Ganti Background Blog Ini!





Get Widget




Minggu, 29 Juni 2014

Makalah Perencanaan pembelajaran dan hubungannya dengan desain pembelajaran


Makalah Individu

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

“Perencanaan Pembelajaran Dan Hubungannya dengan Desain Pembelajaran”

Di susun oleh :
   Nama        : Asrawati Asri
   Nim          : 10540 6527 11
   No.Urut     : 14
   Kelas        : II.D
              Dosen Pembimbing: Dra. Hj.Rawiyah Tompo, M.Pd.

JURUSAN PGSD S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012


KATA PENGANTAR
          Syukur Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas pengganti final pada mata kuliah “Perencanaan Pembelajaran, selain itu hal yang lebih penting adalah dapat digunakan oleh pihak terkait sebagai acuan dan juga untuk meningkatkan profesionalisme dan kualitas pembelajaran.
        Makalah ini disusun secara sistematis dan berdasarkan metode-metode yang ada, agar mudah dipahami  sehingga dapat menambah wawasan pemikiran para pembaca.
         Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun Saya harapkan dari para pembaca agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini.
        Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                                Makassar,  3 Juli 2012

                                                                                                            Penulis
                                                






DAFTAR ISI
   KATA PENGANTAR............................................................................................... i
   DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
D. Manfaat....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran....................................................... 3
B. Komponen Perencanaan Pembelajaran........................................................ 4
C. Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran......................................................... 6
D. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran......................................... 8
E. Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran................................................................................................9
F. Manfaat Perencanaan Pembelajaran........................................................... 10
G. Fungsi perencanaan pembelajaran............................................................. 11
H. Hubungan Perencanaan Pembelajaran dan Desain Pembelajaran............. 13
BAB III PENUTUP................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ............................................................................................... 18
B. Saran ......................................................................................................... 19
   DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 20



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (KBBI). Reformasi pendidikan memunculkan pembelajaran dalam 4 hal : learning to know, learning to do, lerning to be, learning to life together. Uu No. 20/2003 tentang Sisdiknas (pasal 1): pendidikan adalah usaha sadar dan Terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, Kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang Diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seorang arsitek yang professional, sebelum ia membangun sebuah gedung, terlebih dahulu ia akan merancang bentuk gedung yang sesuai denga struktur dan kondisi tanah, selanjutnya ia akan menentuka berbagai bahan yang dibutuhkan, menghitung biaya yang diperlukan termasuk menentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan.mengapa seorang arsitek perlu melakukan semua itu? Itulah pentingnya perencanaan, begitu juga halnya dalam pembelajaran.
Berangkat dari hal tersebut diatas guru memilik peranan yang strategis sebagai perancang/ perencana pembelajaran agar pembelajaran tersebut berhasil dan bermutu. Perencanaan yang merupakan bagian dari desain pembelajaran itu sendiri merupakan proses awal penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan keinginan yang membuat perencanaan. Dan yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat haruslah dapat dlaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran, bukan malah membuat sulit pelaksanaanya.
Begitu halnya dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai dengan target atau tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan. Disini Guru yang bertugas membuat perencanaan pembelajaran dituntut harus dapat menyusun berbagai program yang terkait dengan pengajaran sesuai dengan metode, pendekatan dan strategi yang akan digunakan.
Begitu urgennya perencanaan pembelajaran ini dalam pendidikan, maka dalam makalah yang berjudul “perencanaan pembelajaran” ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud perencanaan pembelajaran?
2.      Apa saja yang termasuk Komponen Perencanaan Pembelajaran?
3.      Apa saja yang termasuk Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran?
4.   Apa sajakah Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran?
5.   Langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam Penyusunan Perencanan Pembelajaran?
6.   Apakah Manfaat Perencanaan Pembelajaran?
7.   Apakah Fungsi Perencanaan Pembelajaran?
8.      Bagaimanakah Hubungan Perencanaan Pembelajaran dan Desain Pembelajaran?

C.    Tujuan
1.      Untuk Memberitahu kepada pembaca pengertian perencanaan pembelajaran, komponen perencanaan pembelajaran, jenis-jenis dan kriteria penyusunannya.
2.      Untuk memberi informasi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mentusun perencanaan pembelajaran, manfaat, dan fungsi serta hubungan perencanaan pembelajaran dan desain pembelajaran.

D.    Manfaat
Makalah ini dapat melatih penulis dalam penyusunan makalah, selain itu juga adalah :
1.    Bagi para pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya Perencaan Pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa.
2.    Merupakan sumbangan pemikiran berkenaan Perencanaan Pembelajaran yang dapat merubah paradigma pembelajaran ke arah yang lebih maju, kondusif dan berkualitas.
3.    Sebagai bahan pelajaran dan pertimbangan dalam menyusun perencanaan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan Pembelajaran
     Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan pembelajaran.Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut Kaufman (1972) perencanaan adalah sebagai suatu proses untuk menetapkan ”kemana harus pergi” dan bagaimana untuk sampai ”ke tempat” itu dengan cara efektif dan efisien.

Setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur :
1.      Adanya tujuan yang harus dicapai (tujuan merupakan arah yang harus dicapai).
2.      Adanya strategi untuk mencapai tujuan (berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana).
3.      Sumber daya yang dapat mendukung (penetapan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan).
4.      Implementasi setiap keputusan (implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya).

    Berdasarkan unsur perencanaan yang telah dikemukaan diatas, jadi perencanaan bukanlah khayalan atau angan-angan yang ada dalam benak seseorang melainkan dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen tertulis. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam; hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi.
Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antar guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat,bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa. Pembelajaran adalah terjemahan dar ”instruction”, menurut Gagne (1992) ”instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitataed”. Oleh karena itu mengajar merupakan bagian dari pembelajaran (instruction) dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tesedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim 1993:2).

Dari pemaparan di atas, maka konsep perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir.
2.      Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.      Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan.

B.     Komponen Perencanaan Pembelajaran
Yang dimaksud dengan Perencanaan pembelajaran berdasarkan beberapa pendapat, yakni;
1.      Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/ bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim 1993:2).
2.      Perencanaan Pembelajaran sebagai pedoman mengajar bagi guru/ calon guru dan pedoman belajar bagi siswa.
3.      Perencanaan Pembelajaran merupakan acuan jelas, oprasional, sistematis sebagai pedoman guru dan siswa dalam pembelajaran yang akan dilakukan.

Perencanaan Pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilakukan. Karakteristik Pembelajaran Mikro, setiap unsur perencanaan tersebut lebih disederhanakan, dan ada penekanaan terhadap jenis keterampilan apa yang akan dilatihkan.
Kesimpulan yang ditarik dari benang merah diatas, Perencanaan Pembelajaran adalah proses memperoyeksikan dari setiap komponen pembelajaran.

Pada dasarnya komponen perencanaan ada 3, antara lain;
1.      Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar, karena dengan perencanaan itu akan ditunjukkan tujuan yang harus dicapai (visi,misi dan sasaran). Dengan kata lain, tujuan adalah arah yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa adanya tujuan kegiatan pembelajaran/ pendidikan tidak akan berarti dan tidak terkandali. Tujuan merupakan cita-cita (harapan) atau visi – misi atau sasaran dan merupakan hal yang abolut dan tidak dapat ditawar lagi.
2.      Bagaimana Perencanaan Itu Dimulai
Perencanaan harus dimulai dari titik yang pasti, dalam arti tidak dimulai dari nol sama sekali, melainkan dimulai dari tingakat yang telah dicapai selama ini. Disini mangindikasikan bahwa pendidikan itu bersifat continue, yang dalam pelaksanaanya pun harus mengembangkan apa yang telah dicapai sebelumnya, tak ubahnya dalam perencanaannya.
3.      Cara Pencapain Tujuan
Merupakan alternatif cara atau upaya untuk mencapai tujuan dari titik berangkat yang telah ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekatan, kebijakan, juga strategi yang kemungkinannya sedikit banyak tergantung pada kemamuan untuk memilih man yang paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Ralph W. Tyler (1975) komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi empat unsur yaitu:
1.      Tujuan Pembelajaran, adalah suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif, baik dari segi pengatahuan keterampilan dan sikap.
2.      Isi Pembelajaran, merupakan isi atau bahan yang akan dipelajari siswa.
3.       Kegiatan Pembelajaran.
4.      Evaluasi, evaluasi juga berfungsi sebagai dasar diagnosis belajar siswa yang dilanjutkan dengan bimbingan atau untuk pemberian pengayaan.

C.    Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran
1.   Perencanaan Permulaan (Preliminary Planning)
Perencanaan ini sangat diperlukan oleh guru- guru baru dan guru yang baru mulai tugasnya disuatu skekolah. Dari tugasnya ini perlu mengadakan serangkaian penyesuaian diri terhadap situasi- situasi baru, membantu murid dalam belajar, memberi kesan yang menyenangkan bagi murid, sehingga menjadi betah bersekolah.
2.   Perencanaan Tahunan
Perencanaan ini berfungsi sebagai rencana jangka panjang. Langkah – langkahnya :
a.       Menentukan tujuan pembelajaran.
b.      Menyusun skor pelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
c.       Mengorganisasikan isi pelajarandalam bentuk masalah – masalah atau unit – unit atau minat siswa.
d.      Menentukan metode mengajar.
3.   Perencanaan Hari Pertama
Dalam rencana ini memuat; melaksanakan hal- hal yang bersifat rutin, prosedur dan bahan pengajaran, pengaturan tempat duduk murid, cara pendekata guru dengan murid dan lain- lain.
4.   Perencanaan Terus Menerus
Di sini dimaksudkan untuk merevisi rencana yang telah dibuat sebelumnya, karena rencana yang telah disusun sebelumnya itu masih dalam tartaran garis besarnya saja. Juga dalam perencanaan ini merupakan kelanjutan dari perencanaan yang sebelumnya.
5.   Perencanaan Bersama (Resource Unit)
Dalam perencanaan ini, penyusunan rencana menjadio tanggung jawab bersama dari semua guru, kepala sekolah, penilik, dan pengawas. Mereka bersama- sama dalam suatu kelompok kerja menyusun suatu rencana yang luas yang dapat menjadi pegangan para guru.
6.   Mengikutsertakan Murid Dalam Perencanaan
sebelum membuat perencanaan dengan murid, guru terlebih dahulu menyusun pre- planning dan telah mengadakan penjajakan sebelumnya tentang kebutuhan dan minat murid, sehingga pre- planning itu dapat sejalan dengan keiinginan mereka dan menghindari perubahan- perubahan yang tidak perlu.
7.   Perencanaan Jangka Panjang
Aspek-aspeknya antara lain;
a.          Perumusan tujuan- tujuan pembelajaran.
b.         Memilih isi dan kegiatan belajar.
c.          Mengorganisasi isi menjadi unit-unit. Belajar.
d.         Menyusun unit- unit belajar.
e.           Mengadakan seleksi atas prosedur- prosedur mengajar.
f.           Mempertimbangkan metode evaluasi yang akan digunakan.
g.         Perencanaan pengajaran unit
h.          Perencanaan harian dan mingguan
Rencana ini berisikan rencana harian dan mingguan untuk setiap mata pelajaran, dan untuk rencana ,mingguan dibuat secara garis besarnya saja.
8.   Rencana Kerja Harian
Rencana kerja harian terdiri dari dua kegiatan, yaitu; resitasi dan directed study. Dimana kedua kegiatan tersebut sangat berkaitan erat dengan unit dan tujuan pembelajaran.

Selain itu menurut besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam:
a.       Perencanaan makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh.
b.      Perencanaan meso, kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program dalam dimensi yang lebih kecil.
c.        Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat meso

Menurut telaahnya, maka perencanaan dapat dibagi menjadi:
a.       Perencanaan strategis yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasikan sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman
b.      Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
c.       Perencanaan operasional, yakni perencanaan bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan suatu program atau proyek, baik tentang aturan, prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari jangka waktu, maka perencanaan dibedakan dalam:
a.       Perencanaan jangka panjang yaitu perencanaan yang mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25 tahun.
b.      Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 4 sampai dengan 10 tahun.
c.       Rencana jangka pendek yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun.

D.    Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Dibawah ini dijelaskan beberapa criteria penyususnan perencanaan perencanaan :
1.   Signifikansi
Bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar prosespembelajaran berjala efektif dan efisien.
2.   Relevan
Bahwa perencanaan yang kita susun memiliki kesesuaian baikinternal maupun eksternal.
3.   Kepastian
Bahwa perencanaan pembelajaran tidak lagi memuat pilihan – pilihan akan tetapi berisi langkah – langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis dimana guru menentukan langkah – langkah yang sesuai dan dapa diimplementasikan.
4.   Adaptibilitas
Perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku.
5.   Kesederhanaan
Sederhana disini maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran harus mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan tidak rumit.
6.   Prediktif
Perencanaan dapat menggambarkan ”apa yang akan terjadi, seandainya...”
E.     Langkah – langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1.   Merumuskan Tujuan
Dalam merancang pembelajaran tugas guru yang utama dalah merumuskan tujuan pembelajara khusus beserta materi pelajarannya. Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1956) harus mencakup 3 aspek :
a.       Domain Kognitif.
b.      Domain Afektik.
c.       Domain Psikomotor.
2.   Pengalaman Belajar
Memilih pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tjuan pembelajaran. Belajar bukan hanya mencatat danmeghafal akan tetapi proses berpengalaman.
3.   Kegiatan Belajar Mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasarnya guru dapat merancang melalui penedekatan kelompok atau individual.
4.   Orang-orang Yang Terlibat
Perencanaan pembelajaran bertanggung jawab dalam menentukan orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran. Orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran khususnya yang berperan sebagai sumber belajar meliputi guru dan juga tenaga profesional.
5.   Bahan dan Alat
Penyeleksian bahan dan alat juga merupakan bagian dari sistem perencanaan pembelajaran.
6.   Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik dapat digunakan melalui proses perencanaan yangmatang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya sokongan finansial sesuai dengan kebutuhan.
7.   Perencaaan Evaluasi dan Pengembangan
Melalui evaluasi kita dapat melihat keberhasilan perencanaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa akan memberikan informasi :
a.       Kelemahan dalam perencanaan pembelajaran
b.      Kekeliruan mendiagnosis siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar.
c.       Kelengkapan tujuan pembelajaran khusus.
d.      Kelemahan – kelemahan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa mencapa tujuan pembelajaran.

F.     Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Ada beberapa manfaat yang didapat dari perencanaan pembelajaran :
a.       Melalui proses perencaan yang matang kita akan terhindar dari keberhasilan yang untung-untungan.
b.      Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
c.       Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
d.      Perencaaan akan membeuat pemebelajaran sistematis
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
1.      sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan;
2.      sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan;
3.      sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid;
4.      sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja;
5.      untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja;
6.      untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

Sedangkan penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk:
1.         Menghindari duplikasi dalam memberikan materi pelajaran.
Dengan menyajikan materi pelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai, dapat dihindari terjadinya duplikasi dan pemberian materi pelajaran yang terlalu banyak.
2.         Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai mengajarkan suatu mata pelajaran. Dengan kom­petensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun yang mengajarkan mata pelajaran tertentu tidak akan bergeser atau menyimpang dari kompetensi dan materi yang telah ditentukan.
3.         Meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan kesempurnaan siswa.
4.         Membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksa­naan akreditasi akan lebih dipermudah dengan menggunakan tolok ukur standar kompetensi
5.         Memperbarui sistem evaluasi dan laporan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasar pencapaian kompetensi atau subkompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain.
6.         Memperjelas komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan, atau pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan cara yang digunakan untuk menentukan keberhasilan belajarnya.

G.    Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya seperti dijelaskan berikut :
a.       Fungsi kreatif
b.      Fungsi inovatif
c.       Fungsi selektif
d.      Fungsi komunikatif
e.       Fungsi prediktif
f.       Fungsi akurasi
g.      Fungsi pencapaian tujuan
h.      Fungsi control

Selain beberapa fungsi diatas, ada juga beberapa fungsi dari perencanaan pembelajaran itu sendiri adalah :
1.      Memberi penjelasan terhadap guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan an hubungan dengan pelajaran yang dilaksanakan guna mencapai tujuan tersebut.
2.      membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajaranterhadapa pencapaian tujuan pembelajaran.
3.      menembah keyakinan guru terhadap nilai- nilai yang terkandung dalam pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4.      membantu guru dalam rangkan mengenal kebutuhan- kebutuhan murid.
5.      mengurangi kegiata yang bersifat trial dan error.

Konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1.        Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori­-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
2.        Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistemik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
3.        Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memper­hatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4.        Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengem­bangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5.        Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan peng­ajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam peren­canaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembe­lajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran.
6.        Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien.Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai diabaikan.

Perlu diperhatikan juga hal yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan pembelajaran, yaitu memperhatikan hal – hal yang harus dipersiapkan :
1.      Memahami kurikulum.
2.      Menguasai bahan pengajaran.
3.      Menyusun program kerja.
4.      Melaksanakan program kerja.
5.      Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

H.    Hubungan Perencanaan Pembelajaran dan Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta aktifitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan.
Sedangkan menurut Gentry (1994), berpendapat bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan.
Perencanaan Pembelajaran berbeda dengan Desain Pembelajaran, namun keduanya saling berkaitan dan berhubungan sebagai program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dengan demikian, perencanaan merupakan kegiatan menterjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (Shambaugh dan Magliaro, 2006).
Walaupun perencanaan pebelajaran berkaitan erat dengan desain pembelajaran. Perencanaan lebih menekankan pada proses pengembanagan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah, sedangkan desain menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa seperti yang dikemukakan Zook (2001) desain pembelajaran adalah ”a systematic thingking process to help learners learn”.
Dengan demikian, pertimbangan dalm menyusun dan mengembangkan sebuah perencanaan pembelajaran adalah kurikulum yang berlaku di suatu lembaga; sedangkan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan desain pembelajaran adalah siswa itu sebagai individu yang akan belajar dan mempelajari bahan pelajaran.

1.      Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar
Kualitas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembe­lajaran itu dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya. Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah. Jika bersifat intuitif, rancangan pembelajaran tersebut banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya. Akan tetapi, jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, rancangan pembelajaran tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan pembelajaran. Di samping itu, pendekatan lain adalah pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang merupakan paduan antara keduanya, sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiris yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran yang dikembangkan pula dengan penggunaan teori-teori yang relevan. Berdasarkan tiga pendekatan ini, pendekatan intuitif ilmiah akan dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih sahih dari dua pendekatan lainnya bila hanya digunakan secara terpisah.Berbagai teori yang telah dikembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristik yang menekankan pada perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan disimpan dalam ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang memandang bahwa proses belajar adalah mengaitkan pengetahuan ke struktur pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, dan basil belajar berupaterbentuknya struktur pengetahuan baru yang lebih lengkap.
2.      Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan
Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat. Dalam hal ini jika perencanaan pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berpikir makin maju pembelajarannya. Akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan dalam suatu kelompok tertentu akan banyak  mengalami hambatan karena perbedaan karakteristik siswa yang tidak diperhatikan. Hal lain yang merupakan karakteristik siswa adalah perkembangan intelektual siswa, tingkat motivasi, kemampuan berpikir, gaya kognitif, gaya belajar, kemampuan awal, dan lain-lain. Berdasarkan karakteristik ini, maka rancangan pembela mau tidak mau harus diacukan pada pertimbangan ini.
3.      Desain Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan
Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran atau hasil pengiring. Perancang pembelajaran sering kali merasa kecewa dengan hasil nyata yang dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati setelah pembelajaran berakhir terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada ranah sikap. Padahal ketercapaian ranah sikap biasanya terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu yang relatif lama terintegrasi keseluruhan hasil langsung pembelajaran.
4.      Desain Pembelajaran Diarahkan pada Kemudahan Belajar
Sebagaimana disebutkan di atas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya basil pembelajaran. Di samping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana, pelaksanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan kemudahan siswa untuk belajar. Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hal ini dilakukan dengan baik, sudah tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
5.      Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran
Desain pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut memengaruhi belajar. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metode, dan variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran dan harus diterima apa adanya. Yang masuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. Adapun variabel metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang masuk dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode pada kondisi tertentu, seperti keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran.
6.      Desain Pembelajaran Penetapan Metode untuk Mencapai Tujuan
Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengem­bangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu, barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah perancang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dan hasil pembelajaran yang diharapkan.

Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3) kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan.
2.      Kompenen- komponen perencanaan pembelajaran diantaranya; tujuan, bagaimana perencanaa itu dimulai, cara mencapai tujuan.
3.      Jenis – jenis perencanaan pembelajarann diantaranya; perencanaan permulaan, perencanaan tahunan, perencanaan untuk hari pertama, perencanaan terus menerus, mengikutsertakan murid dalam peremcanaan, perencanaan jangka panjang, perencanaan pengajaran unit, perencanaan harian dan mingguan, dan rencana kerja harian.
4.      Fungsi perencanaan pembelajaran ; Memberi penjelasan terhadap guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan an hubungan dengan pelajaran yang dilaksanakan guna mencapai tujuan tersebut, membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajaranterhadapa pencapaian tujuan pembelajaran, menembah keyakinan guru terhadap nilai - nilai yang terkandung dalam pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
5.      hal yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan pembelajaran, yaitu memperhatikan hal – hal yang harus dipersiapkan : Memahami kurikulum, Menguasai bahan pengajaran. Menyusun program kerja, Melaksanakan program kerja, Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
6.      Perencanaan pembelajarn dan desain pembelajaran berkaitan erat.




B.     Saran
Dari pembahasan diatas penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1.      Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran Oleh karena itu harus dikerjakan secara sungguh – sungguh dan bukan hanya untuk memenuhi syarat administrasi akademik atau sekedar untuk menyenangkan pengawas.
2.      Selain dikerjakan secara sungguh – sungguh guru juga harus pandai merencanakan perencanaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.




DAFTAR PUSTAKA


Amalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksra. 2006
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2004.
Pamungkas, Dudi (2009); Teori Belajar yang Melandasi Proses Pembelajaran. [Online], Tersedia; www.GrameenFoundation.org. [26 Desember 2009].
Sanjaya, Wina (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Perdana Media Group.
Sa’ud, Udin Syaefudin dan Makmun, Abin Syamsudin. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komperehensif . Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006.
Wahidi. Jadilah Guru yang Baik. [Online], Tersedia;
Harijanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.






1 komentar: