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
C.
Guru dan Keguruan
1.
Guru
Kata guru
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berbunyi: Guru adalah orang yang kerjanya
mengajar seperti guru agama, guru bantu, guru besar, maha guru, guru kepala dan
guru mengaji. Pengertian guru seperti disebutkan pada defenisi menurut kamus di
atas, sebenarnya merupakan pengertian yang global. Namun untuk lebih
mengkhususkan pengertian kita tentang guru secara rinci, berikut disajikan
defenisinya. Guru adalah :
a)
Seorang anggota masyarakat yang berkompeten dan
memperoleh kepercayaan untuk melaksanakan tugas pengajaran transfer nilai
kepada murid.
b)
Suatu jabatan profesional melaksanakan atas
dasar kode etik profesi.
c)
Suatu kedudukan fungsional melaksanakan tugas
atau tanggung jawab sebagai pengajar, pemimpin dan orang tua.
Terdapat
banyak pengertian guru. Dari segi bahasa, guru berasal dari bahasa Indonesia
yang berarti orang yang pekerjaannya mengajar.
Menurut
J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang dikutip oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan
bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting,
baik sekali, terhormat dan juga berarti pengajar.
Dalam
bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berdekatan artinya dengan guru, kata
teacher berarti guru, pengajar kata educator berarti pendidik,
ahli mendidik dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang
mengajar di rumah, memberi les (pelajaran).
Dalam
pandangan masyarakat Jawa, guru dapat dilacak melalui akronim gu dan
ru. “Gu” diartikan dapat digugu (dianut) dan “ru” berarti bisa ditiru
(dijadikan teladan).
A.D.
Marimba memberi pengertian guru atau pendidik sebagai orang yang memikul
pertanggungan jawab untuk mendidik. Sedangkan Zakiah Daradjat, lebih memilih
kata guru sebagai pendidik profesional, sebab secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang
terpikul dipundak para orang tua.
Menurut
Hadari Nawawi bahwa guru adalah orang yang mengajar atau memberikan pelajaran
di sekolah (kelas). Secara lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru berarti
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung
jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Artinya, guru
tidak hanya memberi materi di depan kelas, tetapi juga harus aktif dan berjiwa
kreatif dalam mengarahkan perkembangan murid.
Guru
menurut paradigma baru ini bukan hanya bertindak sebagai pengajar,
tetapi juga sebagai motivator dan fasilitator proses belajar
mengajar yaitu realisasi atau aktualisasi potensi-potensi manusia agar dapat
mengimbangi kelemahan pokok yang dimilikinya. Sehingga hal ini berarti bahwa
pekerjaan guru tidak dapat dikatakan sebagai suatu pekerjaan yang mudah
dilakukan oleh sembarang orang, melainkan orang yang benar-benar memiliki
wewenang secara akademisi, kompeten secara operasional dan profesional.
Untuk
menyandang predikat sebagai seorang guru tidaklah mudah, sebab predikat seorang
guru hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang benar-benar memiliki wewenang
secara mutlak. Kemutlakan tersebut ditandai dengan keprofesionalan dengan
ciri-ciri sebagaimana diatas, yang mana hal ini terdapat kesesuaian dengan
hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa setiap segala urusan
yang diserahkan pada orang yang tidak mampu secara maksimal, diantaranya
masalah pendidikan maka sudah secara otomatis tujuan pendidikan tidak akan
dapat tercapai, karena guru sebagai pembawa arah pendidikan tidak mumpuni dalam
mengantarkan murid menjadiinsan berkualitas baik bagi lingkungan sesamanya
maupun dihadapan sang Khaliq.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa, Guru adalah tenaga profesional yang diberikan tugas
untuk mendidik, mengajar, membimbing, melatih, mengarahkan dan memberi
nilai/mengambil nilai dari peserta didiknya.
Di
dalam pendidikan, guru mempunyai tiga tugas pokok yang bisa dilaksanakan yaitu
tugas profesional, tugas kemasyarakatan dan tugas manusiawi. Tugas profesional
adalah tugas yang berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi
tugas untuk mendidik, untuk mengajar, dan tugas untuk melatih. Tugas manusiawi
merupakan tugas sebagai seorang manusia. Tugas kemasyrakatan adalah tugas
sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang berfungsi sebagai pencipta
masa depan dan penggerak kemmpuan.
2.
Keguruan
Bermakna sebagai hal-hal yang menyangkut atau
berkaitan dengan guru misalnya pengajaran, pendidikan, dan metode pengajaran.
BAB III
PENUTUP
v Kesimpulan
Etika
(ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang
hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat. Etos bersumber
dari pengertian yang sama dengan etika, yaitu sumber-sumber nilai yang
dijadikan rujukan dalam pemilihan dan keputusan perilaku. Loyalitas
didefinisikan sebagai kesetiaaan pada sesuatu dengan rasa cinta, sehingga
dengan rasa loyalitas yang tinggi seseorang merasa tidak perlu untuk
mendapatkan imbalan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain.
Profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang didapat dari pendidikan
akademis yang intensif. Profesional mempunyai makna yang mengacu kepada
sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Profesionalisme
adalah Penampilan suatu pekerjaan sebagai
suatu profesi; dan juga mengacu kepada
sikap
dan
komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan
standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
Profesionalisasi
adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam
mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Profesionalitas
adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
Guru
adalah tenaga profesional yang diberikan tugas untuk mendidik, mengajar,
membimbing, melatih, mengarahkan dan memberi nilai/mengambil nilai dari peserta
didiknya.
v Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun kami harapkan demi perbaikan makalah ini dan
semoga makalah ini dapat menjadi khazanah pengetahuan khususnya bagi penulis
dan juga kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://wanipintar.blogspot.com/2009/05/hakikat-profesi-keguruan.html
·
http://wanipintar.blogspot.com/2009/05/hakikat-profesi-keguruan.html
·
http://bismillah-go.blogspot.com/2012/09/pengertian-profesi-profesionalisme-dan.html
·
http://lindaajja.wordpress.com/2012/10/30/konsep-profesi-keguruan/
·
http://mediainformasill.blogspot.com/2012/04/pengertian-definisi-loyalitas.html
·
http://www.putra-putri-indonesia.com/pengertian-etos-kerja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar